30. kkak kung

684 129 22
                                    

"ASSAMUALAIKUM!! PAKET!!!" Teriak seseorang dari depan pintu rumah yang menjulang tinggi kaya tinggi badannya Rowoon sf9. Haha canda mas Rowoon.

"Si anying, gue kira paket beneran." Dengus Jeno si tuan rumah.

"Ya kali kang paket ganteng kaya gue." Ucap sosok itu sembari menyisir rambutnya kebelakang, Jeno langsung masang muka jijik melihat tingkah temennya yang nggak pernah berubah dari 8 tahun yang lalu.

"Sendirian aja lo?" Tanya Jeno kemudian sembari mempersilahkan tamunya masuk.

"Nggak juga sih, anak gue masih pipis noh di depan." Jari telunjuknya mengarah ke bocil yang lagi pipis di pinggir pager rumah Jeno.

Jeno langsung menganga, pager rumahnya baru di cat yawla. Mau nangis aja Jeno rasanya. "Jin gue masih punya kamar mandi loh, ngapain lo suruh anak lo buang air disitu?" Geram Jeno.

Hyunjin meringis, "Santuy Jen, nggak pipis beneran kok." Ucapnya sembari menepuk bahu lebar Jeno sebanyak dua kali.

"Oh iya anak lo kan cewek mana bisa pipis berdiri." Jeno terkekeh.

Jeno dan Hyunjin kemudian melangkah masuk ke dalam rumah Jeno menuju halaman belakang rumah keluarga Prawira dimana acara kecil-kecilan di buat.

"Sumpah gue terharu disambut kaya gini." Hyunjin ngusapin air mata ghoibnya.

Yang lain langsung noleh secara slowmotion kaya lagu favorit saya. "Woyyy apa kabar ngab? Betah amat lo di Kanada." Sambut Jisung berlari nubruk tubuh Hyunjin.

Hyunjin cuma balas ketawa aja.

"Hwaa ayah pelmen athu dilebut thama Jinthoul (Jinsoul)." Suara tangisan anak perempuan berusia sekitar tiga tahun tersebut mengalihkan atensi keempat belas pria tampan tersebut.

Junkyu menghela napas dalam. "Sini-sini nanti ayah marahin Jinsoul-nya." Ucapnya sembari menghampiri anaknya yang wajahnya udah banjir sama air mata.

"Ih Jaehwa cengeng, aku nda suka." Sahut anak laki-laki bertubuh pendek nan gempal di deket pintu.

"Masih bocil udah sarkas." Bisik Yangyang pada Jisung yang duduk di sampingnya.

"Gue denger ya Aryangin." Sahut Jeno saat denger Yangyang yang mau gibahin anaknya.

Jaehwa di gendongan Junkyu makin sesenggukan. Makin puyeng dah Junkyu kalo gini. Mana mamaknya kagak ada lagi.

"Thiapa uga yang mau thama unjin? Unjin gendut Ewa uga nda thuka." Balas Jaehwa tidak kalah menusuk.

"Ngomong apaan dah lo? Kagak ngerti gue." Haechan menimpali juga. Bahasa bayi lebih susah daripada bahasa kalbu.

"Hweee papa dia dolong-dolong athuuu..." Satu lagi suara cempreng masuk ke indra pendengaran mereka. Kali ini dari bocil cewek bermata sipit, bibirnya tumpah.

"Astaga Jaem anak lo ngeselin banget!!" Geram Seungmin tiba-tiba. Seungmin tadi sempet di wasiatin sama Jeno suruh jaga anak-anak buat sementara–sedangkan yang lain nyiapin alat dan bahan buat bakar-bakar sekalian bantuin chef Felix masak.

Jaemin mendelik kearah Seungmin. "Sembarangan kalo ngomong!"

"Beneran woy, anak lo abis rebut permennya Jaehwa terus dorong-dorong Minji." Jihoon menimpali, dia abis liat secara langsung gimana kebrutalan anaknya Jaemin sambil me-reka adegan.

Mendengar itu Hyunjin langsung jongkok, menyamakan tinggi dengan anak perempuannya. "Tadi yang dorong Jinsoul?" Anaknya mengangguk, padahal nggak tau yang namanya Jinsoul itu yang mana.

"Nih gue udah bikin petisi tendang Jinsoul dari baby bear squad." Sahut Yoshi sembari nunjukin layar gadget-nya yang beneran nampilin petisi buat depak Jinsoul dari baby bear squad.

𝚞𝚗𝚕𝚒𝚖𝚒𝚝𝚎𝚍 𝚜𝚚𝚞𝚊𝚍 •𝟎𝟎𝐋•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang