"Aku pindah kesini." Perkataan Jesie membuat Deenan menatap adiknya bingung. Karena yang ia tahu mamanya akan menetap di Jogja bersama keluarga barunya.
"Biar gampang ketemu kamu," kekeh Jesie.
"Mama?" Menyebut kata yang sudah lama tidak Deenan ucapkan membuat darahnya berdesir. Jujur ia rindu dengan sosok wanita yang sudah mengandungnya selama 9 bulan itu. Meskipun selama mereka tinggal bersama perlakuannya kurang baik namun Deenan tetap menghormatinya.
"Nanti nyusul, nunggu papa nyelesain kerjaan."
Deenan mengangguk pelan. Itu artinya tidak lama lagi ia akan bertemu dengan mamanya. Apa Deenan siap? Dokter Aurin—yang menangani psikisnya mengatakan Deenan harus siap untuk bertemu lagi dengan mamanya agar tidak ada sesuatu yang dipendam dari masing-masing pihak. Deenan memang sudah dinyatakan sembuh namun dihatinya masih ada setitik keraguan jika harus berhadapan dengan kedua orangtuanya.
"Udah punya cowok belum Jes?" Tanya Saka setelah mereka sempat berkenalan sebentar. Siapa tahu adik Deenan itu jodohnya.
"Crocodile," gumam Angel.
"Move on dulu yang bener," ujar Naff.
"Jangan jadiin Jesie pelampiasan buat lo ngelupain Ghea," nasehat Vero.
Saka mendengus sebal, niatnya mau bercanda malah ditanggepin serius mana juga ngungkit mantan terindahnya lagi. Untuk urusan move on jangan diingatkan pun Saka sedang berusaha melakukannya.
***
Setelah selesai mengirim e-mail pada Galen, Alisha bersiap untuk pergi ke rumah Ken. Kalau saja seniornya tidak meminta file fotonya sekarang pasti Alisha bisa ikut memberikan kejutan untuk Deenan. Gadis itu mengambil tas lalu keluar untuk menunggu ojol yang sudah dipesannya. Tak berselang lama pengendara dengan jaket hijau sampai untuk mengantarnya ke tujuan.
Alisha mengulurkan secarik kertas bewarna merah saat mereka sudah sampai di depan rumah Ken.
"Ada uang kecil mba?"
Mengecek tas kecil yang tersampir dibahunya Alisha kemudian menggeleng, "Enggak ada pak."
"Waduh, saya gak ada kembalian mba."
Teringat sesuatu Alisha kembali menatap bapak ojek online tersebut, "Tunggu ya pak aku kedalam bentar."
Langkah Alisha terhenti saat melihat seorang laki-laki berdiri disisi mobil bewarna hitam yang bertengger di depan rumah Ken. Mereka saling bertatapan cukup lama sampai laki-laki itu melempar senyum tipisnya barulah Alisha mengalihkan pandangan. Dan segera memasuki rumah Ken tanpa memperdulikan laki-laki itu.
Sepanjang memasuki rumah Ken, Alisha berusaha untuk mengontrol dirinya. Mencoba mengalihkan pikirannya dari hal yang membuat Alisha kembali teringat pada seseorang. Saat akan berbelok menuju ruang keluarga, ia memilih untuk berhenti sejenak lalu bersandar pada dinding dengan sebelah tangan Alisha yang memegangi dadanya yang terasa berdenyut. Berkali-kali Alisha menarik nafas dalam-dalam lalu dengan pelan membuangnya lewat mulut.
Setelah dirasa cukup tenang barulah Alisha mengucapkan salam tanda bahwa ia sudah sampai. Hal itu membuat semua orang menoleh dan serentak menjawab salamnya. Termasuk dengan seorang gadis yang sejak tadi tidak mengalihkan pandangannya dari Alisha. Begitupun dengan Alisha yang kembali merasakan tubuhnya menegang. Mereka sama-sama terkejut menatap satu sama lain.
"Jesie," gumam Alisha.
***
Gabriel menyeryit mendapati Alisha berada didepan rumah sepupu Jesie—sahabatnya, segera ia turun dari mobil dan berdiri disana. Benar saja ketika gadis itu berbalik dan melihatnya dia mematung dengan matanya yang melebar, terkejut akan keberadaanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sigriet
Teen Fiction18+ Alisha gadis yang memiliki pengaruh besar terhadap Relivator, bersama Angel sahabatnya ia perlahan merubah sifat buruk inti Relivator. Membuatnya disayangi dan dijaga oleh mereka. Bagi ke tujuh inti, Alisha adalah adik kecilnya mereka. Diantara...