55| Lembaran Baru

12.7K 1.2K 300
                                    

Sebelum baca, kasih dulu aku emot ❤ yang banyak di sinii dongg, xixi

JANGAN SIDERS, YAY!





Empat bulan kemudian ....

Prisila menabur bunga di sebuah makam dan setelah itu mengusap nisannya dengan senyum yang terukir di bibir. Sudah empat bulan berlalu, sekarang dirinya sudah benar-benar menerima kenyataan kalau Ayahnya sudah tidak ada.

Abisam Kavithala, nama indah itu yang terukir di nisan. Nama orang spesial yang sudah memberikannya kehidupan.

Banyak sekali hal yang sudah di lalui. Mungkin, Abisam bukan orang tua yang terbaik untuk anak-anaknya, tetapi seorang Ayah akan selalu menjadi seorang Ayah, sejauh apapun jarak yang membentang, dan seburuk apapun perbuatannya. Seorang Ayah tetap berusaha keras menjadi pelindung bagi anaknya.

Prisila belajar banyak dari semua hal yang terjadi pada hidupnya. Dari situ, dia berjanji akan menjadi orang tua yang baik bagi anaknya. Tak perlu jadi sempurna, cukup yang terbaik saja.

Setelah selesai berdoa dan menyapa Ayahnya, Prisila beranjak. Dia harus buru-buru pulang, takut putri kecilnya menangis karena Mamanya pergi terlalu lama.

Saat hendak keluar dari area pemakaman, Prisila melihat tante Dara sedang menaburi bunga dan memeluk nisan itu. Dia mengurungkan niatnya untuk pulang dan memilih mendekati Dara.

Bukan ingin mencari masalah lagi, hanya saja dia terlalu penasaran dan juga ada beberapa hal yang sebenarnya ingin dia bilang ke Dara.

"Tante," panggil Prisila setelah jaraknya dan Dara sudah dekat.

Mendengar suara itu, refleks dara beranjak dan menatap ke arah Prisila. Benar dugaan Prisila, tante Dara menangis sambil memeluk nisan bertuliskan nama Faizal. Dia bisa melihat matanya yang memerah.

"K-kenapa ka-kamu ada di s-sini?" tanya Dara terbata-bata sambil mengusapi air matanya.

"Sisil abis kemakam Ayah." Prisila menjawab, lalu dia beralih menatap pada makam. "Ini makam suami Tante?"

Dara mengangguk, tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun.

Menghela napas, Prisila menatap Dara. "Tan, saya mau minta maaf sama Tante buat perlakuan atau sikap saya yang bikin Tante gak suka sama saya. Maaf kalau saya suka ikut campur di urusannya Tante. Tapi, saya gak sembarangan ikut campur kok kalau saya gak ngerasa di libatin." Dia melihat Dara menunduk.

"Tanpa Tante sadar, Tante sendiri yang udah bikin saya ikut campur di masalah Tante. Tante selalu mau rendahin saya, bunda, atau Keano. Dari mulai omongan Tante sampe perbuatan Tante, saya sadar sekali kalau Tante emang sengaja libatin kita," Prisila menghela napasnya lagi. "Tapi Tante gatau, kalau kita orang yang cukup bahaya buat di libatin," lanjutnya.

"Saya gatau apa yang jadi alesan Tante. Saya cuma mau minta maaf karena perbuatan saya yang mungkin kurang ajar. Setelah ini, saya tidak mau lagi berurusan atau bermasalah sama Tante atau siapapun."

MENIKAH [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang