Typo bertebaran:v
.
.
.
.
.
.
Happy reading:)______________________________________
Dibutuhkan hati yang kuat untuk mencintai,tetapi dibutuhkan hati yang lebih kuat untuk terus mencintai setelah terluka.
______________
"Ngomong apaan tadi Lo?"tanya Ollin kembali. Karna saat Bryan ngomong bertepatan dengan suara petir yang menyambar jadi nggak kedengaran."Kamu nggak dengar?" Balik tanya Bryan.
Ollin memutarkan kedua bola matanya malas."lah,gue nanya sama elo. Ya berarti gue nggak dengerlah"
Bryan menggaruk tengkuk belakang kepalanya. Dengan canggung ia kembali mengucapkan perasaannya. Karna apa? Karna ia takut kalau ia tak akan bertemu Ollin lagi. Ini adalah waktu yang tepat untuk dirinya memperbaiki hubungannya dengan Ollin. Ia takut jika tidak sekarang kapan lagi ia akan mengucapkan kata ini pada Ollin. sedangkan Ollin yang selalu tak mau menemuinya dan ayahnya yang sangat overprotektif padanya setiap kali Bryan datang kerumah. Bryan yang selalu diusir Dan mendapatkan hadiah pukulan dari mertuanya itu.
"Aku cinta kamu Orlin Evelina Effendy." Dengan yakin Bryan mengucapkan itu dengan tulus.
Tubuh Ollin membeku,ia kembali duduk dan terdiam ditempat duduknya,kedua matanya melebar seakan-akan mau keluar. Baru kali ini Ollin mendengar Bryan mengucapkan namanya dan itu nama lengkapnya pula. Dan tiga kata itu yang selalu Ollin tunggu tunggu. Yang selalu Ollin nanti nanti keluar dari bibir manis Bryan dan baru sekarang itu terucap. Namun mengapa rasanya menyakitkan? Rasanya sangatlah sesak!
Ollin menunduk. Entah kenapa air matanya keluar membasahi pipinya. Bryan yang melihat itu berdiri menghampiri Ollin. Dengan salah satu kaki ia tekuk dan ia tumpukan dilantai. Ia menangkup wajah mungil itu,membelainya begitu hati-hati dan lembut. Seakan diri Ollin ini adalah sesuatu yang sangat rapuh dan berharga yang gampang pecah jika ia terlalu kasar sedikit menyentuhnya.
Saat Bryan menyentuh pipinya. Ollin hanya diam tak berkutik. Air matanya tak mau berhenti. Apa ini air mata bahagia? Bahagia karna sesuatu yang sangat ia nanti akhirnya terwujud atau apa?
"Jangan menangis lagi karna aku. Aku mohon..." Dengan lembut Bryan mengecup kedua mata Ollin dan diakhiri dengan kecupan didahi dengan sangat lembut.
"Jika kamu bahagia berpisah dariku. Aku.....aku akan menuruti mu aku akan merelakan mu. Jadi tolong jangan menangis lagi karna diriku. Air matamu itu jangan kau sia-siakan untuk menangisi diriku yang berengsek ini."mengusap pipi Ollin dengan ibu jarinya.
"Kita akan bercerai dan kamu akan bahagia bukan?"tanya Bryan sedikit menundukkan kepalanya. Karna Ollin yang menunduk. Ollin hanya diam, menggigit bibir dalamnya menahan tangis.
"Semoga kamu selalu bahagia Ollin. Dan aku sudah dipastikan aku tak akan merasakan kebahagiaan karna aku tak pantas mendapatkan itu."lanjut Bryan "aku mencintaimu Ollin" itu kalimat terakhir yang Bryan ucapkan setelah itu ia pergi dari hadapan Ollin.
Ollin mengangkat kepalanya menatap Bryan dari belakang yang menerjang hujan deras itu dengan sedih. Setelah kepergian Bryan. Ollin meledakkan tangisnya. Bunda yang mendengar tangis Ollin segera keluar kamar dan menemukan putrinya yang sedang bersimpuh didepan pintu dengan tangis yang menderai.
💔👣💔👣💔
"Iya halo Mama. Ada apa malam-malam gini nelfon?" Tanya Ollin pada Ny. Kavindra diujung telfon.
"Ollin Tante mohon kamu kesini. Bryan Bryan..." Suara Ny. Kavindra begitu panik membuat Ollin seketika ikut panik.
"Iya Bryan kenapa Ma? Mama tenang dulu dong. Coba ngomong, kenapa? Bryan kenapa Ma?"
"Bryan kecelakaan!"tangis Ny. Kavindra.
Jantung Ollin mencelos, mendengar berita tersebut.
"Bryan dirumah sakit mana Ma?"tanya Ollin seraya ia menggapai kunci mobil dan kardigannya.
"Di rumah sakit Mahardika. Kamu hati-hati dijalan kalo mau kesini, Ollin"titah Ny. Kavindra.
"Iya Ma. Udah dulu Ollin kesana segera Ma!" Balas Ollin menutup telepon nya dan memasukkannya dikantong kardigan yang sudah ia pakai.
Ayah yang baru saja akan kebawah melihat Ollin yang sepertinya tergesa-gesa bersuara." Mau kemana kamu pagi buta gini keluar?"
Ollin menghentikan langkahnya lalu berbalik badan melihat ayahnya yang ternyata sudah pulang. Ollin melirik sekilas jam tangannya teryata ini sudah pukul dua pagi. Ollin terlalu buru-buru dan tak melihat jam.
"Mau kerumah sakit, yah. Bryan kecelakaan Ollin harus ke sana sekarang!" Jawab Ollin mulai berjalan lagi tapi Suara ayah menghentikan langkahnya.
"Tunggu!"
"Apa lagi yah?! Kalau ayah mau ngelarang Ollin. Maaf yah. Ollin nggak bakalan nurut. Ini Bryan lagi berjuang antar hidup dan mati Ollin harus ke sana. Ollin nggak bisa cuman tidur dikamar sedangkan Ollin tau gimana keadaan Bryan sekarang. Ollin harus nemenin Bryan. Bryan pasti butuh Ollin yah. Pliss!"mohon Ollin menyatukan kedua telapak tangannya kerah ayahnya.
Ayah melangkah mendekati Ollin dengan pakaian kantornya. Ayah belum ganti baju karna baru sampai rumah.
"Kata siapa ayah mau ngelarang kamu? Biar ayah yang nyetir kamu kalihatannya syok gitu. Biar ayah yang nyetir takutnya kamu nanti diperjalanan kenapa-kenapa. Ayok!" Ajak ayah melangkah mendahului Ollin.
Ollin tersenyum lebar dan menyusul ayahnya.
💔👣💔👣💔
Sesampainya diruang yang sudah ditunjukkan oleh suster. Ollin bergegas memasuki ruangan tersebut namun langkahnya langsung berhenti saat melihat kain putih yang menutupi sekujur tubuh itu. Ollin menggelengkan kepalanya kuat-kuat.
Tidak Tidak ini tidak benar. Bryan tak mungkin secepat itu pergi. Jangan.... Ollin belum mempersiapkan diri untuk ini. Dan tak kan pernah siap.
"Tidak...kamu jahat! Aku belum balas ucapan kamu tadi. Aku juga cinta sama kamu Bryan. Sampai detik ini aku masih mencintaimu. Bagaimana bisa kau dengan teganya meninggalkan ku sendiri. Lagi-lagi kamu menyatiku! Aku sangat membencimu! Kembali, cepat kembali!"
|B E R S A M B U N G.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted [✔]
Любовные романы[WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Bagi Ollin menikah dengan Bryan seperti sebuah mimpi. Mimpi yang selama ini ia impikan terwujud. Namun lain lagi bagi Bryan pernikahan yang ia lakukan secara terpaksa, pernikahan yang tak diinginkan nya yang harus ia...