📌Akhir✅

5.5K 131 6
                                    

Typo bertebaran
.
.
.
.
.
Happy reading

Hari demi hari terlewati dan selama itu juga Bryan selalu datang ke rumah keluarga Ollin. Ia selalu berusaha untuk menemui Ollin dan ingin menjelaskan ke salah pahaman diantara mereka.

Bryan menyadari saat itu, ketika Ollin pergi dari sana meninggalkan dia dan Laura juga Salsa. Ollin pasti salah mengira, Bryan mengetahui itu.

Namun, usaha yang dilakukannya terasa sia-sia. Ollin tak mau sama sekali mendengarkannya jangankan mendengarkan melihatnya saja ia tak mau.

Pernah saat itu Bryan sengaja menemui Ollin di toko bunganya dan saat itu Ollin langsung pergi menghindari nya,sama sekali tak ingin melihatnya. Ollin tak mau mendengarkan penjelasannya.

Ia benar-benar frustasi akan hal itu. Bagaimana cara agar Ollin mau menemuinya dan mendengarkan penjelasannya?

Pekerjaannya pun ikut terbengkalai begitu saja. Ia saat ini sedang mengecek berkas-berkas yang sudah menumpuk tak terkira. Karna paksaan dari sang papa, Bryan terpaksa harus mengurung dirinya didalam ruang kantornya untuk menyelesaikan tugasnya yang tertunda karna terlalu fokus pada Ollin.

Meskipun ia terkurung seperti ini namun tetap saja pikiran Bryan tetap pada Ollin-nya. Namun Bryan tidak bisa lagi melalaikan tugasnya sebagai COE karna Papanya mengancam akan mencabut hak warisan perusahaan ini darinya. Ya,meskipun Bryan tak perduli akan itu sekarang karna yang ia pedulikan adalah bisa menemui Ollin dan kembali bersama dengan keluarga kecilnya.

Namun, perkataan sang papa membuatnya tersadar. Jika ia melepas hak warisan ia akan menjadi miskin dan tak mempunyai uang, itu juga akan membuatnya malu saat menemui Ollin dan putrinya. Mau dikasih makan apa nanti anak dan istrinya itu jika itu semua terjadi.

Bisa saja si Bryan nantinya mencari pekerjaan lagi, tapi Bryan tak mau keluarga kecilnya merasakan kemiskinan maka dari itu sebelum ia kembali menemui Ollin ia akan menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu lalu ia akan fokus kembali pada masa depan keluarga kecilnya.

Tok tok tokk

"Masuk"seru Bryan tanpa mengalihkan pandangannya dari lembaran kertas didepannya ini. Ia harus cepat menyesuaikannya agar lebih cepat ia memikirkan bagaimana caranya agar Ollin mau menemuinya.

"Saatnya rapat pak."kata sekretaris Bryan.

Bryan menatap jam dipergelangannya lalu mengangguk, berdiri dari kursi kerjanya dan memakai jasnya lalu ia keluar ruangan yang diikuti oleh sekretarisnya.

"Apakah setelah ini masih ada kerjaan?"tanya Bryan pada sekretaris nya yang duduk di samping kemudi, Bryan sendiri dia duduk dibelakang.

"Sudah tidak ada tuan anda setelah ini bisa beristirahat sejenak."ucap sekretaris nya dan Bryan mengangguk mengerti.

Mobil berhenti karna lampu merah pandangan Bryan lurus ke depan menatap seorang yang amat sangat ia rindukan ada didepan sana tengah menyeberang .

Ia tersenyum lalu membuka pintu pintu mobil, sekretaris nya menghentikannya.

"Anda mau kemana, tuan?"

"Aku turun disini saja. Kalian boleh pulang."ucap Bryan cepat membuka pintu itu.

Ia tak ingin kehilangan wanitanya lagi. Ia harus meluruskan masalahnya dengan Ollin.

Saat akan mendekati Ollin Bryan menatap rambu lalu lintas yang sudah berubah dan melihat seorang pemuda yang mengendarai motor dengan kecepatan tinggi melaju kencang ke arah Ollin dengan cepat ia melangkah mendekati Ollin dan..

Unwanted [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang