MENIKAH [ Tamat ]

48| Hari Jadi

Hai! Kembali lagii di ceritaa Menikah💗

Kasih emot di sini dongg sebelum baca❤

Selamat membaca❤

Prisila sedari tadi tak henti-hentinya tersenyum melihat hasil USG kandungannya yang sudah berusia 18 minggu. Banyak sekali perkembangan baby yang membuat Prisila senang dan terenyuh sendiri. Apalagi sekarang, perutnya sudah mulai terlihat lebih menonjol.

Janin dalam kandungan Prisila sudah sebesar ubi jalar dengan ukuran badan dari kepala sampe kaki sudah mencapai 14 cm dengan berat 200gram. Telinga baby sudah terbentuk lengkap dan pendengarannya mulai sempurna. Tulang-tulang telinga tengah dan ujung saraf dari otaknya mulai berkembang, sehingga baby bisa mendengarkan suara dari luar perut.

Tidak hanya pendengaran yang berkembang, tetapi matanya pun berkembang lebih baik. Bahkan, Retina matanya sudah bisa mendeteksi cahaya jika Prisila menyalakan senter di depan perutnya. Tulang-tulang janin mulai berkembang, meskipun masih tetap lembut. Klavikula dan kaki bayi akan mulai mengeras.

Selain itu, baby sekarang juga mulai bisa bergerak aktif di dalam perut Prisila. Ia bisa berguling, terjatuh, dan melenturkan anggota tubuhnya di dalam rahim ibu. Prisila rasanya harus bersiap merasakan. tendangan dan dorogan yang benar-benar sangat dia tunggu rasanya bagaimana.

Itu semua membuat Prisila sangat senang, sungguh. Tetapi, ada satu hal yang paling membuatnya senang, yaitu.

Dia mengetahui jenis kelamin baby-nya.
Dan sekarang, adalah hari jadi pernikahannya dengan Keano yang ke-1 tahun.

Jangan berharap kalau laki-laki itu memberikannya kecupan dan mengucapakan selamat hari jadi pernikahan secara langsung dan romantis.

Itu salah besar. Sekarang, Keano sedang tidak berada di dekat Prisila karena pekerjaan mendesak yang membuatnya pergi dari lima hari yang lalu ke luar kota.

Tadi, Laki-laki itu meneleponnya sebelum pergi ke rumah sakit dan mengatakan selamat hari jadi di telepon. Menyebalkan, Prisila tidak suka hal ini. Keano berkata, dia akan pulang sebelum hari jadi pernikahan mereka. Tetapi apa?

Dia tidak menepati perkataanya.
Jadinya, Prisila sama sekali belum bilang jenis kelamin anaknya pada sang suami. Impas, kan?

"Bun, Bunda punya senter, gak?" Prisila masuk ke dalam kamar Divia yang tidak tertutup sama sekali.

Divia yang sedang menyusun sesuatu di meja, menoleh. "Ada Sayang, buat apa?"

"Sisil mau pinjem, dong." Prisila berjalan mendekati Divia. "Di mana di simpennya?"

Divia menunjuk lemari kecil yang ada di sebelah ranjang. "Di sana, ada senter. Kamu bawa aja," katanya.

Prisila berbalik dan berjalan menuju lemari yang tadi di tunjuk bundanya. Segera, dia berjongkok dan membawa senter itu. "Aii, sakit banget punggung Sisil," keluhnya.