21. His Mom

511 75 11
                                    

Entahlah, Joohyun merasa sedikit tak semangat untuk pergi ke rumah Sehun pagi ini, pasalnya Naeun dan Aciel akan meninggalkannya pergi ke Hong Kong hingga tahun baru. Joohyun tahu ia tak berhak sedih, hanya saja ia sudah menaruh harapan lebih pada natal dan tahun barunya tahun ini, ia ingin merayakannya bersama Naeun dan Aciel, tapi ternyata keduanya sudah punya rencana sendiri bersama ayah dan ibu Sehun.

"Selamat pagi, bi!"

Bibi Han mengernyit, menoleh dan mengalihkan perhatiannya sejenak dari penggorengan, tumben sekali Joohyun tak berseru dengan keras, padahal biasanya suara gadis itu membuat bibi Han terkejut.

"Ada apa? Kenapa kau lesu seperti itu? Sakit?" Tanya bibi Han dengan tangan yang kembali sibuk menggoreng ayam di wajan.

Joohyun menggeleng walau bibi Han tak dapat melihatnya dan memilih untuk duduk di kursi meja bar, "Hanya sedih saja Naeun dan Aciel akan pergi."

Bibi Han tersenyum, "Kau seharusnya sudah tahu kalau itu kegiatan rutin mereka setiap akhir tahun, tuan dan nyonya Oh akan membawa mereka pergi ke luar negeri untuk berlibur setiap tahunnya."

Oh, Joohyun tak tahu soal yang satu itu.

"Aku tak tahu soal yang itu, bi!"

"Kau ini seperti akan ditinggal lama saja, mereka hanya satu minggu dan akan segera kembali karena Naeun juga harus bersekolah, 'kan?"

Joohyun menghela napasnya, benar juga, tapi ia masih sedih, "Runa tak sarapan ya, bi? Aku tidak melihat Runa dan yang lainnya di halaman depan pagi ini, hanya melihat Kim ahjussi."

"Runa dan yang lainnya sedang cuti musim dingin, mereka pulang ke kampung mereka masing-masing," Jawab bibi Han yang kini sudah berganti dengan rebusan sup kacang merah.

"Hah? Ada cuti musim dingin juga?"

Bibi Han mengangguk, "Kim ahjussi dan aku juga akan cuti 2 hari sebelum natal, kami akan cuti bersama karena kampung kami sama. Kau juga akan mendapatkan cutimu saat Naeun dan Aciel berangkat nanti, Joohyun-ah!"

"Bibi akan merayakan Natal bersama keluarga bibi, ya?"

Bibi Han menoleh pada Joohyun dan mengangguk, "Bibi sudah tak sabar sekali, karena anak bibi Han akan berulang tahun juga tanggal 26 Desember, kami akan merayakan natal sekaligus ulang tahunnya. Aku juga sudah membelikan hadiah yang ia inginkan, ia ingin laptop, karena itu aku membelikannya beberapa hari yang lalu dan sudah membungkusnya tadi malam. Ia pasti akan sangat senang karena akhirnya ia punya laptop!"

Joohyun mengerucutkan bibirnya sembari mendengarkan cerita bibi Han, merasa terharu, "Bibi memang ibu yang terbaik!"

Sedang bibi Han hanya tertawa malu menanggapi pujian Joohyun, "Aku juga akan memasak makanan kesukaannya, ia suka sekali seafood pedas, jadi aku mengumpulkan uang agar bisa membeli aneka seafood yang banyak."

"Ah, aku iri sekali!" Gumam Joohyun, lagi-lagi membuat wanita paruh baya itu menoleh padanya.

"Dengar, aku akan memanjakanmu sebelum aku pulang ke kampung, besok kau datang kemari lagi, ya? Nanti kita menghabiskan waktu bersama!"

Joohyun seketika merasa semangat, "Sungguh, bibi mau?"

Bibi Han mengangguk, "Pokoknya kita habiskan waktu terakhir kita di tahun ini bersama-sama besok! Jangan lupa!"

"Bi, aku tak akan lupa! Astaga, aku senang sekali!"

Bibi Han tersenyum, merasa senang karena Joohyun, gadis yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri itu juga senang.

InattenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang