Typo adalah jalan ninjaku!
.
.
.
.
Happy reading ✌
"Kamu masih dingin?"tanya orang tersebut sedikit melirik Ollin dari kemudinya."Udah mendingan. Tolong antar kan saya ke rumah saya."jawab Ollin mengeratkan jaket yang diberi oleh orang itu untuk menghangatkan tubuhnya.
Setelah kejadian dimana mobil Ollin yang tiba-tiba mogok itu terjadi seseorang menawarkannya untuk ikut dengannya. Orang itu akan mengantar Ollin pulang tadinya Ollin menolak tapi setelah dibujuk oleh orang itu dan dirinya juga merasa kedinginan. Bajunya basah kuyuh dan ia tak memiliki barang yang bisa membuat tubuhnya ini menghangat dan Ia juga tak mau mati kedinginan!alhasil ia menerima tawaran orang tersebut.
"Syukurlah."katanya memfokuskan pandangannya pada jalanan tapi sesekali ia akan melirik ke sampingnya.
"Kenapa berhenti?"tanya Ollin menatap orang itu dengan alis terangkat satu.
"Kayaknya ada yang salah sama mesinnya, sebentar biar aku cek coba."ujarnya keluar dari mobil namun sebelum itu ia mengambil payung terlebih dahulu.
Setelah beberapa saat orang itu kembali masuk kedalam mobil dan menghela napas panjang .
"Kenapa?"tanya Ollin.
"Sepertinya benar. Ada yang salah dengan mesin mobilnya. Sebentar biar aku telpon mobil derek atau nggak supir aku yang ada dirumah."balasnya merogoh ponselnya yang ada disaku celananya.
Namun saat ponsel tersebut ada di genggamannya ponsel tersebut tak bisa dinyalakan, ia terdiam.
Ollin yang bingung pun bertanya."kenapa lagi? Cepat hubungi mobil dereknya!"
Orang itu menoleh seraya menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal, tersenyum canggung kerah Ollin.
"Aku lupa belum nge-charge hp ku,"jawabnya sedikit meringis.
"Terus gimana dong? Gue juga nggak bawa ponsel!"ceplos Ollin dengan basa informal ya.
Ollin mendengus kesal kesialan apa lagi yang harus Ollin terima?
Pertama mobilnya mogok,
Kedua ketemu lagi sama mantan suami? Iya, mantan suami. Bryan siapa lagi kalau bukan dia?
Iya, yang menolongnya adalah Bryan. itu mengapa Ollin menolak tawaran darinya. Ollin merasa tak nyaman ketika berduaan saja dengan seseorang yang selama ini ingin ia lupakan.
Lalu sekarang apa? Ia harus lebih lama lagi berduan dengan Bryan?!
Oh,ayolah mengapa kesialan ini harus menimpa dirinya? Dosa apa yang telah dirinya lakukan?
"Bagaiman kalau kita ke penginapan?"celetuk seorang disampingnya ini. Secara cepat Ollin menoleh dan melototi sang pelaku tersebut.
"Eh,eh maksudnya kita nggak bisa disini teruskan? Kita bisa meminjam charger seorang yang ada di penginapan yang ada didepan sana."katanya menjelaskan dengan cepat pula. Tak mau Ollin salah paham.
Ollin yang mengerti pun langsung membuang muka kearah jendela dengan pipi yang bersemu karna malu karna sudah memikirkan yang tidak-tidak.
"Gimana?"tanya memastikan.
"Ya udah ayo!"balas Ollin membuka pintu mobil tapi ditahan oleh Bryan.
Ollin menahan nafasnya jarak antara darinya dan Bryan saat ini sangatlah dekat. Muka Bryan yang berada didepannya dengan pandangan ke tangan yang ditahan oleh Bryan dengan posisi sedikit membungkuk.
Bryan menoleh pada wajah Ollin hidungnya dan hidung Ollin bersentuhan keduanya juga merasakan terpaan nafas hangat masing-masing.
Untuk berapa saat mereka terdiam membisu, mereka saling memandang hingga suara petir membuat mereka langsung menjauhkan diri satu sama lain.
"Ehem,ehem jangan keluar dulu biar aku keluar dulu bawa payung baru kamu keluar."katanya berdehem untuk menghilangkan kecanggungan.
"Oh,i-iya"balas Ollin sedikit tergagap.
Bryan pun turun menenakan payung berjalan memutari mobil menghampiri Ollin. Lalu mereka berjalan ke tempat pengenipan yang tak terlalu jauh dari tempat dimana mobilnya itu mogok.
"Kamu tunggu disini saja biar aku yang tanya."kata Bryan menyuruh Ollin untuk duduk dikursi yang ada didepan penginapan itu. Ollin hanya mengangguk sebagai jawaban.
Lalu Bryan masuk untuk meminjam charger tak lama Bryan kembali dengan raut wajah seperti menyesal.
Ollin yang melihat itu merasakan perasaan tidak enak.
Kesialan apa lagi ini? Lagi-lagi Ollin menyerukan pertanyaan tersebut.
Dan benar saja selanjutnya perkataan Bryan membuatnya kembali mendengus dengan kasar.
Bryan mengatakan kalau charge hp miliknya tak sama dengan yang dipunya oleh penjaga penginapan tersebut jadi Bryan mengajurkan pada Ollin untuk menginap saja malam ini di penginapan ini.
Ollin mau-mau saja memang karena tidak ada jalan lainnya. Tapi lagi dan lagi oh, tuhan sepertinya memang hari ini adalah hari kesialannya.
Ollin mau menginap di sini dengan syarat kamar terpisah tentu saja Ollin tidak mau kalau harus sekamar dengan Bryan.
Sudah berapa kali kesialan ini berlangsung? Banyakkk
Iyup kesial menghampinya kembali memang sepertinya kesialan sedang sangat menyukai Ollin sampai hingga saat ini Ollin selalu tertimpa kesialan.
'Hanya tersisa satu kamar saja' itu kata sang penjaga penginapan.
Ya mau tidak mau Ollin harus mau."Kamu mandi dulu saja biar aku cariin baju ganti."kata Bryan keluar kamar sebelum mendengar jawaban Ollin.
Ollin hanya menghela nafas dan dengan lemas memasuki kamar mandi dan mandi dengan air hangat.
15 menit berlalu Ollin sudah selesai mandi dan Bryan belum juga kembali jadi ia hanya memakai handuk kimono yang disediakan oleh penginapan ini. Bajunya yang basah ia jemur di balkon kamar.
Ceklek
Bunyi pintu terbuka lalu tertutup. Bryan menghampiri Ollin.
"Mana bajunya?"tanya Ollin mengerut kan dahi melihat Bryan yang tak membawakannya baju ganti melainkan segelas teh hangat untuknya.
Ollin menerima uluran gelas itu namun kerutan didahinya masih tetap ada.
"Aku ke toko samping tapi udah tutup." Ollin mengangguk paham lalu setelahnya ia melotot lebar.
Apa? Jadi ia harus memakai handuk saja malam ini tanpa dalaman apapun? Dan terlebih lagi malam ini ia akan tidur dengan mantan suaminya ini?
|B E R S A M B U N G.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted [✔]
Romance[WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Bagi Ollin menikah dengan Bryan seperti sebuah mimpi. Mimpi yang selama ini ia impikan terwujud. Namun lain lagi bagi Bryan pernikahan yang ia lakukan secara terpaksa, pernikahan yang tak diinginkan nya yang harus ia...