MENIKAH [ Tamat ]

30| Siaga Idaman

Double up karenaaa udah sampe targett komenn

Liat, diriku tidak PHP😗kalian juga jangan siders, yaa

VOTE SAMA KOMEN

140++VOTE SAMA 400++KOMEN LEBIH BARU AKU NEXT

BISA GAK?
Pasti bisa, kan??

Yuk jangan siders

Senang dan bahagia.

Rasanya mereka menjadi manusia paling beruntung di muka bumi ini. Keano dan Prisila seakan lupa kalau sebelum mereka mendengar detak jantung dan melihat bulatan runyam di monitor tempat USG, mereka sangat takut dan cemas. Tetapi semua ketakutan dan kecemasan itu bisa terbayarkan oleh kabar baik yang benar-benar membahagiakan.

Dokter memberikan obat penguat kandungan. Katanya, umur janinnya masih 1 bulan setengah atau 6 minggu dan masih rentan keguguran. Prisila juga di suruh untuk benar-benar istirahat atau bed rest agar kondisi janin dan dirinya terjaga.

Sejauh ini, kondisi Prisila baik. Darah flek yang keluar katanya hal biasa terjadi pada ibu hamil trimester 1. Darah flek tidak akan berbahaya jika tidak di barengi dengan gumpalan atau darah segar. Karena jika ada gumpalan dan darah segar, bisa-bisa sang ibu hamil mengalami keguguran.

Mulai sekarang, Keano akan berubah menjadi suami siaga dan selalu bisa di andalkan oleh Prisila. Perannya benar-benar di butuhkan, apalagi yang di kandung adalah anak yang benar-benar di tunggu.

"Kenyang."

Prisila mendorong sepiring makanan berisikan bayam, telur, dan brokoli yang masih sisa banyak. Entah kenapa, mood makannya benar-benar tak enak. Makanan yang biasanya sangat lezat di mulutnya, berubah menjadi tidak enak dan membuatnya ingin muntah.

Keano menatap Prisila dan berhenti menyuapkan makanannya. "Sedikit lagi aja, ya? Biar Sisil gak terlalu lemes. Kasian Ano liat Sisil lemes kayak gak punya semangat idup," ucap Keano sambil beranjak dari duduknya. Dia mendekati Prisila dan duduk di sebelah perempuan itu.

"Ayo makan, cinta," kata Keano sambil menyendokkan makanan dari piring istrinya. "Sedikit aja, biar ada makanan yang masuk. Kasian nanti dedek di perut Sisil kelaperan, gimana?"

Prisila menggeleng. "Mual, No. Makan yang lain aja, ya?" tawarnya. "Makan buah apel sama yoghurt aja."

"Ya udah, Ano ambilin yoghurt sama kupasin apel dulu, ya." Keano kembali beranjak dari duduknya dan melangkah menuju dapur. Masa bodoh dengan perutnya yang juga lapar. Dia harus memprioritaskan Prisila dan calon anak mereka.

Dokter bilang, Prisila harus menerima gizi yang cukup agar perkembangan janinnya bagus. Jadi menjaga makanannya adalah tugas Keano sebagai seorang suami dan calon ayah.

Sebenarnya, banyak ketakutan yang hinggap dalam diri Keano. Seperti kemungkinan-kemungkinan terburuk atau hal yang tidak di inginkan akan terjadi. Itu adalah hal wajar, tetapi sangat menganggu pikirannya.