22. JenoJaem

397 51 0
                                    

Jaemin tidak langsung ke kelasnya. Ia berkilah melalui gedung olahraga, ruang kesenian, tempat favoritnya atau lab kimia, bahkan ia juga melewati ruang untuk ekskul tinju

Langkahnya memelan saat ia mendengar dentuman keras dari dalam ruang tinju

Ia terdiam. Bukannya takut, hanya saja ia heran, mengapa ada yang berada diruangan ini sedangkan istirahat hampir selesai? Lalu, kenapa suaranya begitu keras?

Rasa penasaran Jaemin membuncah, ia memberanikan diri mengintip siapa yang tengah mengadu kepalan tangannya dengan samsak didalam sana

Netranya membulat seketika saat mengetahui siapa dalang perusak samsak tinju itu

Lee Jeno

Dia yang tengah memukul samsak hitam didepannya. Acuh dengan seragamnya yang mulai basah dengan keringat, begitu juga dengan wajahnya yang merah seakan menahan marah

Bahkan tangan kekarnya tak terbungkus satu helai kain pun. Dan itu sukses membuat Jaemin berfikiran jika Jeno itu gila

"aku tahu akibatnya, dan aku masih melakukannya"

"pabo! Aku menahan untuk tidak mengutarakan perasaanku, tapi dengan bodohnya aku malah mengutarakannya tadi malam!"

"JENO PABO~ ENYAH KAU!"

Sekarang Jaemin cukup paham dengan apa yang menimpa pemuda Lee itu

Ia memberanikan diri memasuki ruangan itu. Meski ia tahu jika Jeno tidak mengetahui keberadaannya

"emosimu sia sia kalau yang kau pukul hanya benda mati, setidaknya cari mangsa untuk menyalurkan emosimu itu, Lee"

Deep voice khas yang Jeno tangkap, sukses menghentikan aksi gilanya itu

Jeno terdiam saat Jaemin menatapnya datar di ambang pintu

"luapkan emosimu pada benda yang memiliki refleks cepat. Itu bisa mengurangi kekesalanmu, meski kau akan dipanggil psikopat!"

Jeno terhenyak kala Jaemin memberikannya kata kata tajam itu

"Na..."

Jaemin bersedekap. Masih menyaksikan Jeno yg sudah kacau

"wae?"

"kau menemuiku?"

Jaemin tersenyum miring
"aku hanya mengingatkanmu perihal tadi. Satu lagi, jangan berhenti sampai tulang tulang tanganmu itu terlepas satu persatu. Kau juga bisa pukul aku kalau itu bisa mengurangi amarahmu" tantang Jaemin

Jeno berdecih
"kau tidak tahu apa apa. Diam, dan pergilah"

"aku tahu hal yang tidak kau ketahui!"

"apa itu alasannya sampai kau menemuiku saat emosi? Na, cukup! Baru semalam sikapmu berubah, tapi kenapa sekarang kau berubah lagi?!"

Jaemin tahu jika ia mengalihkan pembicaraan. Mungkin Jeno tak mau kelihatan sedih didepannya

"aku Na Jaemin, dan aku sama!"

"ANI! KAU BERUBAH, KAU BUKAN NA JAEMIN!"

"apa yang kau ketahui jika aku berubah?" dingin Jaemin

"kau menjauhi ku! Dan itu cukup menjadi tolak ukurnya!"

"kalau aku menjauhimu karena suatu alasan, kau terima?"

"m-mwo?"

Jaemin melengang, meninggalkan Jeno dengan sejuta pertanyaan yang muncul didalam benaknya

Jaemin menghela nafas pelan
"aku masih sendiri, dan aku sudah memberikan nasehatku kepada 4 orang yang sedang galau. Na Jaemin payah!"

Jaemin terus berjalan, tak lama Jisung memekikkan namanya

NCT 고아원 *Panti asuhan NCT*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang