13. Worried

572 96 18
                                    

"Apa Naeun menikmati makanannya?"

Naeun yang ditanya oleh sang ayah mengangguk dengan cepat, masakan bibi Han memang selalu enak, apalagi hari ini bibi Han memasak menu favoritnya, ditambah lagi dengan sang ayah yang membawa sekotak ayam bumbu setelah pulang menyelesaikan schedule-nya, membuat nafsu makan Naeun semakin meningkat, lagipula siapa yang tak suka ayam, iya, 'kan?

"Aku suka ayam ini, daddy harus sering membelinya!" Katanya setelah memakan satu gigitan ayam tanpa tulang yang sudah di bumbu saos manis.

Sehun menggeleng sembari menggerakkan telunjuknya ke kanan dan ke kiri, "Tidak boleh terlalu sering memakan junk food, itu tak baik untuk kesehatan!"

"Ish, daddy tidak asik sekali! Padahal makanan ini lezat!" Gerutu Naeun kesal, kembali memasukkan sepotong ayam ke dalam mulutnya.

Sedang Sehun tertawa pelan dan mengusap surai Naeun yang duduk di sampingnya, lantas mendorong kotak berisikan ayam itu mendekat pada piring Naeun, "Makan saja semuanya, daddy sudah kenyang!" Katanya walaupun sebenarnya ia juga suka ayam, tapi ia sudah merasa kenyang hanya karena melihat Naeun yang makan terlalu lahap sore ini.

Naeun yang senang kemudian tersenyum dengan lebar, "Terima kasih, dad!"

Sehun mengangguk, lantas meneguk jus apel yang tadi dibuatkan oleh bibi Han, kemudian matanya mengitari sekitaran rumahnya, merasa aneh karena tak mendengar suara Aciel bermain, biasanya jagoannya yang satu itu agak berisik saat bermain, apalagi jika bermain mobil dan robot.

"Naeun-ah, dimana Aciel?" Tanya Sehun pada Naeun.

"Kata bibi Han, Aciel sedikit demam, karena itu bibi Han tengah menidurkan Aciel saat ini!" Jawab Naeun yang membuat Sehun mengernyit seketika.

"Demam?"

Naeun mengangguk, "Tapi kata bibi Han tidak terlalu demam, sudah diberi obat penurun panas juga!"

Perasaan khawatir tiba-tiba merasuki rongga dada-nya, entah kenapa tapi ia merasa ada yang tidak beres karena Aciel termasuk balita yang imun-nya kuat, balita yang satu itu jarang sakit. Ia dengan segera meninggalkan area ruang makan dan menaiki anak tangga menuju kamar Aciel, mendapati bibi Han yang tengah menggendong Aciel dengan gendongan bayi, tengah menghadap ke arah jendela.

"Apa Aciel sakit, bi?" Tanya Sehun dengan nada khawatir.

Bibi Han menoleh dan mengangguk, "Aku sudah memberinya obat, semoga saja keadaannya segera membaik besok!"

Sehun menghela napasnya sembari menatap Aciel yang tengah tertidur di gendongan bibi Han dengan plester penurun panas di dahinya, "Apa kita perlu membawanya ke dokter?"

"Kita tunggu sampai besok saja, semoga Aciel segera membaik esok pagi!" Jawab bibi Han yang diangguki oleh Sehun, lantas pria itu mengecup pipi Aciel sebentar sebelum pamit pada bibi Han untuk membersihkan tubuhnya yang baru saja pulang dari mengisi sebuah acara musik.

.

Joohyun menarik senyumannya saat kakinya yang sudah lelah melangkah akhirnya berhenti juga, tepat diatas gua dimana air terjun Cheonjeyeon berasal, tepatnya di jembatan Seonimgyo, jembatan yang terkenal karena gambar 7 peri-nya. Ia menarik napas dalam-dalam, meraup seluruh udara segar yang ada di sekitarnya, lantas mengedarkan pandangannya ke segala penjuru arah, menikmati bagaimana hijaunya pepohonan yang memanjakan kedua netranya, begitu juga telinganya yang dimanjakan oleh suara gemericik air terjun.

Ah, Joohyun tak bisa mendeskripsikan bagaimana perasaannya saat ini. Ia terlampau bahagia, menemukan kedamaian di kota orang, kedamaian dari alam yang tak akan bisa ia temukan di Seoul. Ia sungguhan merasakan self healing di pulau Jeju, self healing ini sukses membuat Joohyun merasa bahagia, walaupun tak banyak, setidaknya ia sudah merasa bahagia dan melupakan masalah hidupnya sejenak. Ia harus banyak-banyak berterima kasih pada Rahee yang membantunya mencari destinasi di Jeju, berkat Rahee ia jadi memantapkan keputusannya untuk pergi. Jika tidak, mungkin ia kini tengah stress akibat berkutat dengan lamaran pekerjaan yang menyebalkan. Tidakkah Joohyun benar, mencari pekerjaan adalah hal yang menyebalkan, 'kan? Apalagi jika kau tak kunjung mendapatkan pekerjaan, itu bisa membuat manusia gila mendadak.

InattenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang