41. Clingy

449 70 7
                                    

"Sudah merasa lebih baik? Pusing?"

Sehun hanya diam menatap Joohyun yang baru saja membuka tirai jendela kamar, menatap gadis itu dengan sendu mengingat bagaimana kejadian semalam tidak berjalan dengan baik, entahlah, ia tak bisa menyebutnya berjalan dengan baik juga karena ia membuat Joohyun menangis.

"Sehun?"

Membuyarkan lamunan pria itu, Joohyun membuka tutup gelas yang selalu tersedia di nakas sebelah ranjang Sehun, "Minum dulu, sepertinya kau masih belum merasa baik!"

Sehun kembali diam dan menerima gelas itu dari tangan Joohyun sebelum meneguknya hingga hampir tandas, menangis semalaman membuatnya haus.

"Sehun, kau baik-baik saja, 'kan?" Kini Joohyun duduk di pinggiran ranjang Sehun sembari membenarkan rambut Sehun yang berantakan.

Sehun bergeming, kenapa bisa ia mendapatkan gadis sebaik Joohyun? Kenapa Joohyun menyukainya? Bukankah seharusnya Joohyun mendapatkan pria yang lebih baik darinya? Seharusnya Joohyun bersama pria yang bisa mencintai gadis itu sepenuhnya.

"Kalau tak mau diganggu bilang saja, aku bisa keluar--"

"Jangan."

Joohyun menatap Sehun dengan kernyitan, sebenarnya ada apa dengan Sehun?

"Aku-- sudah merasa lebih baik, terima kasih. Bisakah kau disini saja dan mari kita berada di atas ranjang seharian sebelum ibuku mengantar anak-anak pulang. Aku ingin bicara sesuatu denganmu!"

"Tak mau sarapan dulu? Ini sudah pukul 10."

Sehun menggeleng, "Aku tidak lapar."

Oh, padahal Joohyun lapar sekali.

"Baiklah," Kata gadis itu akhirnya, naik ke ranjang Sehun dan duduk di samping pria itu.

Joohyun ikutan terdiam kala Sehun juga bungkam, keduanya terdiam satu sama lain, merasa canggung karena kejadian semalam yang membuat hubungan mereka terasa sedikit renggang.

"Maaf," Lirih Sehun.

Joohyun menghela napas, sejak tadi diam saja hanya untuk mengatakan maaf?

"Berhenti mengatakan maaf, Sehun."

"Bae, kenapa kau masih bersamaku? Kenapa tidak tinggalkan aku saja?" Tanya pria itu dengan memburu, menatap Joohyun dengan tatapan yang seakan memaksa Joohyun agar menjawab.

Joohyun jadi terdiam, menatap kedua netra Sehun yang meredup, "Kau memintaku untuk tinggal semalam, kalau kau lupa."

"Kau tinggal karena aku minta? Bagaimana kalau aku tak memintanya semalam?"

Joohyun kembali terdiam lagi, ia sendiri tak tahu apa jawaban dari pertanyaan Sehun, memang apa yang akan ia lakukan kalau Sehun tak memintanya tinggal semalam? Joohyun juga tak punya niatan meninggalkan pria itu, jadi, apa jawabannya?

"Aku kecewa, mungkin aku akan pergi beberapa hari dari sini dan tak akan melihat wajahmu selama beberapa hari untuk mengurangi rasa kecewaku."

"Jangan pergi."

Joohyun mengangguk, "Aku disini. Kalau aku ingin, aku sudah pergi sejak Hana datang."

Joohyun menatap jemarinya yang baru saja diraih Sehun dan dimainkan pria itu, "Kau sudah yakin mau menungguku?"

Joohyun kembali mengangguk, "Iya."

"Seharusnya aku jujur padamu lebih awal, 'kan? Aku menyesal membuatmu kecewa padaku, padahal kau sangat baik."

"Benar, mungkin aku tak sekecewa ini kalau kau mengatakannya padaku sejak awal. Lagipula ini semua sudah terjadi, lupakan saja! Aku akan menunggumu sampai kau benar-benar mencintaiku, aku akan menyerahkan semuanya pada Tuhan, kita akan bersama kalau Tuhan mengizinkan kita bersama."

InattenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang