Ngetik sambil play lagu di atas✨siapa tau mo denger jugaa
Apa kabar?? Kangen gak?
Kasih aku emot ❤ sebelum bacaa dongg
Selamat membaca❤
Mendengar suara Mamanya di balik pintu, Prisila hendak beranjak untuk membukanya. Namun, Keano mengangkat tangan, memgisyaratkan agar dia saja yang membuka pintu.
Keano melangkah, memutar kunci dan membuka pintu kamar. "Masuk, Ma," katanya sopan sambil membuka jalan agar Ayumi bisa masuk kamar. "Sisilnya ada di dalem sama baby."
Ayumi tersenyum tipis pada Keano. "Makasih, ya."
Keano balik tersenyum dan mengangguk. "Ya udah, saya turun dulu ya, Ma." Dia mengerti, kalau Prisila dan Ayumi butuh ruang berdua untuk berbicara. Banyak hal yang ingin mereka bicarakan, pasti.
Setelah di angguki Ayumi, Keano langsung berjalan keluar pintu dan menutupnya kembali.
"Ma." Prisila turun dari kasurnya pelan-pelan, lalu dia mendekati Ayumi dan langsung memeluknya. Dia baru bertemu dengan mamanya dari semenjak tadi dia datang ke rumah ini.
Ayumi balas memeluk tubuh Prisila lebih erat. "Maafin Mama," katanya berlirih.
Prisila menggeleng. "Sisil yang harusnya minta maaf sama Mama. Sisil udah banyak sakitin Mama. Sisil selalu bikin mama ngerasa kecewa sama gagal."
Ayumi melepaskan pelukannya untuk melihat wajah Prisila yang ternyata sudah sangat sembab. Dia menghapus air mata yang membasahi pipi putrinya. "Mama yang harusnya minta maaf sama kamu, Nak. Bukan kamu yang bikin Mama ngerasa gagal jadi orang tua. Bukan kamu yang bikin Mama ngerasa kecewa. Tapi, Mama sendiri yang nyiptain semua itu. Mama terlalu sibuk sama apa yang Mama pengen. Sampe Mama lupa, tugas seorang Ibu tuh harus gimana."
"Mama salah, Nak. Mama salah memperlakukan kamu, abang kamu, sama adik kamu," lanjutnya.
Prisila memegang tangan Mamanya. Dia tidak bisa bilang kalau yang di katakan Mamanya salah. Karena kenyataanya, Mamanya memang seperti itu. Tetapi, mau bagaimana pun, Mama adalah orang yang memberikan Prisila dan Abang adiknya kehidupan.
"Ma, banyak banget hal yang pengen Sisil bicarain sama Mama. Dari semenjak keluar dari rumah ini, Sisil gak pernah ngomong banyak sama Mama. Sekalinya Sisil ngomong, Sisil cuma maki Mama."
Prisila menarik pelan tangan Mamanya agar duduk di sofa kamar yang sudah lima tahun lebih dia tinggalkan. "Ma, Sisil gatau mau bilangnya gimana. Tapi yang harus Mama tau, kita anak Mama, gak pernah benci sama Mama atau Ayah."
Ayumi menatap Prisila sendu. "Mama sama Ayah banyak salah sama kalian. Kita terlalu keras, terlalu ngekang. Sampai, tanpa kita sadari, kita udah ambil kebebasan dan bikin anak-anak kita lumpuh."
"Mama sama Ayah terlalu sibuk mikirin tuntutan sosial dan nama baik keluarga. Kita didik kalian pake cara yang sama kayak Mama sama Ayah di didik waktu kecil. Padahal, dulu Mama ngerasain gak enaknya gimana. Tapi, cara didik itu malah Mama ikutin buat didik kalian," lanjutnya.
Prisila mengusap air mata Mamanya yang mengalir tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun.
"Mama sama Ayah kamu lahir di keluarga yang sama-sama berada. Didikan orang tua kita hampir sama, yaitu, 'Harus bisa jadi sukses, ngikutin jejak orang tua.' Mama sama Ayah bukan nikah karena cinta. Tapi, karena bisnis yang bakal menguntungkan dua belah pihak keluarga. Sampe sini, kamu ngerti, kan, apa yang jadi alasan kita didik kalian kayak gitu?"
Prisila mengangguk sambil mengusap air mata yang hendak mengalir. Dia tau, kalau kakek dan neneknya juga orang yang sama keras seperti Mama dan Ayahnya. Tetapi, dia baru tau, alasan yang membuat Mama dan Ayahnya menikah. Begitupun dengan cara kakek dan nenek mendidik mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENIKAH [ Tamat ]
RomancePRIVAT! FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA😗 [Humor - romansa] Nikah karena di jodohin orang tua? Bukan Nikah karena di jodohin keluarga? Bukan Nikah karena saling cinta? Bukan Nikah karena salah satunya cinta? Bukan Nikah karena saling nyaman? Bisa jadi N...