RAYAN PART 7

104K 10.8K 293
                                    

Happy reading❤️

Sepertinya aku memang harus kasih tau disini. Cerita ini pada dasarnya, juga menceritakan bagaimana Anin yang dulunya di rahasiakan oleh Vano mulai terkuak ya. Bukan menceritakan dengan detail bagaimana Anin yang di rahasiakan terus menerus secara mati-matian, nggak. Semoga kalian mengerti❤️
•••
"Halo cantik," Alex mencolek salah satu dagu siswi saat para inti Argos akan menuju kantin. Penyakit playboy nya mulai kumat jika sudah melihat yang bening.

"Tangan kamu lembut banget by," Alex menyentuh salah satu tangan siswi serta modus menggenggam tangannya.

"SHUT UP ALEX!" Naden merasakan kedua telinganya berdengung mendengar Alex caper sana sini.

"APAAN SIH LO ANJENG, IRI YA?" Nahkan balik ngegas.

BUGH!

Naden menendang bokong Alex dengan kaki kanannya karena kesabarannya sudah menipis. Iri katanya? Apa perlu dia ngapel dengan Abel di hadapan Alex sekarang? Yang ada Alex akan berubah menjadi cacing kepanasan.

Kedua orang ini memang tidak akan pernah akur jika bertemu, tetapi jika salah satunya tidak kelihatan maka mereka akan saling mencari. Byasalah, gengsi.

"Leo, mau ga?" Athan menyodorkan sebungkus chitato kepada Leo.

Leo menggelengkan kepalanya, "Habisin aja."

Rayland? Anak itu sedang mengamati sekitar koridor sembari memasukkan kedua tangannya ke saku celananya, tidak memperdulikan kedua sahabatnya yang sedang cek cok.

BRUK

"AAAAAAA"

Teriakan para siswi dan benda jatuh yang bunyinya lumayan keras membuat kelima para inti Argos mengalihkan pandangan ke seberang gedung.

"ANIN!" Athan berteriak dan berlari ke arah Anin dengan sebungkus chitato yang masih berada di tangannya.

Keempat inti Argos menyusul Athan untuk melihat apa yang terjadi. Rayland terdiam sejenak saat melihat darah mengalir di kening dan juga leher Anin dengan deras. Serpihan besar pot bunga itu menghantam kepala dan punggung Anin dengan cukup keras.

•••
Anin merasakan kepalanya sakit luar biasa saat pot bunga itu menghantam kepalanya. Ia meringis sejenak dan dapat merasakan kening serta lehernya di alirin cairan yang ia yakini darahnya sendiri. Bisa ia tebak, punggungnya akan terdapat memar setelah ini.

Anin melepaskan pelukannya, "Lo gapapa? Ada yang sakit?"

Anin menatap siswi di depannya yang memasang tampang mematung. Siswi itu menunjuk kening Anin , " Kening lo berdarah."

Saat Anin akan menyentuh keningnya, tangannya terlebih dahulu di pegang oleh seseorang.

"Rayland?"

"Jangan di sentuh, nanti infeksi." Rayland menarik tangan Anin untuk keluar dari kerumunan. Para siswi yang melihat itu tak bisa menahan jeritan mereka, Rayland terlihat sangat tampan dengan sikapnya yang gentleman.

"Kita mau kemana? tas gue masih di kelas Ray!" Anin dilanda kebingungan saat Rayland menariknya dan membawanya menuju parkiran sekolah.

"Nanti gue suruh sahabat gue yang ambil tas lo, sekarang kita ke rumah sakit." Rayland membuka kan pintu penumpang dan mendorong pelan agar Anin masuk ke dalam mobilnya.

"Darahnya gamau berhenti ya?" Rayland bertanya dengan tenang, tapi tidak dipungkiri bahwa ia sedang panik saat ini.

Rayland memberikan tissue yang tersedia di kursi belakang dan memberikannya kepada Anin. Tak lupa ia menurunku sedikit tempat duduk Anin agar gadis itu bisa membaringkan kepala dan tubuhnya.

RAYAN ✔️ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang