Apakabar sayangku?👄
Kasi aku emot ❤ di sini dongg yang banyak sbelum baca
Selamat membaca sayang-sayangnya aku❤👄
Saat Tristan menelepon tadi, Prisila memilih untuk tidak mengangkatnya karena Keano berada di sebelah dan memandanginya dengan tatapan penuh tanya. Namun, Prisila berlaga tak mengerti dan memilih diam setelah memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.
"Kenapa gak di angkat, Sil? Emang telepon dari siapa?" tanya Keano.
Prisila menggeleng. "Gak tau dari siapa, nomernya gak Sisil save. Mungkin dari orang iseng yang ngacak nomer kali, ya," alibinya.
Keano kembali menoleh ke depan dan menjalankan trolinya. "Siapa tau penting yang neleponnya, Sil. Padahal tadi angkat aja, kalau gak bener matiin."
"Kalau penting nanti nelepon lagi pasti."
Mereka sudah sampai di tempat sabun. Segera, Prisila mengambil merk sabun dengan harum lavender dan memasukkanya kedalam troli. Lalu, dia mengambil sikat gigi yang tak jauh dari tempat sabun itu.
"Selesai," kata Prisila sambil memasukkan sikat gigi yang dia pilih ke dalam troli.
"Ya udah, ayo ngantri ke kasir," kata Keano. Dan mereka pun, melangkahkan kaki menuju kasir yang ternyata lumayan mengantri.
"No, ngantri, nih. Kaki Sisil udah pegel, kalau Sisil tunggu di mobil gapapa, kan?" Prisila memasang tampang memelasnya. Melihat situasi ini, dia kira adalah momen yang pas untuk memisahkan diri dari Keano agar bisa menelepon Tristan balik dan menanyai ada apa.
Keano merogoh saku celananya, lalu memberikan kunci mobil pada Prisila. "Nih, buka mobilnya. Sisil tunggu di mobil, biar Ano yang ngatri bayar belanjaanya."
Prisila mengambil kunci yang di sodorkan Keano. "Makasih, No." Dia tersenyum sangat lebar. "Kalau gitu Sisil duluan ke mobil, ya."
Dia melangkahkan kaki keluar supermarket dan berjalan menuju mobil Keano. Setelah membukanya, dia masuk dan segera merogoh kembali ponsel yang ada di tasnya.
Ada beberapa panggilan masuk dari Tristan setelah panggilan yang tadi tak dia angkat. Tadi, setelah menekan tombol merah panggilan Tristan, Prisila juga menyalakan silent agar ponselnya tak mengeluarkan suara notifikasi yang akan membuat Keano curiga.
Setelah menghela napas, dia segera menelepon balik Tristan untuk menanyakan ada apa dia melepon Prisila. Apa ada kabar baru tentang penukaran obat itu, atau hal lain. Tetapi menyebalkannya, Tristan tidak menjawab.
Sekali, dua kali, sampai enam kali menelepon, Tristan sama sekali tak menjawab. Karena kesal, Prisila mendumel dan menyimpan kembali ponselnya ke dalam tas. Kenapa ini sangat menyebalkan sekali.
"Astaga, ada apa, ya, Tristan nelepon? Pasti ada yang penting kalau neleponnya berkali-kali," gumam Prisila kesal. Mood yang tadinya baik karena bertemu Bella, berubah menjadi hancur gara-gara Tristan tak mengangkat teleponnya.
Prisila memilih menatap keluar jendela dan memandangi bunga yang tumbuh di tempat parkir depan supermarket ini. Sedikit agak mencolok, karena bunga itu tumbuh di antara rumput-rumput yang panjang tak terurus. Dia menghela napas, mengalihkan pandangannya ke arah lain. Bertepatan dengan itu, dia melihat Keano yang menjinjing dua plastik besar ke arah mobil.
Saat Keano membuka bagasi dan memasukkan barang belanjaan, ponselnya kembali berdering. Buru-buru, Prisila merogoh kantongnya dan melihat siapa yang menelepon.
Dari Tristan.
Prisila menoleh ke belakang dan melihat Keano yang akan menutup bagasi mobil dan pasti akan berjalan masuk dan duduk di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENIKAH [ Tamat ]
عاطفيةPRIVAT! FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA😗 [Humor - romansa] Nikah karena di jodohin orang tua? Bukan Nikah karena di jodohin keluarga? Bukan Nikah karena saling cinta? Bukan Nikah karena salah satunya cinta? Bukan Nikah karena saling nyaman? Bisa jadi N...