Harus bisa melupakan

827 32 0
                                    

"Maaf sayang," kata Vero lembut, tidak tega melihat sorot kecewa yang diberikan Alisha. Seharusnya besok mereka akan berangkat ke Bromo namun gagal sebab Vero mendapat tugas dari sang ayah, mengenai perusahaan keluarga Samudra. Vero yang merupakan anak tunggal dari keluarganya dituntut untuk segera bisa mengambil alih perusahaan.

"Yah kak," sedih Alisha.

Mendapatkan sebuah ide terlintas di kepalanya, Vero tersenyum lebar pada Alisha, "Gue punya villa baru di Bandung. Peresmiannya beberapa minggu lagi. Ikut kesana yuk, sama lainnya juga."

Dan hal itu berhasil menciptakan binar pada kedua iris cokelat terang Alisha. Gemas sekali. Vero yang hendak memberi kecupan pada pipi chubby Alisha tertahan akibat pintu basecamp dibuka secara kasar. Membuat seluruh anggota Relivator serta Vero dan Alisha tersentak kaget.

Brakk!!!

"SINI LO VER."

Rafa datang dengan nafas memburu disertai aura gelap yang membuat siapa saja disekitarnya begidik ketakutan. Wakil Relivator itu menghunus Vero dengan mata tajamnya. Dengan gerakan cepat Rafa lalu menarik baju Vero, memberikan pukulan keras pada pelipis Vero.

"Lo emang gak becus jaga Angel, Ver."

Serangan tiba-tiba Rafa menarik perhatian seluruh anggota Relivator, mereka lantas berkumpul pada ruang depan basecamp. Diam menyaksikan pukulan keras Rafa menghantam wajah Vero, tidak ada yang berani mendekat bahkan memisahkan mereka sekalipun.

Vero berusaha bangkit, mengabaikan wajahnya yang terasa berdenyut akibat pukulan dari Rafa. Vero membalas sorot dingin lelaki dihadapannya, kebingungan atas tindakan mendadak Rafa.

"Angel sama Edgar, bisa-bisanya lo gak tahu Ver," murka Rafa.

Vero menajamkan pendengarannya, Edgar ketua RAXS memiliki hubungan dengan Angel. Bagaimana bisa. Bertemu saja mereka tidak pernah.

Rafa tertawa sumbang melihat keterkejutan Vero. Sudah ia duga sahabatnya itu tidak tahu kedekatan Angel dengan Edgar. Ingin memberikan pukulan pada wajah Vero, tangan Rafa mengudara ketika seorang gadis berdiri dihadapannya. Menatapnya dalam.

"Stop kak."

***

Tepatnya di bulan April sepasang remaja yang sudah menjalin kisah cinta dengan waktu tidak singkat itu memutuskan untuk mengakhiri hubungan. Tidak ada kata putus yang terucap. Namun dari sikap keduanya sarat untuk ingin segera berpisah. Ego mereka lebih besar dibandingkan dengan keinginan untuk tetap bersama. Saat itu baik Vero maupun Angel, sama-sama menutupi dengan baik kandasnya hubungan mereka. Vero masih sering mengantar jemput Angel, menghabiskan waktu bersama, menginap di apartemen Angel, begitu pun dengan Angel yang tetap memberi perhatian penuh pada sosok lelaki yang sudah mengisi hatinya selama sepuluh bulan itu.

Hingga sampai suatu hari Saka, memergoki Vero sedang tidur bersama seorang wanita, serta tidak sengaja menemukan alat uji kehamilan. Hal tersebut lantas membuat Saka si mulut lambe turah, membeberkan ke semua inti Relivator, juga Angel. Mereka percaya dan semakin menyudutkan Vero. Merasa inilah waktu tepat, Angel pun dengan lantang mengucapkan kata 'putus', menegaskan bahwa hubungan keduanya sudah benar-benar berakhir.

Singkatnya mereka memutuskan untuk tetap menjalin komunikasi dengan baik. Tak jarang ada gombalan playboy Vero, godaan Vero pada Angel, tindakan mendadak Vero, seperti ciuman. Yang tetap bisa membuat pipi Angel merona.

"Sshhh." Lamunan Vero buyar, merasakan pelipisnya ditekan oleh gadis dihadapannya. Membuat ia mengeluarkan ringisan kecil.

"Mikir apa? Jorok pasti," Alisha menatap garang Vero.

SigrietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang