44. Kekecewaan

351 43 1
                                    

Sepulang dari rumah sakit, Jaemin benar benar merasa bosan. Jisung pergi bekerja karena memang sudah shiftnya, begitupun dengan Winwin. Berbeda dengannya yang mendapat shift pagi untuk esok hari lagi

Sedangkan yang lainnya juga ikut bekerja. Hanya Lucas, Mark, dan Hendery saja yang tetap di panti mengurus bisnis onlinenya

Dia berniat mempelajari materi yang belum ia pahami. Meski itu akan berguna jika ia masuk perguruan tinggi nantinya

"ishh, dimana buku ku itu?"

Sudah setengah jam Jaemin mengobrak abrik isi lemari miliknya. Mencari buku pengetahuan yang hilang entah kemana

"ck, oy Na Jaemin! Apa yang kau cari, hah?" sahut Hendery yang ikut pusing karena aksi Jaemin

"ck. Buku, hyung"

"hilang?"

"molla~"

"kenapa tidak pinjam lainnya?" tanya Lucas yang datang dengan segelas latte

"langka, hyung"

Jaemin terus memberantaki ranjang miliknya. Menghiraukan dua hyungnya itu yang menahan gemas

"langka bagaimana? Biar aku bantu cari"

Baik. Hanya Mark yang berbaik hati pada Jaemin. Hyungnya itu langsung menawarkan bantuan pada si namja Na

"yang diberi Kim ahjussi. Sampulnya putih, ada gambar gelas kimianyaa~"

"eh? Kim ahjussi?" agaknya Mark sedikit asing dengan nama itu. Mengingat ia tidak ikut pindah sekolah saat

"ne. Guru pembimbing olimpiade"

"kalau begitu. Kenapa kau tidak meminjam Jeno saja? Aku ingat kalau kalian ikut olimpiade. Meski berbeda mapel, setidaknya sekali pernah kalian ikut olimpiade yang sama" celetuk Lucas

Jeno ya? Hmm. Jaemin sudah berusaha melupakan kemarahan Jeno di rumah sakit tadi. Melupakan semua yang ia alami di rumah sakit

"Na" Mark menepuk pundak Jaemin

"wae?"

Ia membawa Jaemin duduk di salah satu ranjang

"apa kau membenci Jeno?"

Jaemin menhela nafas. Lagaknya tak ada yang tak tahu dengan apa yang Jeno perbuat padanya

"molla~"

"begini. Apa kau marah karena Jeno memukulmu?"

"hyung, Jeno begitu karena ada alasannya. Aku- tidak bisa marah padanya"

"lalu, bagaimana jika kau diminta menjauh dari Jeno? Entah siapa yang meminta. Kau mau?"

Jaemin menggeleng kecil
"ani. Aku seperti merasa memiliki saudara ketika bersamanya"

"kalau begitu, kau memaafkan Jeno kan?"

Jaemin mengangguk kecil

"sekarang, kau bisa cari bukumu di kamar Jeno. Nanti biar Lucas yang menjawab alasanmu di kamar Jeno jika ada yang tahu"

"YA! KENAPA-"

Lucas menutup mulutnya rapat rapat karena pelototan tajam Mark padanya. Hendery yang melihatnya hanya diam sembari menahan tawanya

"ne. Aku akan cari di kamar Jeno"

"mau aku temani?"

"aniya. Aku bisa sendiri"

Jaemin beranjak. Ia berjalan lesu ke kamar Jeno. Berharap setiap langkahnya mampu merontokkan pikirannya yang seakan menutupi otaknya saat itu

Pintu dibuka pelan. Jaemin mengintip ke dalam. Memastikan si empu tak ada, meski ia tahu jika Jeno memang belum pulang

NCT 고아원 *Panti asuhan NCT*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang