Pagi ini terasa berbeda, sarapan di ruang makan kali ini suasananya begitu kaku dan aneh, Naeun bisa merasakannya. Kalau biasanya meja makan terasa begitu hangat, kali ini terasa begitu dingin dan hening. Sarapan pagi ini menunya enak, tapi Naeun benar-benar tak menikmati sarapannya, sembari memakan masakan Joohyun, Naeun melirik kecil ayahnya dan Joohyun yang masih saling diam satu sama lain, tak ada lagi pembicaraan random ataupun jokes yang mereka lemparkan pada meja makan ini, terasa begitu sepi dan dingin saat ini, tak ada lagi kehangatan yang menyelimuti sarapan mereka.
"Kalau sudah selesai, letakkan saja piringnya di wastafel, mommy akan ke kamar Aciel!" Joohyun tiba-tiba berkata pada Naeun sembari bangkit dari duduknya dengan piring yang telah kosong.
Belum sempat Naeun menimpali, gadis itu sudah lebih dulu beranjak dari area ruang makan, meninggalkan Naeun yang makin merasa sedih akan suasana tak biasa yang hadir diantara mereka.
"Daddy dan mommy-- bertengkar?" Tanya Naeun pelan setelah mengamati kepergian Joohyun selama beberapa detik.
Sehun menghela napasnya dalam-dalam mendengat pertanyaan itu keluar dari bibir Naeun, "Tidak, hanya sedikit salah paham saja."
Naeun meletakkan sumpit anak-anaknya di meja dan mengerucutkan bibirnya, "Daddy berbohong, kalian bertengkar. Daddy sudah membuat mommy sedih!"
Sehun ikutan meletakkan sumpitnya diatas meja sembari meneguk air mineral pada gelasnya, kalau ditanya ada apa diantara dirinya dan Joohyun, Sehun juga tak bisa menjawab. Ia sendiri pun tak tahu alasan apa yang membuat Joohyun mendiaminya seperti ini, yang ia tahu, pagi ini ia tak mendapati Joohyun tidur seranjang dengannya, tahu-tahu mendapati gadis itu sudah berkutat di dapur dengan mata yang begitu sembab.
Saat Sehun bertanya ada apa dengan gadis itu, Joohyun hanya diam dan tak mengeluarkan sepatah kata apapun. Saat Sehun meminta maaf, Joohyun juga tak mengeluarkan reaksi apapun sampai Sehun begitu kesal dan berteriak tentang apa yang membuat Joohyun berubah, tapi gadis itu hanya menjawab dengan ketus dan dingin, "Ingat saja sendiri apa yang sudah kau lakukan semalam saat mabuk!"
Saat itu Sehun hanya mengusap wajahnya kasar, ia frustasi tak mendapatkan jawaban dari gadis itu. Berusaha mengingat pun ia sama sekali tak ingat, benar-benar tak ada satu pun potongan ingatan yang masuk ke dalam kepalanya setelah ia mabuk semalam.
Sehun tahu Naeun sedih dan kecewa akan apa yang terjadi di meja makan pagi ini, tapi pria Oh itu lebih sedih dan kecewa akan dirinya sendiri karena membuat Joohyun mendiaminya seperti ini.
"Naeun tidur pukul berapa semalam?" Tanya Sehun, kembali membuka percakapan dengan sang putri.
"Naeun tidur setelah mommy menyuruh Naeun naik ke kamar, malam itu masih ada ahjumma disini."
"Ahjumma?" Tanya Sehun bingung.
Naeun mengangguk, "Ahjumma yang menangis semalam, yang katanya ibu Naeun dan Aciel."
Ah, Jeon Hana?
"Kenapa Naeun memanggilnya ahjumma?" Tanya Sehun sedikit tak setuju atas penggilan sang putri untuk mantan istrinya.
Naeun mengerdikkan bahunya, "Naeun tak tahu harus memanggilnya apa."
"Dia benar ibumu dan Aciel, Naeun. Dia yang mengandung dan melahirkanmu."
"Naeun tidak suka, dia meninggalkan kita."
Sehun kembali menghela napasnya, "Kau harus sopan, lain kali panggil dia dengan mommy--"
"Dia bukan mommy, satu-satunya orang yang kupanggil mommy di dunia ini hanya Bae Joohyun."
"Naeun--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Inattendu
Fanfic{𝒇𝒆𝒂𝒕𝒖𝒓𝒊𝒏𝒈 𝑺𝒆𝒉𝒖𝒏 𝒂𝒏𝒅 𝑰𝒓𝒆𝒏𝒆} 𝘬𝘢𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘚𝘦𝘩𝘶𝘯, 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪 𝘑𝘰𝘰𝘩𝘺𝘶𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘶𝘵𝘶𝘩 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢. _________ !! 𝚒 𝚛𝚎𝚊𝚕𝚕𝚢 𝚊𝚙𝚙𝚛𝚎𝚌𝚒𝚊𝚝𝚎 𝚊𝚕𝚕 𝚝𝚑�...