part 5

1.6K 142 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote ya...

Happy Reading

Rey menurunkan sandrina di brankar UKS dengan asal, UKS tersebut sangat sepi tidak ada guru maupun petugas PMR, mungkin, sudah pada pulang karena sudah setengah jam bel pulang bunyi.

"Guys bokap gw udah jemput didepan gimana nih?" Tanya ratu.

"Yaudah lo balik duluan aja" Balas liya.

"Oke gw duluan, gw titip bocah ini" Ucap ratu seraya menunjuk sandrina yang masih belum sadar.

Ratu meninggalkan ruangan UKS, sedangkan aqeela, saskia dan liya minyak kayu putih yang tidak tau dimana tempatnya, minyak kayu putih tersebut ditemui oleh liya.

"Udh gw, gw udah gak ada urusan lagi" Ucap rey.

"Heh lo mau kemana?" Tanya aqeela.

"Balik" Ketus rey.

"Lo jagain bentar kek, gw sama yang lain mau cari anak PMR" Ucap saskia.

"Males" Ucap rey.

"Pokoknya jagain dulu! Pakein nih minyak kayu putihnya" Ucap liya sambil nyodorkan minyak kayu putih.

"Ini semua juga salah lo, karena tadi lo kekantin dulu waktu disuruh sama bu dilla kalo sandrina bebas dari hukumannya?" Ucap aqeela.

"Kok lo tau?" Tanya rey.

"Pokoknya gue titip dia, kalo ngakak gw aduin bu dilla. Semuanya gara-gara lo telat nyamperin amanah bu dilla, beginikan jadinya" Jelas saskia.

"Iya gw jagain, cepet balik lagi!" Suruh rey.

Aqeela, saskia, liya meninggalkan UKS mencari anak PMR untuk membantu sandrina. Sedangkan rey, dia mendekatkan ujung minyak kayu putih kehidung sandrina yang tidak sadarkan diri itu.

"Kena kan balesan gw, makanya jangan main-main sama rey" Batin rey.

Sandrina tersadar diri, membuka matanya perlahan dan menghirup yang sangat tidak disukainya yaitu bau "Obat". Sandrina memandangi ruangan dan mendapatkan rey yang duduk disampingnya dengan senyum smirknya.

"Ngapain lo senyum, puas?" Hardik sandrina.

"Teman-teman gw, gak ada yang kesini?"

"Lagi nyari anak PMR, gak balik-balik dari tadi, mungkin mereka membuang lo disini" Seru rey.

"Sialan lo"

Sandrina sudah tidak kuat lagi dengan bau obat di UKS ini, ia bangun dari tidurnya untuk duduk dan bersiap turun dari ranjang. Sandrina merasa kepalanya berdenyut kencang dan dia memijat kepalanya berharap mereda.

"Mau kemana lo? " Tanya rey.

"Gw mau keluar, gak kuat gw disini, bau obat" Balas sandrina yang sudah siap turun.

"Udah lo disini dulu, kalo lo keluar nanti gw kena omelan dari Teman-teman lo yang kalo ngomong kaya cabe" Jelas rey.

"Gak, gw mau keluar" Sandrina memaksakan turun dari ranjang walaupun badannya masih lemes.

Brukk...

"Awwww"

"Hahahah sukurin lo kena karma" Seru rey.

"Anying lo, bukannya bantuin!" Kesal Sandrina.

"Tadi gw udah bilang gak usah kemana-mana" Seru rey.

"Gw mati disini, itu gara-gara lo" Ketus sandrina.

"Oke oke, sebagai musuh yang jahat dan sombong harus membantu orang yang kesusahan" Ucap rey.

"Tai lo, ayo bantu gw kedepan UKS aja"

Rey memampah sandrina kedepan UKS setelah itu dateng rombongannya dan bu dilla, aqeela yang membawa bubur ditangannya, lalu ia berikan kepada sandrina.

"Sandrina, kita balik duluan ya udah dicariin" Ucap liya.

"Nanti gw sama siap--" Ucap sandrina terpotong oleh liya, saskia dan aqeela saat mereka pamit.

"Bu kami duluan" Ucap saskia lalu mencium tangan bu dilla diikuti oleh liya dan aqeela.

Sandrina menatap teman-temannya yang menjauh, lalu berlalih menatap bu dilla didepannya.

"Ibu denger dari aqeela, rey kenapa tadi menyampaikan amanah saya telat? Jadi beginikan" Geram bu dilla melihat rey lalu ke sandrina yang disampingnya duduk lemas.

"Hehe lupa bu" Ucap rey sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kamu harus tanggung jawab, dengan apa yang kamu perbuat" Kata bu dilla.

"Ibu ngomongnya, seakan saya ngehamilin anak orang" Canda rey. Bu dilla memutar bola matanya dengan malas.

"Sandrina kamu gak apa apa? " Tanya bu dilla.

"Gak apa apa, cuman lemes dong bu" Balas sandrina.

"Sebagai hukuman rey, kamu antar sandrina pulang sesudah dia makan" Tegas bu dilla.

"Yaelah" Keluh rey.

Bu dilla pergi menjauh dan sandrina menyuapkan buburnya ke mulutnya dengan tidak nafsu, karena bubur tersebut terasa hampa.

"Lo lama banget makanannya sih, lo mau modus biar lama-lama sama gw ya?" Tuduh rey.

"Males banget, lo kok cerewet sih! Biasanya aja ke cewek dingin" Balas sandrina.

"Gak tau gw juga, mungkin efek benci gw ke lo jadi gini, cepet makannya!" Seru rey.

"Nyantai dong, ini bubur gak ada rasanya gak enak tatau" Balas sandrina dengan ketus.

"Sini sama gw" Suruh rey.

"Gak"

Rey merebut bubur itu ditangan sandrina dengan paksa, rey binggung kenapa kalo dia sama sandrina pasti banyak ngomong padahal sama temennya saja dia hanya ngomong seperlunya.

"Cepet bukan mulut lo Aaaa... " Pinta rey.

"Gak"

"Cepet, lo keras kepala ya!" Pekik rey.

"Iya iya"

Rey menyuapkan bubur ke sandrina tanpa perasaan, hingga dia kesendak.

Uhukk.... Uhukk....

Dengan cepat rey mengambil botol minumannya dari tas dengan panik, karena muka sandrina sudah memerah lalu diberikan kepada sandrina dan tanpa berfikir sandrina langsung meminumnya.

"Minum minum"

1 menit kemudian....

"Lo gila ya? Lo mau bunuh gw? Gak gini caranya!" Ujar sandrina sesekali batuk.

"Hehehe.... Sorry, kalo bunuh lo gw belom ada niatan" Balas rey santai.

"Anyeng, udah gw gak mau makan lagi"

"Abisin dulu, lo belum makan dari pagi kan? Beneran gw gak akan gitu lagi bukan mulut Aaaaaa" Seru rey.

"Gak mau, gak enak itu bubur"

"Coba gw coba" Rey memasukkan sendok bubur ke mulutnya dengan polos.

"Enak kok" Lanjutnya.

"Si kunyuk itu sendok gw"

"Udah ayo abisin, lagian itu botol minum bekas mulut gw, tenang gw gak penyakitan kok a.... a... " Suruh rey.

"Kenapa gak bilang, wahh bibir gw ternodai" Ucap sandrina sambil menyentuh bibirnya.

"Lebay lo, harusnya lo bersyukur, makan"

Dengan malas sandrina membuka mulutnya memakan buburnya dengan sendok yang tadi dipakai rey untuk mencicipi buburnya.

Bad boy Vs Bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang