37. Birthday

367 52 13
                                    

Kalau ditanya, Joohyun tidak tahu harus menjawab apa, ini hari bahagia sekaligus menyedihkan untuknya. Pagi dini hari tadi bibi Han telah pergi, sedangkan Naeun berulangtahun hari ini. Naeun bilang, ia bahagia sekali karena bisa merayakan ulang tahun dengan sosok ibu setelah sekian lama, karena itu Joohyun begitu bahagia dan antusias menunggu hari dimana Naeun berulang tahun. Tapi di sisi lain, perasaan sedih masih tak bisa hilang karena kepergian bibi Han, itu membuatnya patah hati.

Sehun bahkan sampai menegur Joohyun agar tak terlalu bersedih mengingat mereka masih bisa bertemu kalau ingin, tapi tetap saja semuanya akan terasa berbeda tanpa bibi Han disisi mereka. Karena Sehun telah menegurnya, Joohyun jadi tak ingin membuat pria itu kecewa, maka Joohyun berinisiatif membuatkan kue ulang tahun untuk Naeun, dirinya akan membuat kue ulang tahun yang selama ini ia buat untuk dirinya sendiri kalau ulang tahun. Pagi-pagi sekali setelah mengantarkan kepergian bibi Han, Joohyun sudah pergi ke pasar tradisional terdekat diantar Runa setelah mendapatkan izin dari Sehun, sedangkan pria itu tinggal di rumah untuk menjaga anak-anak yang masih terlelap.

"Apa ada yang masih dibutuhkan lagi, Joohyun-ie?" Tanya Runa setelah di kedua tangan pria itu penuh dengan kantong plastik khas pasar tradisional.

Joohyun berpikir sejenak, "Sepertinya tidak, aku sudah membeli semua yang kubutuhkan!" Jawab Joohyun setelah melihat note pada ponsel dan semuanya telah tercentang.

"Mau pulang sekarang?" Tawar Runa.

Joohyun mengangguk dengan senyuman tipis di bibirnya, rasanya berbeda sekali, kalau biasanya ia pergi berbelanja ke supermarket atau pasar tradisional bersama bibi Han, kini ia malah pergi dengan Runa karena bibi Han telah pulang kampung.

"Naeun pasti senang karena acara ulang tahunnya dirayakan dengan dirimu disisinya," Kata Runa basa-basi setelah melajukan mobil meninggalkan area pasar tradisional.

Joohyun mengangguk, "Aku juga senang karena bisa merayakan ulang tahun Naeun."

"Kau pasti masih sedih karena bibi Han pergi, iya, 'kan?" Tanya Runa karena menyadari Joohyun terus diam sejak kepergian bibi Han pagi tadi, padahal biasanya Joohyun selalu cerewet dan tak pernah membiarkan suasana diantara mereka sepi seperti ini.

Joohyun menghela napasnya, "Aku sedih sekali, seperti merasa kehilangan seorang ibu untuk yang kedua kalinya."

"Aku mengerti perasaanmu, aku juga merasa demikian. Aku jauh dari ibuku di kampung dan bibi Han selalu merawatku dengan baik layaknya ibuku sendiri, aku juga merasa kehilangan. Tapi mungkin ini adalah jalan terbaik untuknya, lagipula ia juga sudah tua, sudah seharusnya ia beristirahat di rumah dan berhenti mengurus rumah tuan Sehun."

Joohyun mengangguk kecil, "Aku juga merasa demikian, aku hanya masih belum terbiasa akan ketidakhadiran bibi Han di sisi kita."

Runa hanya terdiam mendengarkan perkataan Joohyun, ia sungguh juga mengerti bagaimana perasaan gadis itu karena ia juga sama merasa kehilangan sosok ibu dalam diri bibi Han.

Sedang Joohyun kembali menatap ke sisi jendela, menatap deretan jalanan serta kendaraan yang berlalu lalang, pikirannya kembali melayang pada keadaan kemarin siang saat bibi Han menceritakan tentang Sehun kepadanya, juga bagaimana saat wanita paruh baya itu menyadarkannya tentang keseriusan Sehun atas hubungan mereka. Ia juga sedih akan hal itu karena sadar bahwa ia telah membuat Sehun menunggu selama itu, padahal apalagi yang harus mereka tunggu untuk segera terikat?

"Terima kasih telah mengantar, Runa!"

Mereka baru saja memasuki area rumah dan Runa menghentikan mobil di depan pintu rumah, "Sudah jadi kewajiban-ku, mulai saat ini, kalau mau berbelanja ajak aku atau Jinyoung hyung saja, ya?"

InattenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang