RAYAN PART 21

94.5K 8.8K 439
                                    

Hallo! Jangan lupa vote sebelum membaca dan ramein tiap paragraf yaa❤️

Terimakasih buat kalian yang masih setia sama cerita absurdku huhu😭

Kalian kelas berapa? atau ada yang udah lulus?👉🏻

Happy reading❤️
•••
Argh!

"LUNA! LO APA APAAN SIH?!" marah Aura saat melihat Luna menyenggol bahu Anin dengan kuat secara sengaja.

"Lah? lo napa marah sama gue? salahin aja sahabat lo yang jalan ga pake mata." ujar Luna tidak peduli sembari memperhatikan jari jari lentiknya.

"Goblok, dimana mana orang jalan pake kaki." celetuk Anin pedas.

"Udah udah. Anggep aja dia orang gila yang lepas dari kandangnya, yuk kita ke kelas." lerai Abel.

Sebelum mereka meninggalkan Luna, Anin mengambil kesempatan untuk menginjak punggung kaki Luna dengan sepatu mahalnya.

"AH SAKIT! MAKSUD LO APAAN JALANG?!" wajah Luna sudah merah padam. Mungkin jika digambarkan dengan animasi, hidung dan telinganya akan mengeluarkan asap seperti banteng.

"Satu sama." ujar Anin tersenyum miring.

Anin dan kedua sahabatnya berjalan meninggalkan Luna yang sedang meneriakkan sumpah serapahnya.

Diperjalanan menuju kelas, Anin berpapasan dengan Al yang sedang berjalan seorang diri. Aura yang melihat keberadaan Al, merapikan penampilannya.

Aura menyampirkan sejumput rambutnya ke belakang telinga, "Hai Al." sapa Aura dengan senyuman manis dan lugunya.

"Oh hai?" Al menggantungkan ucapannya karena tidak mengetahui nama gadis didepannya ini.

"Aura. Panggil aja Aura, kalo sayang juga boleh hehe." ucap Aura cengengesan. Anin dan Abel yang memperhatikan keduanya, ingin muntah melihat lagak Aura yang sok anggun seperti sekarang.

"Hai, Aura." sapa Al kembali dengan suara beratnya. Aura rasanya ingin jungkir balik sekarang juga mendengar suara berat itu menyebutkan namanya.

"Oh iya kamu mau ke kelas?" tanya Aura lembut.

"Gue mau ke perpustakaan. Mau ngambil buku sejarah sama geografi." ucap Al dengan tersenyum walaupun sedikit canggung.

Aura rasanya ingin pingsan saja melihat senyuman manis yang terpampang jelas di depannya.

"ET ET ITU MULUT DI TUTUP. JIGONG LO KEMANA MANA!" Alex yang baru datang langsung mengusap kasar wajah Aura.

"KURANG AJAR LO ALEX!" Aura menggigit tangan Alex yang tadi mengusap wajahnya dengan kasar.

"ARGH! HEH BOCAH LEPASIN GAK?!" Alex berusaha menyingkirkan Aura yang saat ini sedang menggigit lengannya.

Sungguh, wajah keduanya saat ini tidak terkontrol. Hilang sudah kesan polos dan anggun yang Aura tunjukkan di depan Al tadi.
Athan memegang perutnya yang sudah kram karena tertawa melihat pertunjukkan di depannya ini. Ia mengeluarkan ponselnya lalu memotret kelakuan Aura dan juga Alex.

Tidak memperdulikan sahabatnya yang sedang menjadi korban penganiayaan, Rayland berjalan menuju Anin yang masih terbengong melihat kelakuan Aura.

"Hey." bisik Rayland tepat di telinga kiri Anin.

"Ray! Ngagetin aja."

"Dia, murid baru?" tanya Rayland sembari menunjuk Al menggunakan dagunya.

Anin menganggukkan kepalanya. "Hm, dari tiga hari yang lalu." jawab Anin.

Rayland memperhatikan Al dari atas hingga bawah dengan tatapan dinginnya. Al merasakan aura tidak mengenakkan di sekitarnya. Ia mengedarkan pandangannya, lalu tatapannya bertemu dengan iris cokelat tajam milik Rayland.

RAYAN ✔️ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang