Typo adalah jalan ninjaku..
.
.
.
.
.
.
Happy reading ✌______________________________________
Tak semua yang kau kira indah akan berakhir indah. Begitu pula dengan sebaliknya.
___________________________Saat ini Bryan tengah menyesap minumannya disebuah bar ternama di ibu kota Jakarta.
"elu kenapa sih, Yan?"heran seorang lelaki yang sedang menyesap minumannya juga, memandang Bryan sahabatnya yang kini terlihat tak baik-baik saja.
"hah..gue bingung Tra! gue bingung sama perasaan gue sendiri!"racau Bryan kepada sahabatnya yaitu Petrana Aji Putra atau biasa dipanggil dengan nama Petra itu adalah sahabat Bryan dari SMP.
Satu alis Petra terangkat,merasa heran dengan racauan Bryan.
"padahalkan ini yang gue mau,tapi kenapa hati gue kayak nolak gitu pas dia ngomong pisah ke gue Tra?"tanya Bryan menyesap kembali minumannya.
Tangan Petra memegang bahu Bryan dengan kuat.
"siapa yang minta pisah sama lu Yan?!"tanya tak sabar Petra,sedikit mengguncang bahu Bryan."Ollin minta pisah sama gue!"lirih Bryan yang masih bisa didengar oleh Petra.
"hah? serius lo?!"tanya Petra memastikan. ia hanya ingin memastikan saja apa yang ia dengar saat ini adalah benar.
"iya, lepasin! Lo kenapa sih?"timpal Bryan melepas kedua tangan Petra dari bahunya.
"ah, gua gapapa, gua cuman syok aja gitu kenapa Ollin bisa minta pisah sama elo, bukanya lo bilang kalau Ollin pernah mohon-mohon sama lo agar dia ga di ceraiin? Lah, sekarang kok udah minta pisah aja?"Petra mencoba untuk merubah raut wajahnya,menjadi datar seperti semula.
Petra adalah tempat curhat Bryan ketika ada masalah apapun itu Bryan akan menceritakan semuanya kepada Petra tak terkecuali masalah rumah tangganya dengan Ollin.
Sebenarnya Petra sangat terkejut saat pertama kali mengetahui kalau sahabatnya Bryan menikah dengan Ollin yaitu perempuan yang ia taksir dan yang selalu ia kejar namun tak pernah ia bisa raih itu menjadi istri dari sabahatnya tanpa sepengetahuan Bryan tentunya. Petra tak pernah sekalipun menceritakan tentang asamaranya kepada Bryan. ia sudah merelakan Ollin untuk Bryan mungkin memang Ollin bukan jodohnya. Namun ketika ia mengetahui fakta bahwa Bryan masih berhubungan dengan Laura yaitu kekasih Bryan ia sangat kesal kepada Bryan,menurut Petra, Bryan adalah lekaki yang sangat berengsek yang telah melukai wanita sebaik Ollin karna itu Petra bertekad untuk merebut Ollin dari Bryan.
"gue gak tau!mengukin dia udah gak kuat sama perlakuan gue sama dia?"ujar Bryan.
'Ya iyalah bego mana ada orang yang tahan kalo disakitin terus menerus sama elu, tanpa henti!gila aja kali!'batin Petra geram, melihat tingkah laku Bryan yang sangatlah kurang ajar.
"eh mau kemana?"tanya Petra melihat Bryan berdiri dari tempat duduknya melangkah dengan sempoyongan.
"gue mau balik kerumah"lirih Bryan. Petra langsung memapah tubuh Bryan menuju keluar bar,meskipun Bryan adalah cowok berengsek tapi Petra tetap akan khawatir jika ada sesuatu terjadi pada Bryan karna Bryan adalah sahabatnya.
"Pak tolong anterin dia dikawasan ini ya Pak,pastikan juga dia masuk kerumah dengan selamat! "tutur Petra memanggil supir pengganti untuk mengantarkan Bryan menuju kerumah, karna tidak mungkinkan jika Bryan mengendarai mobil dengan keadaan mabuk berat seperti ini?!
Sopir pengganti tersebut mengganggukkan kepalanya dan segera membawa Bryan menuju kedalam jok mobil belakang,dan sang sopir mengikuti arahan jalan yang ada diapk hpnya yang telah dikasih oleh Petra tadi.
Ting tong
Ting tong
Ting tong"iya bentar!"seru Ollin membuka pintu utama.
"ouh! Bryan!"pekik kaget Ollin melihat tubuh Bryan yang disangga oleh seorang pria."saya supir pengganti,dari tuan ini benarkah ini rumahnya?"tanya lelaki itu. Ollin mengganggukkan kepalanya lalu mengambil alih tubuh Bryan dari lelaki tersebut.
"sebentar saya ambilkan uangnya dulu!"
"oh, tak usah saya sudah dibayar sama teman tuan ini tadi, kalo begitu saya pamit pergi."pamitnya pergi dari hadapan Ollin dan Bryan.
Ollin memapah tubuh Bryan yang sedang dalam keadaan setengah sadar itu menaikki tangga menuju arah kamar dengan susah payah, sesekali Ollin membenarkan posisi Bryan yang merosot dari bahunya.
"huh!"hela Ollin menghempaskan tubuh Bryan kekasur, lalu melepaskan sepatu dan kaos kaki Bryan.
Ollin berkacak pinggang menatap kearah tubuh Bryan.
"kenapa sih elu selalu nyusahin gue kalo lagi mabuk!"kesal Ollin mendengus sebal ingin rasanya Ollin menghiraukan Bryan saat ini namun ia masih sadar akan tugasnya,ia masih sah istri dari Bryan jadi ia bertugas untuk mengurus Bryan."ollin..... "lirih Bryan menggeliat diatas kasur
"apa?"tanya ollin menanggapi lirihan bryan,namun tak ada balasan apapun
Ollin menghela nafas lalu menyelimuti tubuh bryan,saat ollin akan melangkah pergi ada sebuah tangan yang mencekalnya siapa lagi kalo bukan bryan,ollin menoleh menatap wajah bryan yang berkeringat dan memerah itu, reflek punggung tangan ollin menyentuh dahi bryan,ternyata benar dugaannya bryan demam,ollin melepas genggaman tangan bryan dari pergelangan tanganya,lalu menuju mebawah untuk mengambil alat kompres, setelah selesai menyiapkan handuk dan baskom berisi air hangat ia lalu membawanya kekamar bryan
Ollin menempelkan handuk basah itu didahi Bryan.
"Cepet sembuh deh Lo! Jangan nyusahin gue!"gerutu Ollin memeras handuk itu dan kembali menempelkan di dahi Bryan.
Ollin senantiasa menjaga Bryan yang sedang sakit dan selalu mengganti handuk itu saat sudah tidak hangat lagi.
Tak terasa Ollin sampai ketiduran di samping Bryan. Dengan posisi duduk dilantai dengan kepala di atas kasur menghadap ke Bryan.
Bulan terlah tergantikan oleh matahari dan sinarnya menyusup kecelah jendela menerpa wajah Bryan yang masih terlelap,ia membuka matanya dan menyentuk dahinya karna merasa selerti ada sesuatu ternyata itu adalah handuk lalu atensi Bryan beralih kepada Ollin yang tengah tertidur.
Bryan menatap lamat-lamat wajah cantik istrinya itu."apakah aku rela melepaskan mu?"tanyanya pada dirinya sendiri sambil menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah Ollin.
Kedua mata Ollin mengerjab beberapa kali lalu ia merenggangkan kedua tangannya yang terasa sangat pegal sekali.
"Udah bangun?"ucap Bryan tersenyum kearah Ollin yang membuat Ollin merasa aneh karna jarang baginya menerima senyuman dari Bryan ini.
Ollin menggangguk lalu bangun dari duduknya menempelkan tangannya di dahi Bryan dan membandingkannya dengan dahinya sendirinya. Ollin bernafas lega,demam yang dialami Bryan sudah reda.
"Tunggu disini aku buatin bubur dulu buat kamu!"ucap Ollin keluar kamar Bryan.
Setelah beberapa menit Ollin kembali dengan sebuah nampan ditangannya yang berisi semangkuk bubur,obat,dan segelas air putih ia menaruh di meja sebelah ranjang Bryan lalu mengambil meja lipat kecil dan ditaruh diatas paha Bryan setelah itu ia menaruh nampan tersebut dimeja itu.
"Dimakan kalo udah minum obatnya,aku kebawah nanti kalo udah selesai taruh aja dibawah nanti aku ambil!"tutur Ollin ingin melangkah pergi tapi dihentikan oleh Bryan.
"Boleh suapin saya?" Ollin berbalik dan mengerutkan dahi,bingung.
"Tangan saya lemas, saya nggak bisa makan dengan kedua tangan saya sendiri!"ujar Bryan.
Ollin mendengus kasar dan mendudukkan dirinya dipinggiran kasur lalu menyuapi Bryan dengan telaten sampai bubur yang ada di mangkuk habis.
| B E R S A M B U N G....
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted [✔]
Romance[WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Bagi Ollin menikah dengan Bryan seperti sebuah mimpi. Mimpi yang selama ini ia impikan terwujud. Namun lain lagi bagi Bryan pernikahan yang ia lakukan secara terpaksa, pernikahan yang tak diinginkan nya yang harus ia...