Pembalasan

740 35 0
                                    

Edgar menghisap dalam nikotin yang terselip diantara jarinya, pandangannya tertuju pada anggota RAXS yang tengah berkumpul. Edgar dan RAXS siapa yang tidak mengetahui kedua nama tersebut. Dibelakang nama lelaki itu pasti ada RAXS. Setelah beberapa tahun kenal oleh Barga Nareswara—ketua RAXS terdahulu, Edgar dipercaya untuk menggantikan posisi tersebut. Berbicara tentang RAXS disinilah Edgar mengerti arti keluarga dan musuh sebenarnya, RAXS jugalah yang membuat Edgar menjadi sosok lelaki yang arogan dan seenaknya.

Memikirkan masalah yang sudah ia lewati beberapa bulan, Edgar teringat hari ini adalah jadwal dirinya mengunjungi seseorang. Yang sangat dia cintai setelah kepergian sang ibunda.

Membuang putung rokoknya, laki-laki itu berdiri sambil menggunakan jaket berlambang R dibagian punggung tersebut. Gerakannya membuat salah satu anggota RAXS menoleh, "Mau kemana Gar?" tanya Jay Kalandra—laki-laki yang Edgar percayai menjadi wakil RAXS.

"Ngapel Elrica," gurau Edgar.

Melihat sahabatnya itu tertawa seolah tak ada beban membuat Jay terdiam beberapa saat, sampai sebuah tepukan pada pundak serta berlalunya Edgar barulah Jay kembali duduk.

Secuil kisah tentang Jay dan Edgar, keduanya bersahabat sejak masih dalam kandungan. Persahabatan ibu mereka yang menciptakan tali persaudaraan diantara keduanya terjalin. Yang membedakan Edgar terlahir yatim piatu sedangkan Jay tidak memiliki ayah. Tetapi apapun itu mereka bersyukur dengan keberadaan Hera—ibu kandung Jay, sosok wanita yang sangat keduanya sayangi, jasanya tidak akan tergantikan sampai kapanpun. Jay merasakan dadanya sesak ketika teringat masa kecilnya tersebut.

Dan tentang Elrica Luisa Adynata kakak perempuan Edgar. Wanita cantik, berhati lembut tersebut mengalami gangguan jiwa sehingga membuatnya harus dirawat. Jay juga ingat bagaimana terpuruknya Edgar dan dia saat mengetahui keadaan gadis itu. Jay mengeram, hanya satu nama yang harus bertanggungjawab yaitu Devan Sadana Nareswara.

***

Mengetahui rencana Edgar yang sebenarnya. Sabila tak henti menggerutu karena ulah sahabatnya itu membuat ia harus ikut terlibat dalam permainan Edgar. Matanya yang dihiasi eyeliner hitam itu melirik dua orang yang mengawasinya, sejak setengah jam lalu ia duduk menunggu Alisha. Tugasnya ialah membawa Alisha pada Edgar. Entah apa yang akan Edgar lakukan setelah ia berhasil membawa gadis itu. Merasa bosan Sabila kemudian mengambil rokok, sembari menghisap benda itu otaknya berpikir bagaimana cara dia lolos dari orang-orang ini. Rafa.

Lelaki dengan tubuh yang dilapisi jaket denim dan kain hitam menutupi setengah wajahnya itu mengendarai motor dengan kecepatan tinggi. Setelah menerima panggilan dari Sabila dengan alamat yang diberikan membuat pikirannya kalut. Rengasakan. Tempat yang Rafa tahu betul seperti apa. Ia ingat setiap sisi bangunan dihadapannya ini, setelah memarkirkan motor Rafa memilih untuk lewat pintu belakang. Berjalan mengendap-endap menuju celah kecil, memastikan keadaan sekitar aman. Rafa kemudian berlalu masuk.

Di sisi lain, Billy beserta inti Relivator beriringan menuju Regasakan. Dibalik helm fullface itu rahangnya mengeras, tikus mana yang berani mengusik dirinya. Saat mereka sampai di rumah yang tidak asing bagi Ketua Relivator itu, bayangan pertarungan antar kedua kubu kembali terlintas dalam pikirannya. Lelaki itu mengarah sisi belakang rumah tersebut dan menemukan montor Rafa disana. Tidak jauh dari tempat mereka terdapat sebuah gerbang tinggi, Saka kemudian membukanya. Tidak dikunci. Seperti mereka memang sudah tahu kedatangan Billy dan Relivator.

Tepat ketika mereka memasuki gerbang yang ternyata mengarah ke bagian taman luas, teriakan seseorang menyambut kedatangan inti Relivator.

"Bangsat," desis Billy.

Edgar menghentikan tangannya ketika akan menurunkan tali mini dress milik Anin. Gadis itu nampak kacau dengan beberapa bagian tubuhnya yang terekspos. Edgar tersenyum lebar menyadari kedatangan tamunya. Lelaki dengan tindik ditelinga kanan, serta kain merah yang melingkar pada lengan tersebut melangkah menyambut kedatangan inti Relivator, "Apa kabar bro?"

SigrietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang