8. Naeun's Mom

750 115 48
                                    

Gadis dengan rambut sebahu itu tertawa kala balita berusia 2 tahun di depannya kembali melemparkan mainannya ke meja makan, bermaksud untuk bercanda dengan gadis yang beberapa minggu ini menjaganya juga sang kakak, tawa bocah bernama Oh Aciel itu juga tak kala menggelegar kala Joohyun menggodanya dengan menggelitik perut gembul Aciel.

"Tidak boleh, Aciel! Nanti kotor!" Peringatnya sebelum mengambil mainan berupa plushie itu dan memberikannya kembali pada Aciel.

"Jangan, ya!" Peringatnya sekali lagi sebelum membereskan seluruh alat makan yang baru saja ia gunakan untuk menyuapi Aciel makan siang.

Lantas matanya beralih ke arah ruang tamu saat mendengar suara pintu terbuka, tampaknya Naeun sudah pulang, ia memasang senyuman terbaiknya sebelum senyuman itu perlahan memudar kala melihat Naeun berlari begitu saja menaiki anak tangga, mengabaikan Joohyun yang tengah menatapnya dengan kernyitan, berpikir tentang apa yang membuat Naeun tidak menyapanya atau berteriak untuk mengatakan jika ia sudah pulang.

Joohyun kemudian menggendong Aciel dan membawanya ke dapur, memberikan balita kecil itu pada bibi Han yang sedang membereskan beberapa alat masak. Sedangkan ia kini melangkah tergesa menuju kamar Naeun dan cukup terkejut saat mengetahui pintunya terkunci, lantas tangannya menggedor pintu tersebut dengan perasaan khawatir.

"Naeun-ah, ini unnie! Unnie boleh masuk tidak?" Katanya, masih menggedor pintu.

Ia sungguh khawatir.

"Naeun, buka pintunya! Unnie ingin bicara sebentar saja!"

Ia menghela napasnya berat saat tak mendapatkan jawaban apapun dari permintaannya, Naeun tampaknya tengah tak baik-baik saja dan itu membuatnya merasa khawatir.

"Naeun sedang ada masalah, ya? Mau bercerita pada unnie?" Katanya sekali lagi, "Jangan seperti ini, unnie sedih sekali jika Naeun seperti ini! Unnie merindukan Naeun dan ingin memeluk Naeun, buka pintunya, ya?"

Lantas bibirnya menarik sebuah senyuman tipis kala mendengar suara kunci diputar dari balik pintu, ia kemudian melangkahkan kakinya memasuki kamar Naeun setelah Naeun membuka pintu kamarnya dengan lebar, memberi jalan Joohyun untuk masuk. Tangan Joohyun lalu meraih tangan Naeun dan menggandengnya, membawa gadis kecil ini untuk duduk di pinggir ranjang. Ia menghela napas saat mengetahui mata milik Naeun yang sembab dan berair, tangannya kemudian mengusap surai panjang milik Naeun yang tadi pagi ia kuncir kuda.

"Ada apa? Apa Naeun diganggu teman Naeun lagi?" Tanyanya sembari membawa Naeun ke dalam pelukannya.

Bisa ia rasakan Naeun menggeleng dalam pelukannya, membuatnya mendesah kecewa, ia harap ia bisa mendengar keluh kesah Naeun dan ingin gadis kecil ini tak menyimpan masalahnya sendirian, "Apa Naeun--"

"Unnie, Naeun ingin makan!" Potong Naeun dengan cepat, menarik diri dari pelukan Joohyun, seakan-akan tak ingin Joohyun terus bertanya akan masalahnya.

Joohyun hanya bisa mengangguk setelah beberapa detik terdiam, mungkin Naeun masih belum mau bercerita padanya. Jadi, ia membawa Naeun ke ruang makan dan membawakan sepiring nasi dengan lauk yang sudah bibi Han masak siang ini. Ia mengusap pundak Naeun dan duduk di sebelah gadis kecil itu untuk menemaninya makan, sembari sesekali kembali bertanya tentang masalah yang tengah menimpa Naeun walaupun Naeun langsung menolak untuk menjawab.

Joohyun yang baru akan kembali bertanya merotasi kepalanya saat suara seruan Aciel terdengar dari arah belakang, ia lantas tersenyum dan mengambil Aciel dari gendongan bibi Han. Joohyun lalu membawa Aciel mendekat pada Naeun, karena biasanya Naeun akan mencium pipi Aciel tiap sepulang sekolah.

"Aciel-ah, noona rindu!"

Joohyun tersenyum manis atas perkataan Naeun sebelum semakin mendekatkan Aciel pada tubuh Naeun agar Naeun bisa dengan mudah meraih pipi gembul Aciel untuk dikecupnya.

InattenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang