RAYAN PART 22

90K 8.9K 255
                                    

Hallo semuanya! Jangan lupa vote sebelum membaca dan ramein setiap paragraf yaa❤️

THANK YOU SO MUCH TEMAN TEMAN😭😭😭❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️ Sebagai hadiah untuk kalian, aku update sekarang deh🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

THANK YOU SO MUCH TEMAN TEMAN😭😭😭❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️ Sebagai hadiah untuk kalian, aku update sekarang deh🥰

Semoga kalian ga bosen sama ceritaku yaa hehehe<3 Di part ini kita have fun dulu ya,kita nyanyi dulu hihi.

Happy reading❤️
•••
"Nin, lo main alat musik apa?"

Anin menoleh menatap temannya yang sedang duduk di sampingnya, Keymila teman satu ekstrakurikulernya. Anin dan kedua sahabatnya mengikuti ekstra yang berbeda. Kedua sahabat Anin mengikuti ekstra dance sedang Anin mengikuti ekstrakurikuler musik.

"Gue main gitar Key." jawab Anin. Kebetulan luka di tangan kiri Anin sudah mengering dan tidak perlu memakai perban lagi, jadi ia sudah bisa memainkan alat musiknya kembali.

Saat ini mereka sedang berada di dalam ruangan khusus ekstrakurikuler musik. Hari ini akan dilaksanakan praktek rutin yaitu menyanyi dan juga bermain musik untuk mengetahui kembali kemampuan para murid.

Di ruangan luas ini sudah terdapat sekitar lima puluh peserta yang akan melakukan praktek kali ini.

"Halo semuanya! Selamat siang. Untuk praktek kali ini, kita tidak akan melakukannya di ruangan ini tetapi di basketball court yang indoor. Kebetulan disana juga terdapat panggung dan juga sound system yang bagus. Hal ini dilakukan supaya kalian bisa terbiasa untuk bernyanyi diatas panggung dan sekalian juga untuk melatih mental kalian. Jadi, jangan lupa bawa alat keperluan kalian, jangan sampai ada yang ketinggalan. Sekarang kita menuju kesana, let's go student!" ucap Bu Desi selaku guru pembina untuk ekstrakurikuler musik.

"Mampus! Anin gimana nih? gue demam panggung. Ini aja gue udah keringat dingin, apa gue kabur aja ya Nin?" Key merengek kepada Anin. Masalahnya, ia demam panggung dan akan gemetar jika tampil di depan orang banyak.

"Heh! Ga boleh! Coba dulu Key, pasti bisa. Sekarang tenangin diri lo dulu, rileks. Tarik nafas, buang. Gue yakin lo pasti bisa." Anin mencoba untuk menyemangati temannya ini dengan memberi kata kata semangat sembari mengusap bahu Key.

Key mengikuti instruksi Anin untuk rileks lalu menghembuskan nafasnya pelan.

"Huft, udah mendingan." ucap Key dengan sedikit lebih santai.

"Good! Yuk sekarang kita ke aula. Temen temen udah pada kesana duluan." Anin pun menggendong tas gitarnya di kedua bahunya, lalu menggenggam tangan Key agar ketakutan temannya ini semakin berkurang.

RAYAN ✔️ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang