36| Proses Bahagia

8.8K 1K 493
                                    


Kebahagiaan saya terbuat dari kesedihan yang sudah merdeka

Joko Pinurbo

Gapapa, walaupun belum nyampe target, aku update aja deh, wkwk
Part ini harus sampe ah targetnya😣
Jangan siders

Vote komen jangan lupa!
140++ vote
400++ komen






"Bunda ada panggilan buat ke kantor. Kamu pulang sama Killa aja gapapa? Killa bilang mau mampir buat ngobrol-ngobrol sama kamu, kan?"

Saat keluar dari gedung rumah sakit, tiba-tiba telepon gengam Divia berbunyi. Ternyata, itu panggilan dari kantor yang menyuruh Bundanya kesana karena ada beberapa hal yang harus dia kerjakan.

Prisila mengangguk. "Okey, Bun, gapapa. Bunda mau langsung jalan ke kantor?"

"Iya, langsung ke kantor aja. Palingan cuma bentaran, udah itu pulang lagi. Kamu sama Killa di anter supir, ya. Biar Bunda pake Taxi."

"Bunda aja yang di anter supir, biar Sisil pesen taxi online, ya?"

Divia langsung menggeleng. "Di anter supir aja, Sayang. Nanti kalau kamu pake taxi online terus ada apa-apa gimana? Udah, mending di anterin supir aja biar Bunda tenang."

Prisila akhirnya mengiyakan. "Bunda hati-hati, oke? Jangan lama-lama di kantornya."

Divia mencium kening menantunya. "Sana masuk mobil, panas di sini."

Prisila mengangguk. "Ya udah, kalau gitu Sisil pulang dulu bareng Killa, ya."

Killa tersenyum, lalu menyalami tangan Divia untuk berpamitan. "Hati-hati di jalan Tante," katanya basa-basi.

Divia balas tersenyum dan mengusap rambut Killa. "Jaga kakaknya baik-baik, ya. Kalau dia terlalu heboh, cubit tangannya sambil bilang kalau dia lagi hamil."

Killa terkekeh sambil mengangguk canggung. Setelah itu, dia menyusul Prisila yang tadi berjalan terlebih dahulu ke dalam mobil. Sungguh, ucapan mertua kakaknya tadi membuat dia bimbang. Padahal, ucapan itu adalah kata-kata yang lumrah dan dikatakan untuk basa-basi.

Killa meremas jarinya kuat. Dia benar-benar bimbang sekarang. Kenapa dia ada di situasi seperti ini? Dia ingin memberi tahukan apa yang tadi terjadi di apotik, tetapi di satu sisi juga dia enggan.

Tidak mau berbohong pada diri sendiri. Killa tidak suka kakaknya lebih mementingkan kandungannya sekarang. Dia tidak suka Prisila yang tidak akan terus ada di sisi dia untuk keluar dari kekangan Ayahnya. Killa iri sekaligus marah pada calon ponakannya. Kenapa dia datang di saat dia sangat membutuhkan tenaga dan bahu kakaknya untuk bersandar. Tetapi di sisi lain, dia juga tidak bisa berbohong kalau dia ikut bahagia.

MENIKAH [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang