52| Baby K

15.1K 1.1K 457
                                    

Hai!! Apakabar?

Sebelum baca, ayo kasih dulu emot❤banyak-banyakkk
Semoga part ini mudah di mengerti, ya!

Cek typo!!

Selamat membaca❤





Prisila sudah menjalani kala 3, yaitu mengeluarkan plasenta dan juga ari-ari setelah baby-nya lahir. Dokter juga sudah memberikannya obat oksitosin untuk menimalisir pendarahan.

Dia butuh istirahat setelah melewati perjuangan antara hidup dan mati. Dan sekarang, adalah waktu yang tepat untuk mengumpulkan kembali tenaganya. Setelah melakukan IMD, baby-nya di bawa untuk di bersihkan, di timbang, di ukur, di cap, di beri vitamin K, dan di berikan obat tetes mata.

Prisila tersenyum, dia berhasil menjadi wanita seutuhnya. Kesakitannya tadi setimpal dengan kebahagiaan saat mendengar suara tangis melengking dari anaknya yang lahir dengan sehat.

Beberapa waktu kemudian, setelah dia cukup beristirahat, pintu ruangan terbuka dan datanglah suster dengan box bayi yang di letakkan di sebelah Prisila. Melihat itu, Prisila tersenyum senang. Dia bersyukur karena anaknya lahir sehat, sehingga dia bisa 24 jam di dekat anaknya.

"Sayang." Prisila mengusap pipi putrinya yang di pindahkan suster ke gendongannya. "Hai Cantik, ini Mama."

Dia meneteskan air mata saat melihat bayinya yang membuka mulut. Kebahagiaannya sempurna, tetapi akan lebih sempurna lagi jika orang yang sangat dia tunggu kehadirannya datang kesini.

Prisila menunggu orang tua dan saudara kandungnya. Dia kira, Mama dan Ayahnya akan datang untuk menengok putri dan cucunya yang baru lahir.

"Anak Mama cantik banget." Prisila tersenyum manis. "Semoga Mama bisa jadi Mama yang terbaik buat kamu."

Suara pintu ruangan terbuka, Prisila yang sedang mengusapi pipi merah putrinya mendongkak, mendapati Bunda Divia yang berjalan mendekat dengan senyum bahagia.

"Cucu Bundaa." Divia mengusap tubuh baby yang tertutup dengan kain. "Cantik banget kayak Mamanya."

Prisila terkekeh. "Iya dong, Bun."

"Sekali lagi, selamat ya Sayang." Divia beralih mengusap kepala menantunya. "Bunda yakin Sisil bakal jadi Ibu yang hebat, ibu yang bisa di andalkan anaknya, yang bisa di jadiin temen, sahabat, sama panutan."

Prisila tersenyum haru. "Doain Sisil, ya, Bun."

Divia mengangguk. "Pasti, dong." Dia mengusap pipi cucunya. "Bimbing anak kamu jadi orang baik."

Obrolan Prisila dan Divia berlanjut. Sampai, suara pintu terbuka membuat obrolan mereka berhenti. Mereka menoleh, melihat Keano yang mengembangkan senyumnya. Laki-laki itu masuk, berjalan mendekati ranjang untuk bergabung bersama istri, bunda, dan putrinya.

Tiga perempuan yang menjadi cintanya.

Keano mencium kening istrinya, lalu dia mengusap pipi putrinya yang terlihat nyaman di pangkuan Prisila. "Hai cantik," bisiknya dengan amat lembut.

Divia dan Prisila tersenyum melihat Keano.

"Dari mana, No?" tanya Divia.

"A-anu, tadi abis dari kantin rumah sakit," jawab Keano gelagapan. Dia menatap Divia, mengisyaratkan sesuatu yang langsung Divia mengerti.

Divia buru-buru mengangguk. "Ohh," timpalnya seakan memberi tahu Keano bahwa dia mengerti.

Sebelum Prisila melihat keanehan dia dan Bundanya, Keano segera mengalihkan pembicaraan. "B-boleh Ano gendong baby-nya?" Keano menatap Prisila, meminta persetujuan.

MENIKAH [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang