Hallo! Kaget banget liat vote sama comment part sebelumnya sebanyak itu dalam kurun waktu sebentar🙂 thank you so much teman-teman❤️
Jangan lupa vote sebelum membaca dan ramein tiap paragraf yaa<3 YUK BISA YUK BANYAKIN KOMEN👀
Di part ini bisalah ngalahin vote sama comment part sebelumnya<3
⚠️ WARNING⚠️
ADEGAN MENYAKITI DIRI SENDIRI DAN DARAH.Happy reading!❤️
•••
Anin menatap bingung map yang berada di tangannya, ia menatap Vano dengan tatapan bertanya-tanya."Buka aja." Vano menatap Anin dengan santai.
Anin membuka map yang berada di tangannya dan membaca surat-surat yang berada di dalam nya. Anin hampir saja menjatuhkan rahangnya.
"DAD SUMPAH INI APAAN?!" jerit Anin.
"Hadiah." ucap Vano singkat.
"Dad, ga cukup daddy udah buat ulang tahun aku segitu mewahnya dan sekarang daddy ngasih aku villa?!" ucap Anin tak percaya.
Anin tidak bisa berkata-kata, nama lengkapnya terpampang jelas di sertifikat kepemilikan tujuh villa dan sepuluh resort di berbagai daerah.
"Dad ini berlebihan banget!" Anin memejamkan matanya lelah.
"Terima aje."
Ingin sekali Anin menendang daddy nya yang kelewat santai ini. Ia kira pesta ulang tahun mewah kemarin sudah menjadi hadiah dari Vano, nyatanya pria itu masih menyiapkan kejutan yang lain.
Hero tertawa melihat reaksi adiknya, "Terima aja dek. Lumayan, jaminan buat masa depan kamu."
"Ya tapi tetep aja bang, ini berlebihan."
"Ga ada yang berlebihan buat anak sendiri." celetuk Vano dengan tatapan terfokus pada ipad di tangannya.
"Bener kata daddy, emang daddy kerja buat siapa lagi kalau bukan untuknya anaknya hm?" ucap Hero sambil mengusap surai adiknya.
Anin menghela nafas kasar, ia beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan ke arah Vano, "Thank you, daddy." ucap Anin pelan. Ia memejamkan matanya menikmati pelukan yang sangat jarang ia lakukan dengan Vano. Sepasang anak dan ayah itu memiliki sifat yang sama, gengsi.
"Hope you like it." bisik Vano sambil mengelus punggung anaknya.
Anin menguraikan pelukannya, alisnya menukik tajam. "Suka lah! Tapi lain kali jangan ngasih aku hadiah segini banyaknya dad." ucap Anin penuh penekanan sambil memicingkan matanya.
"Suka-suka gue dong. Duit-duit gue." Vano menyugar rambut lebatnya kebelakang. Anin memutarkan bola matanya malas saat mendengar balasan sombong daddy nya.
"Kalung dari siapa?" tanya Vano setelah sadar melihat benda tipis itu melingkari leher anaknya.
Anin yang sedang melanjutkan acara memakan sarapannya seketika tersedak. Hero yang berada di sebelahnya dengan sigap menyodorkan segelas air mineral. Anin merasa tenggorokannya perih, ia meminum dengan rakus.
Anin gugup, ia takut Vano akan melarangnya untuk berpacaran. Anin meremas jarinya tanpa sadar, kebiasaannya saat sedang gugup. Hero yang melihat itu menaikkan sebelah alisnya, "Kamu kenapa sampe segugup itu? daddy kan cuman tanya tentang siapa yang ngasih." ujar Hero.
Anin mengulum bibirnya, "Dad...is that okay-if i have a boyfriend?" tanya Anin dengan sangat hati-hati. Anin bergerak gelisah saat melihat tatapan daddy nya yang tidak bisa ia artikan, begitu juga dengan Hero.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYAN ✔️ [TERBIT]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] SEBAGIAN PART TELAH DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN😈 Argos, geng legendaris yang saat ini sedang dipimpin oleh Rayland. Pemuda dingin, tegas, brutal dan juga kejam dalam menghadapi musuh musuhnya. Dibantu oleh ke...