Tertarik?

1.9K 72 0
                                    

Awalnya ia kira melupakan adalah sesuatu yang mudah namun kenyataannya tidak segampang itu. Selama dua bulan dia berusaha bersikap tenang dan seolah tidak ada apa-apa. Mungkin orang menganggap dia laki-laki yang suka tebar pesona, sering berganti-ganti pasangan dan tidak akan pernah serius kepada satu wanita. Tapi semenjak ia bertemu dengan gadis itu semua perlahan berubah.

Vero tersenyum mengingat kenangan mereka berdua, baginya sepuluh bulan adalah waktu yang sangat berarti. Kadang Vero merasa aneh dengan dirinya sendiri, sebelumnya dia tidak pernah memikirkan mantan atau wanita yang dekat dengannya. Ia akan bersikap biasa saja setelah mengakhiri hubungan mereka, namun gadis itu, dengan segala tingkah bar-barnya telah berhasil merebut hatinya.

"Masih aja dipikirin cari ganti sono," ucap Rafa saat melihat tingkah sahabatnya itu, kadang melamun lalu tiba-tiba tersenyum. Penyebabnya pasti gadis itu, dasar gamon.

"Hm."

"Lo gak cocok jadi sadboy, bukan lo banget Ver," Naff terkekeh saat Vero menatapnya tajam.

"Bacot," Vero merasa terganggu dengan kehadiran kedua sahabatnya itu. Tapi apa boleh buat semua teman-temannya sibuk dan ia terpaksa mengajak Rafa dan Naff untuk menemaninya. Niatnya mau ngafe ala anak-anak lainnya. Eh dia malah kepikiran mantan.

Naff menghisap rokoknya pelan, "Ayolah Ver, diluaran sana cewek masih banyak."

"Perlu gue cariin?" tawar Rafa.

"Gue bisa sendiri."

"Lagian tu anak juga udah move on dari lo Ver," Rafa tahu betul siapa gadis yang berhasil membuat sahabatnya itu gagal move on. Terkekeh geli tidak menyangka seorang Vero yang terkenal suka menggoda sana-sini ternyata akan jatuh pada pesona gadis itu.

"Iya setiap hari ada aja cowok yang dideketin" tambah Naff.

"Biarin aja, asal dia seneng gue juga ikut seneng," ujar Vero.

"Kenapa dulu lo mau putus dari dia?" Naff merasa heran pasalnya setahu dia dulu hubungan mereka baik-baik saja.

Rafa menyesap kopinya singkat, "Lo selingkuh?"

"Njirr, ini kenapa malah bahas dia sih. Niat gue tuh mau have fun bukan malah ngungkit masa lalu," Vero jengah dengan pertanyaan itu, kenapa putus kalau masih sayang? Dikira dia yang selingkuh lah atau yang paling membuatnya kesal adalah saat Saka si bocah tengil itu mengira kalau dia menghamili salah satu wanita yang ia kencani. Parahnya lagi teman-temannya langsung percaya ditambah ia yang tidak mengelak sama sekali. Mau mengelak menurutnya percuma, Vero tahu betul sifat teman-temannya itu. Sudahlah biarkan hanya Tuhan, Vero dan gadis itu yang tahu.

"Lagian muka lo mancing buat bahas dia," canda Rafa.

"Nii duo bocah tengil mana dah?" Naff keheranan kemana Saka dan Ken, padahal mereka sudah mengatakan otw sejak 30 menit yang lalu.

"Noh," Rafa menunjuk dua laki-laki yang berjalan kearah mereka sambil melambaikan tangan.

"Haii brother," Saka mengulurkan tangannya, mengajak tos sambil cengengesan. Sama halnya dengan Ken disampingnya. Kan sudah dibilang mereka itu sama. Sama-sama gila.

"Dari mana aja?" tanya Vero.

"Bang Pero kangen ya sama adek," Ken mengedipkan sebelah mata menggoda Vero.

"Jijik bangsat," Vero memutar bola matanya, malas meladeni tingkah Ken yang suka sekali membuat orang-orang disekitarnya emosi.

"Tadi mampir kerumah Alisha," jelas Saka, lalu mulai menghidupkan rokoknya.

"Lo tahu rumahnya?" Rafa bingung, sejak kapan gadis itu mau memberi tahu alamat rumahnya. Setiap mau diantar pulang oleh mereka Alisha pasti akan menolak. Kemarin saja waktu ia mengatarnya, gadis itu minta diturunkan di depan Alfamart.

SigrietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang