Ini sudah 10 hari sejak menghilangnya New dan anak mereka.
Tay menjadi frustasi dan kacau, bahkan emosinya sudah tidak bisa ia kendalikan, ia selalu memarahi setiap karyawannya , bahkan memecat mereka jika mereka melakukan sedikit saja kesalahan.
Tay sama sekali tidak pulang sejak hari terakhir, Mild mencoba terus menghubungi Tay namun tidak ada jawaban sama sekali.
Tay mencoba kerumah mertuanya,namun mertuanya tidak berada disana, ia juga mencoba meminta bantuan mamanya namun begitu ia memencet bel rumah,begitupula pintu rumah terkunci.
Kini Tay dimusuhi oleh mamanya dan mertuanya.
Mild memutuskan untuk kekantor dan melihat keadaan Tay, ia bahagia New pergi dari rumah mereka,namun ia merasakan sakit yang sangat ketika Tay tidak memperhatikan dirinya dan anak didalam kandungannya.
Mild memasuki ruangan Tay,ia melihat Tay tengah fokus di depan laptop.
"Tay" ucap nya pelan
Tay menatapnya kosong dan memasang wajah seolah bertanya ada apa kemari.
"Tay,kamu gak mau pulang?gak rindu sama aku?gak mau ngobrol sama anak kita?"
Tay tidak bergeming
"Tay kamu dengerin aku nggak sih" nada bicara Mild sedikit meninggi.
"Aku pusing,pulang sana gih"
"Gila ya kamu,otak kamu dipake Tay,aku hamil anak kamu Lo ini,dia butuh kamu, tega kamu ninggalin aku dan gak pulang-pulang"
"Aku sibuk dan akan terus begitu sampai New dan Pluem ditemukan" ucapnya dingin
"New... New... New... Demi tuhan aku benci dengar nama itu, aku kira dengan perginya New kamu bakal bahagia sama aku, kita bisa menjalani kehidupan berdua dengan anak kita, ternyata kelakuan kamu kekgini"
"Kamu ingat Tay,aku cinta pertama kamu, kamu gak ingat perjuangan kamu dulu dapetin aku gimana?dan sekarang kamu lebih milih New yang baru kamu kenal beberapa waktu daripada aku? Otak kamu diletakan dimana Tay ha" teriak Mild
Tay berdiri dan mengangkat tangan nya ingin menampar Mild.
"Apa,kenapa nggak jadi nampar aku?tampar aja sekalian,biar puas kamu"
"Lo bisa diam nggak" ucap Tay menekankan setiap katanya.
Mild tidak pernah melihat Tay semengerikan ini sepanjang ia bersama Tay.
"Lo tau gak,gw cinta sama New dan anak kami, Wajar kalo gw sampe segininya, jujur gw aku kalo rasa suka gw sama lo sempat muncul karena perlakuan Lo sama gw, tapi setelah gw berpikir panjang,semua yang Lo lakuin itu yang ngebuat New sakit hati dan pergi ninggalin gw"
Mild terdiam mematung
"Tay aku sayang kamu,aku cuma mau kamu,aku gak suka kamu sama New mesra-mesraan depan aku,hati aku sakit Tay,kamu suami aku juga, dan kenapa seolah dia yang mengatur apa yang kamu lakuin"
"Lo dengar ya,gw nikah sama lo,itu murni karena dia yang minta, semua yang gw lakuin ke Lo itu,berbuat baik ke Lo itu,itu karena permintaan dia,dia yang minta gw memperlakukan Lo kek istri gw, karena lo lagi hamil anak gw juga, gw cuma nggak dibolehin tidur sama lo,cuma itu,namun gw langgar gara-gara Lo yang mancing gw terus,Lo tau gw benci sama lo,gara-gara Lo gw kehilangan New dan anak gw" ucap Tay dengan sedikit amarah dan suara yang dingin
Mild meneteskan air matanya, ia menampar Tay, Tay hanya terdiam.
"BAJINGAN kamu Tay"
Mild pergi meninggalkan ruangan Tay dengan air matanya yang menetes dipipi, sungguh ia tidak pernah diperlakukan seperti ini oleh siapapun.
Tay sangat menyakiti hatinya.
Mild mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi dan berteriak.
•♪•♪•♪•♪•
New sedang bermain bersama Pluem diruang tengah seraya memberikan Pluem makan siang.
Satu Minggu kemarin adalah hari terberat dalam hidupnya, ia terus mengalami morning sickness dan menginginkan Tay setiap saat.
Ia merindukan Tay dengan sangat.
Bersyukurlah ada gun dan off yang menemaninya melewati masa sulit itu dan menjaga Pluem untuk dirinya.
New memeluk anaknya.
Hatinya menghangat, ia sungguh menyayangi Pluem, namun sekarang ia tiba-tiba merindukan Tay.
Apakah Tay makan dengan baik,apakah Tay sehat,apakah Tay bahagia New pergi. Semua hal tersebut menjadi pertanyaan dalam benaknya.
"Mama,da olang" ucap Pluem menyadarkan lamunan New.
Suara bel berbunyi,siapa yang bertamu ke rumahnya , off dan gun mengetahui sandi pintu nya, kenapa perlu mengetuk pikirnya.
New berdiri seraya menggendong Pluem.
Ia membuka pintu dan betapa terkejutnya dia bahwa dihadapannya kini sudah ada mami dan mertuanya.
New terdiam.
"Kamu apa kabar nak?sehat?" Ucap maminya memecah keheningan.
New menangis,ia masuk kepelukan maminya, dan mama Tay.
Mereka mengelus punggung New.
"Boleh dong kami masuk"tanya mama Tay
"Boleh ma,ayo masuk" ucap New menghapus air matanya.
Kini mama Tay dan maminya duduk diruang keluarga seraya menatap New dan Pluem
"Mama sama mami kamu udah tau semuanya,semua yang ngebuat kamu pergi dan kebohongan Tay terhadap kamu"
New hanya tersenyum diam.
"Kamu sehat kan?tidak ada yang sakit atau sesuatu yang menggangu kamukan" ucap maminya
"Nggak mi,aku sehat-sehat aja, Minggu kemarin aku muntah-muntah kek waktu hamil pertama dulu mi, untung ada gun dan off yang ngebantu aku"
"Mama sama mami gimana bisa nemuin aku"
"Mama udah tau sejak hari dimana kamu pergi bahwa kamu kesini, mama menyuruh anak buah mama untuk menyelidiki keberadaan kamu, hal itu yang membuat kami sedikit tenang"
"Kami sengaja baru datang sekarang,supaya tidak terlalu terlihat bahwa kami sudah menemukan keberadaan Pluem dan kamu New, biarkan Tay menderita" ucap mama Tay dengan kesal.
"Gimana kabar Tay ma,aku rindu dia"tanpa New sadari air matanya terjatuh.
"Tay sebentar lagi sepertinya akan gila,ia tidak pulang kerumah,bahkan Mild tidak diperhatikannya sama sekali, ia sibuk mencari kamu dan Pluem, namun semua sudah mama tutupin supaya ia tidak menemukan kalian"
"Dia harus dikasih pelajaran"sambung maminya.
New tersenyum.
•♪•♪•♪•♪•
Tay memijit kepalanya, ia semakin pusing,bahkan ia lupa bahwa ia belum makan.
Ia memutuskan memesan makanan dan begitu ia mengscroll handphonenya ia melihat ada nomor tidak dikenal masuk.
Ia mengangkat nomor tersebut.
"Selamat siang kami dari rumah sakit,kami ingin mengabarkan bahwa istri anda kecelakaan dan sekarang dalam kondisi kritis"
Tay mematung.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Make Me Go {TAYNEW}
FanficBACA SEASON 1 DULU YA! Prahara rumah tangga Tay dan New tidak sampai di Season 1 saja, namun sepertinya kali ini semakin runyam dan membuat banyak pihak harus berkorban. "aku pergi,kuharap kau bahagia,jaga diri baik-baik,aku menyayangimu, selamat ti...