📌Oh Shit!

1.4K 60 0
                                    

Typo bertebaran:v
.
.
.
.
.
.
Happy reading:)

______________________________________

I’m gonna be in a deep shit.
_______________

Setelah mandi dan berganti baju Ollin berdiri di balkon kamarnya yang langsung menghadap ke arah laut. Sambil menunggu Bryan selesai mandi ia duduk di kursi yang ada disana dengan segelas coklat panas digenggamnya.

"Ayo kita kebawah!"seru Bryan yang sudah berdiri disampingnya dengan pakaian kasualnya. Ah suaminya ini kenapa tambah ganteng sih? Ketika memakai baju kasual gini?

Rentetan pujian Selalu bersarang dibenak cantik Ollin ketika melihat wajah sang suami yang sangat amat tampan ini.

"Kok malah bengong? Uh aku tau kok kalo aku ini ganteng banget sampe sampe kamu nggak kedip dan itu lihat air liur kamu menetes!"

Sepontan saja Ollin langsung menyentuh bibirnya tapi tak ada pun itu air liur yang dikatakan Bryan tadi. Sampai ia sadar jika ia dibohongi oleh Bryan ia kesal dan langsung memalingkan wajahnya yang tertekuk ke arah lain yang penting nggak liat wajah songong suaminya ini.

Bryan terkekeh geli dan berlahan mendekati Ollin ia duduk disebelahnya dan memeluk Ollin dari samping dengan kepala yang ia jatuhkan dipundak sang istri, dari sini ia bisa menghirup wangi tubuh sekaligus rambut Ollin yang berbau buah-buahan. Aduh jadi pengen memakannya! Batin Bryan menggigit bibir bawahnya.

"Ngapain sih! Lepas nggak!"sentak Ollin mencoba memberontak didalam dekapan Bryan.

"Ollin...."

Aduh suara serak basah ini......membuat Ollin menegang.

"I-iya?" Kenapa pula suaranya jadi gugup seperti ini?

"Bolehkah aku makan..."ucapannya seperti menggantung.

"Ten- -tentu saja boleh. K-kamu mau makan apa?" Pliss deh ini kenapa ngomongnya jadi gagap begini elah! Rutuk Ollin.

"Kamu....aku ingin makan kamu. Boleh?"tanyanya lagi yang diakhiri dengan kecupan singkat dilehernya.

I’m gonna be in a deep shit.

Umpatan itu yang ada dibatin Ollin saat ini! Ia sepertinya akan mengalami masalah besar saat ini. Ya Ollin paham apa yang dimaksud oleh Bryan itu dan Ollin sangat tau pula jika yang diinginkan oleh Bryan itu adalah kewajiban ya sebagai seorang istri. Tetapi.... tetapi..... Ollin rasa-rasanya nggak siap gitu sih?

Padahal ini bukan kali pertama ia melakukan itu dengan Bryan ,tapi hey ia melakukan itu juga karna terpaksa dan kesan pertamanya adalah sakit, sangat sakit. Dan Ollin menetapkan jika melakukan itu pasti akan sakit.

Ollin tak tahan rasa sakit itu, itu benar-benar sakit! Dan Ollin tak mau merasakan rasa sakit itu. Kata orang saat melakukan itu akan merasakan nikmatnya surga–duniawi ini tapi bagi Ollin itu adalah sebuah siksaan!

"Kamu sakit? Kenapa dahi mu penuh dengan keringat?"

Ollin menoleh dengan wajah pucatnya menatap Bryan tanpa berbicara apapun ia hanya diam saja.

"Aku takkan melakukan itu. Tenang saja,aku bisa menahannya kok. Aku tau kamu sangat ketakutan akan hal itu. Aku emang berengsek bisa-bisanya aku memberi kesan pertamamu dengan sangat menyakitkan itu. Maafkan aku. Aku takkan meminta hak ku karna aku sadar aku tak pantas untuk itu."untaian kata itu keluar dari bibir Bryan dengan amat lirih mungkin jika Ollin saat ini tidak menajamkan pendengarannya ia takkan mendengar rantetan kata itu.

Tergambar jelas raut wajah bersalah diwajah Bryan tersebut. Ollin membenarkan apa kata Bryan. Bryan memang berengsek. Bisa-bisanya dia menjadikan kesan pertamanya begitu suram seperti itu?

Tapi mau bagaimana lagi? Itu masa lalu jadi Ollin hanya bisa menghela nafas dan mencoba untuk melupakan masa lalu yang kelam tersebut dan menyambut masa depan yang cerah bukan?

Tangan Ollin meremas tangan Bryan yang ia genggam." Nggak papa aku maafin kok lagian itu masa lalu. Dan aku mau menyambut masa depan tanpa adanya rasa sakit masa lalu lagi. Bisakan?"timpal Ollin tersenyum manis.

Ollin mendekatkan wajahnya ke wajah Bryan dengan menutup mata Ollin mencium bibir yang sedikit terasa kasar ini dengan amat sangat lembut.

Bibirnya perlahan-lahan mulai bergerak mengikuti irama yang dibuat oleh Bryan.

Tak tinggal diam dengan itu Bryan menarik pinggang ramping Ollin dengan sekali sentakan Ollin sudah ada di pangkuannya.

Kedua tangan Ollin dituntun untuk melingkar dileher Bryan dengan tangan yang meremas rambut hitam legam milik Bryan.

Remasan tangan Ollin membuat libidonya semakin meningkat hingga Ollin mengeluarkan desahannya disela sela ciumannya itu diakibatkan oleh remasan tangan Bryan pada kedua dadanya.

Bryan melepas pangutannya lalu menatap manik mata Ollin dengan sayu. Bisa Ollin lihat dari wajah Bryan yang meminta lebih.

"Boleh nggak?" Ollin memekik karna remasan pada bokongnya .

Bryan masih menatapnya menunggu persetujuan Ollin dengan masih meremas bokong Ollin, menggoda.

Dengan sedikit ragu Ollin menjawab dengan melumat bibir Bryan dengan kesan menuntut dan bagaikan mendapat sebongkah emas secara tiba-tiba Bryan tersenyum lebar disela ciumannya dan mengangkat Ollin kedalam kamar, tanpa melepaskan ciuman antar keduanya yang Semakin memanas.

Dan ya didalam kamar tersebut terjadilah pergulatan antar keduanya tanpa henti dan dipenuhi dengan desahan erostis yang semakin menambah suasana panas pada sore menjelang petang tersebut.

Dan untuk Ollin dia melupakan keinginannya yang ingin melihat sunset, malahan sekarang sunset yang menjadi saksi bisu kegiatan menggairahkan tersebut.

|B E R S A M B U N G......

Unwanted [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang