8. Pindah

581 71 6
                                    

Jaemin merapikan barang pribadinya di kamar Jeno

"YAK! KAU MAU KEMANA, NA!? KAU TIDAK AKAN KABUR KAN?!"

Sang empu mendelik malas
"jangan memperkeruh keadaan, Lee. Aku akan tidur di panti. Tidak kabur, lagipula kemana aku akan pergi, hm?"

"kenapa kau pindah, Na~"

"hanya ingin"

Jeno mendelik
"seorang Na Jaemin tidak pernah melakukan hal secara cuma cuma dengan alasan 'hanya ingin' saja. Jujurlah, Na~"

"b-bagaimana kamu mengetahuinya?" Jaemin tergagap

"apa guna Jisung yang membantuku memata-nataimu, Na? Hm?" Jeno sedikit sombong

Jaemin mendengus
"i-itu benar, Lee. Tapi, selain itu Jisung dan Sungchan sering meminta ku mengajarkan materi padanya. Akan lebih mudah kalau aku satu atap dengannya"

"kau bisa mengajaknya kesini"

Jaemin gelagapan
"aku tidak selancang itu, Jeno"

"bukan lancang. Tapi kau membutuhkannya. Atau- AKU TIDUR TAPI TIDAK BISA TENANG?! Dan itu alasannya"

Jaemin menggeleng
"bahkan tidurmu seperti manusia tak bernyawa, Lee"

Jeno melotot
"APA KATAMU?! SIAPA YANG MENGAJARIMU, HAH?!"

"tidak ada. Tapi itu kenyataan" Jaemin terkekeh

"ayo lah, Na. Kau baru semalam tidur denganku. Masih banyak lagi hal yang akan aku lakukan bersamamu nanti"

Jaemin gemas karena Jeno melengkungkan bibirnya ke bawah

"aku dibelakang rumahmu, Jeno. Jangan mendramatisir keadaan, ne? Kau bisa memanggillu dari balik jendela itu"

Jeno diam
"kamu, tak diancam siapapun agar pergi dari kamarku kan?"

Jaemin tersentak. Mendadak ia kehilangan kata kata

"aniya. Jaemin merasakan trauma karena kebakaran pantinya itu, Jeno. Dan Jaemin merasakan itu setiap malam"

Jaemin menghembuskan nafas lega. Beruntung Yuta datang tepat waktu

"k-kau bisa bercerita padaku, Na" lirih Jeno karena kasihan dg Jaemin

"trauma membutuhkan penanganan, Jeno. Dan aku sudah terbiasa dengan appaku yang sering histeris dulu"

Jeno mendengus
"ya ya ya. Baiklah, kuharap kau tidak lupa untuk selalu keluar panti saat malam hari, Na. Atau aku akan menyeretmu bermain game semalaman"

"promise"

"promise"

Jaemin dan Jeno menautkan jari kelingking mereka, tepat didepan Yuta

"bagaimana dengan kasurnya?"-Jeno

"eomma sudah membelikannya"-Yuta

"owhh. Baguslah, kau tidak kesakitan saat tidur nanti"


Jaemin dan Yuta duduk di ayunan. Yang lainnya sibuk dg kegiatan masing masing di dalam panti

"Yuta hyung, gomawo" bisik Jaemin

"apado gwenchana"

"ah iya, hyung. Kau, bisa menceritakan alasanmu sampai disini? Maksudku, kenapa kau bisa sampai bertemu eomma"

"sebenarnya aku dari Jeonju, Na. Aku ke Seoul ingin mencari adik kembarku"

Jaemin membulat
"adik? Kembar?"

Yuta mengangguk
"ne. Adikku dibawa seseorang. Mereka berpisah, tidak dalam satu tempat. Dan aku harus mencari mereka. Terlebih appa yang sedikit frustasi karena kehilangan mereka. Eomma, eomma sudah meninggal dulu"

NCT 고아원 *Panti asuhan NCT*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang