Wakil Relivator

3.1K 118 0
                                    

Hari Jum'at adalah hari yang paling menyenangkan bagi setiap siswa karena di hari ini hanya sedikit pembelajaran dan besoknya adalah weekend. Pagi ini Alisha memang sengaja datang terlambat ia merasa kangen dihukum oleh Bu Atun guru BK SMA Nusaraja. Penampilannya pagi ini bisa dibilang sangat manis dengan atasan batik berwarna cokelat dengan rok hitam dan sepatu convers putih, rambutnya yang berwarna cokelat terang itu ia biarkan tergerai tak lupa wajahnya ia poles makeup tipis. Sambil menenteng tas hitamnya ia menghampiri seorang wanita paruh baya yang sedang beres-beres di dapur.

"Loh non kok baru mau berangkat? Udah setengah delapan nanti telat," ujar Bi Minah—wanita yang selama ini merawat dan menjaga Alisha, karena kedua orang tuanya tengah bekerja di luar negeri.

"Udah telat kok Bi," sahut Alisha santai sambil makan sepotong roti dan susu cokelat hangat favoritnya. Bi Minah yang mendengar jawaban Alisha hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Setelah selesai sarapan dan berpamitan dengan Bi Minah, Alisha berangkat ke sekolahnya. Sesampainya disana ia sudah menduga kalau gerbang depan pasti sudah ditutup. Alisha berjalan menuju gerbang belakang yang biasa digunakan anak-anak Nusaraja bolos. Gerbang tersebut memang sudah rusak dan berkarat, agar tidak ketahuan oleh pihak sekolah gerbang itu ditutup dengan kayu-kayu bekas pembangunan sekolah.

Setelah berhasil masuk Alisha melihat ada laki-laki yang sedang membelakanginya, sepertinya sedang merokok. Alisha menghiraukan dan berjalan menuju kelas namun saat berbalik tiba-tiba ada yang menarik tasnya dari belakang "Kenapa telat?" tanya orang itu.

Didepan Alisha berdiri seorang laki-laki dengan penampilan berantakan dan rokok disela-sela jarinya yang menatap gadis itu tajam. Alisha tahu betul siapa laki-laki itu dia adalah Rafa Abiyan Putra wakil ketua Relivator yang terkenal kejam dan dingin.

"Urusannya sama kamu apa?" Alisha balik bertanya sambil menatap laki-laki didepanya tak kalah tajam. Ia berusaha untuk tetap tenang disaat suasana belakang sekolah yang sangat sepi saat itu. Alisha takut kalau wakil Relivator itu macam-macam dengannya.

Rafa yang mendengar jawaban Alisha lantas maju mendekat masih dengan tatapan tajamnya, melihat gadis itu perlahan mundur ia tersenyum miring. "Eh mau ngapain? Jangan macem-macem kalau enggak aku teriak," ancam Alisha yang sudah terpojokkan oleh Rafa.

Ketika Alisha hendak teriak mulutnya langsung dibekap oleh Rafa "Berani lo sama gue?" tanya Rafa penuh penekanan.

"Bangsat," umpat Rafa saat gadis didepanya itu dengan berani menggigit tangannya, kemudian kabur begitu saja.

"Urusan kita belum selesai Alisha."

***

Saat Alisha berjalan menuju kelasnya ia menyeryit melihat banyak murid yang masih ada di luar kelas padahal sudah pukul 09.00. Alisha memutuskan untuk pergi ke kantin, ia malas dengan pelajaran matematika hari ini.

"Loh kok rame banget?" gumam Alisha.

"BY SINI," Saka melambaikan tangan pada Alisha. Menyuruh gadis itu untuk bergabung bersama mereka disana nampak ada Angel, Naff, Vero, dan satu orang yang Alisha hindari—Rafa. Terpaksa Alisha bergabung dengan mereka karena ia juga malas kalau duduk sendirian.

Saat Alisha akan duduk di samping Saka tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang, "Ish apa?" tanyanya sambil melotot.

Rafa yang melihat itu tersenyum tipis, "Lo masih punya urusan sama gue," bisiknya.

Mendengar itu Alisha bersikap cuek padahal aslinya ia khawatir takut jika wakil Relivator itu akan macam-macam kepadanya. Alisha tidak memedulikan Rafa ia lalu menatap Saka, "Sak, kamu kok gak bilang kalau hari ini free class?"

Saka menelan terlebih dahulu bakso didalam mulutnya, "Biar lo sekolah by, kalau gue bilang lo mesti bolos."

Alisha menatap Saka kesal kemudian beralih memperhatikan Angel yang hari ini terlihat lemas. Mungkin efek terlalu banyak minum semalam. Alisha merasa bersalah karena semalam mendiamkan sahabatnya itu, "Maaf Ngel semalam aku lagi gak mood."

Angel mengangguk sambil tersenyum "Tapi nanti malam bantuin ya, gue masih gedek sama tu cowok."

Sebenarnya Alisha malam ini tidak ingin pergi ke club apalagi besok ada pemotretan. Sudah satu tahun Alisha bergabung di komunitas fotografi dan besok ia mendapatkan kesempatan untuk memotret seorang model. Biasanya ia hanya hunting foto bangunan atau suasana kota, tentu saja kesempatan kali ini tidak Alisha sia-sia kan. Lumayan untung mengasah skill memotretnya.

"Iya."

Vero menatap gadis yang duduk disampingnya itu, "Gak usah aneh-aneh Ngel."

Angel mendengus sebal, "Lo gak tahu semalam gue diapain, ih pokoknya sebel banget gue sama itu cowok."

"Emang semalam lo diapain?" Saka menaik-turunkan alisnya sengaja menggoda Angel.

"Pake ditanya ya habis—" Belum sempat ucapan Naff selesai terdengar teriakan seseorang dari luar kantin.

"DEE TUNGGUIN KEN," teriak seorang laki-laki yang tidak tahu malunya berteriak di sepanjang lorong kelas, untung saja free class.

Tak lama datang seorang laki-laki memasuki kantin menuju meja Relivator dia adalah Deenan Mahendra. Inti Relivator sifatnya yang dingin dan irit bicara itu memang selalu bisa menghipnotis kaum hawa di sekitarnya. Suasana kantin mendadak senyap saat Deenan masuk dengan wajahnya yang datar dan tatapan tajamnya. Laki-laki itu kemudian duduk di samping Alisha. Deenan seperti sedang menahan emosi terlihat dari rahangnya yang mengeras. Padahal Deenan itu orangnya paling tenang diantara ke tujuh inti Relivator tapi kalau sudah berurusan dengan Ken ya beda lagi.

Alisha yang dari tadi memperhatikan Deenan lantas mengusap bahu laki-laki tersebut, "Kenapa Dee?" tanyanya.

"Ken," ujar Deenan singkat, padat dan jelas.

Noel Ken Razhaa laki-laki yang sengaja mewarnai rambutnya agar terlihat lebih mirip dengan Ken di animasi Barbie. Aneh memang, ya sama seperti kelakuannya lihat saja dia terus berteriak memanggil Deenan dengan sebutan Barbie gimana nggak bikin orang dongkol.

Nah kan baru saja diomongin, tak lama Ken masuk ke kantin dengan sengaja berjalan lambat sambil mengedipkan matanya. Menggoda siswa Nusaraja yang berpapasan dengannya bahkan Bu Isma—penjual nasi uduk pun juga pernah ia goda.

"Lo kok ninggalin gue sih Dee?" Deenan hanya diam malas menanggapi Ken yang sialnya adalah sepupunya itu.

Ken terkekeh melihat sepupunya yang berhasil ia ganggu. Ken menatap Angel yang duduk didepanya, "Ngel temen lo itu udah enggak perawan ya?"

Angel yang sedang makan batagor langsung tersedak. Setelah diberi minum oleh Vero ia menatap Ken, "Hah? Siapa temen gue banyak," sahutnya.

"Sabila," lirih Ken agar tidak terdengar oleh yang lainnya. Bisa gawat kalau murid Nusaraja tahu. Secara Sabila itu temannya Zarina Gricelle dan Aninda Kaleesa, primadonanya Nusaraja.

Kali ini gantian Rafa yang tersedak minumannya, "Kenapa Bang? Kok kaget? Jangan-jangan lo yang udah," tanya Saka.

Semua orang di meja itu menatap Rafa meminta penjelasannya. Begitupun dengan Alisha yang dari tadi tidak menganggap Rafa ikut menatapnya dalam.

Rafa masih diam kemudian menoleh pada Alisha disebelahnya, "Mulai kepo sama urusan gue?"

Perasaan semua menatapnya kenapa hanya Alisha yang ditegur. Alisha menatap laki-laki itu datar, "Aku gak peduli." Alisha beranjak pergi meninggalkan teman-temannya. 

"Alisha kenapa dah?" Heran Saka.

Naff yang dari tadi memperhatikan merasa ada yang tidak beres, "Jawab nyet," desaknya pada Rafa.

"Gue gak tahu apa-apa."











Sampai ketemu di next chapter temen-temen💖

SigrietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang