Rencana

1.2K 53 15
                                    

"Gak seharusnya lo gitu Na."

Gadis bule berparas cantik itu menatap jengah sahabatnya yang terus mengomel karena sikapnya beberapa hari lalu. Zarina Gricelle namanya. Salah satu gadis incaran di Nusaraja, walaupun Zarina suka membully tidak membuat laki-laki yang menyukainya itu mundur. Zarina sering memanfaatkan kecantikannya untuk memikat cowok yang dia mau. Hanya satu yang tidak tertarik sedikitpun dengannya. Dia Deenan Mahendra, adik kelasnya yang merupakan ketua ekskul basket. Sikapnya yang dingin dan tidak tersentuh itu tidak membuat Zarina berhenti mendekatinya. Zarina terbiasa mendapatkan apa yang dia inginkan sejak kecil, maka dari itu meskipun sudah diberi peringatan oleh Billy dan Deenan ia tetap akan menggunakan cara apapun agar Deenan jadi miliknya.

Zarina mengepalkan tangannya, teringat saat Deenan menamparnya untuk membela gadis yang katanya dianggap adik itu. Zarina kesal, sudah berkali-kali ia menjatuhkan harga dirinya namun Deenan tetap tidak meliriknya. Zarina berpikir tidak mungkin kalau kedekatan inti Relivator dengan Alisha hanya sekedar sahabat, adik, atau hal lainnya. Alisha pasti sudah memberikan sesuatu hingga mereka bersikap demikian.

"Heh."

Tepukan keras di lengan kirinya membuat Zarina tersadar dari lamunannya, "Udah ngomelnya?"

"Lo tuh ya," Anin geram dengan tingkah sahabatnya yang gegabah, "Tahan diri lo Na."

Beralih menatap Anin disisi kanannya, Zarina mendengus sebal, "Selama ini gue udah nahan."

"Jangan buru-buru," ujar Sabila lalu menyesap sisa minumannya perlahan.

Zarina memperhatikan Sabila, dipikir ia tidak tahu apa yang sedang sahabatnya itu rencanakan, "Lo gak usah sok deh."

"Maksud lo?"

Mengambil rokoknya yang ia letakkan di asbak Zarina lalu menghisapnya pelan sambil memperhatikan orang yang berlalu-lalang didepannya. Matanya yang dihiasi dengan eyeliner hitam pekat itu melirik Sabila yang masih menunggu apa maksud perkataannya, "Gue tahu lo juga gak suka sama tuh cewek."

Sabila mengalihkan pandangannya untuk menuangkan cairan tersebut ke dalam gelasnya, kemudian menegaknya cepat, "Well, lo bener."

Menaikkan satu alisnya Anin memperhatikan kedua sahabatnya, dia tidak paham maksud mereka, "Why?"

"Kalian tahulah," Sabila terkekeh singkat.

"Umm, Rafa?" Tebak Anin. Karena respon sahabatnya itu hanya bergumam tidak jelas Anin menyimpulkan bahwa tebakannya benar. Ia menghela nafas, "Apa bagusnya sih mereka? Sampai kalian tergila-gila ini."

Diantara mereka Anin adalah orang yang tidak tertarik dengan inti Relivator. Gadis tomboy itu memang kerap terlihat sangat dekat dengan Vero namun mereka hanya sekedar teman main. Anin heran menapa kedua sahabatnya ini begitu ingin memiliki mereka. Zarina ingin Deenan dan Sabila, tanpa dijelaskan pun Anin tahu kalau model yang sedang merintis karirnya itu mulai tertarik dengan Rafa.

***

"APA?" Ketus Angel pada seseorang diseberang sana.

"Ketemuan yuk. Sekalian ajak temen lo yang kemaren Ngel."

Angel berjalan menjauh dari ruang kumpul, karena disana ada Vero dan yang lainnya bisa habis dia kalau ketahuan lalu dilaporkan pada Billy. Angel menuju dapur kemudian duduk di meja makan, "Gak. Gue udah gaada urusan lagi sama lo," Angel mengecilkan suara.

Tanpa menunggu jawaban dari Gabriel diseberang Angel langsung memutuskan panggilan tersebut. Bicara soal Gabriel ia jadi ingat dengan sikap Alisha saat bertemu dengan laki-laki itu. Jelas sekali kalau sahabatnya itu terkejut saat melihat Gabriel. Hal itu membuat Angel bingung. Ada apa sebenarnya?

SigrietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang