Marah

1.7K 75 1
                                    

Suara kegaduhan dan tawa orang dari dalam basecamp membuat Alisha menyeryit bingung. Suara mereka terdengar sampai luar saat gadis itu belum naik tangga, tanpa menunggu lama ia bergegas masuk untuk melihat apa yang terjadi.

Saat didepan pintu Alisha melihat ada gadis yang berdiri di tengah-tengah mereka, masih menggunakan seragam SMA Nusaraja, dilihat dari roknya ada garis satu  yang menandakan kalau dia adalah murid kelas sepuluh. Alisha mengedarkan pandangannya ternyata tidak hanya ada satu gadis disini, satunya duduk disamping Ken ralat dipangkuan Ken.

"Rambutnya diurai aja."

Saka maju kemudian berdiri dibelakang gadis itu dan menarik lepas ikatan rambutnya. Mereka berdecak kagum. Tidak menyangka gadis yang tadinya culun berubah cantik hanya dengan rambut yang diurai.

Saka terkekeh, "Apa lagi nih?"

Rafa menyeringai menatap gadis didepannya yang menunduk ketakutan, "Kancingnya dilepas satu coba," suruh Rafa membuat gadis itu melebarkan matanya terkejut.

"Wohh hoooo," teriak mereka kegirangan, untuk hal seperti ini Rafa memang ahlinya.

"Buru-buru banget bang, kekeh Ken tangan laki-laki itu mulai menyingkap rok yang digunakan gadis dipangkuannya lalu mengusap pahanya pelan.

Saka tertawa singkat, "Mau buka sendiri apa gue bantu?"

Gadis itu menggeleng keras tangannya ia silangkan didepan, "Gak akan," ketusnya.

"Jangan galak-galak cantik," kekeh salah satu dari mereka.

"Lo tuh sebenernya cantik kenapa ditutupi hm?" kali ini Vero yang beraksi cowok itu sudah berdiri dihadapan gadis itu, sesekali tangannya terulur untuk mengusap pipinya.

Gadis itu memberanikan diri menatap tajam Vero kemudian menyentak tangannya, "Jangan sentuh."

"Cantik kan bang?" Saka menatap Rafa, yang pandangannya tidak lepas dari mereka bertiga.

Rafa tersenyum miring menatap gadis itu dari atas sampai bawah, "Cantik, tapi kurang seksi."

Alisha melotot melihat kelakuan mereka ditambah dengan perkataan Rafa yang barusan. Merasa geram dengan tingkah mereka gadis itu berdehem cukup keras. Membuat orang-orang disana bersamaan menoleh kearah pintu. Gadis dengan ripped jeans blue dan t-shirt crop hitam itu menatap tajam mereka semua. Wajah gadis itu datar tatapannya tajam membuat suasana yang tadinya gaduh menjadi hening.

"Apa-apaan ini?" katanya sambil menatap orang-orang disana.

Hening tidak ada yang berani menjawab. Gadis yang berdiri diantara Saka dan Vero merasa lega dengan kedatangan Alisha. Tatapannya tidak lepas dari Alisha yang saat ini juga menatapnya.

"Kamu pulang aja."

Saka terkejut apa-apaan Alisha ini, gadis ini datang bersamanya pulang pun harus ia yang mengantarnya, "By ap—"

"APA HA?" potong Alisha membuat Saka pasrah kalau gadis yang baru dikenalnya tadi lepas.

Beralih menatap gadis yang ada dipangkuan Ken, tatapan Alisha menilai dari atas sampai bawah. Kemudian ia menarik gadis itu untuk berdiri, "Gampangan."

Gadis itu tersentak lalu balik menatap remeh Alisha, "Apa bedanya sama lo," katanya karena tidak terima dibilang gampangan.

Alisha tersenyum miring, "Kita jelas beda, aku gak akan dengan gampang ikut cowok yang bahkan belum dikenal selama sehari."

Tersulut emosinya gadis itu mendorong Alisha kebelakang yang untungnya langsung ditahan oleh Vero. Semua tercengang melihatnya. Alisha kemudian berdiri tegak dan menatap gadis itu tak kalah remeh.

SigrietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang