RAYAN PART 35

64.3K 7.7K 1K
                                    

HALLO! Jangan lupa vote sebelum membaca dan ramein tiap paragraf yaa❤️

Kalo aku nanya, hal apa yang menurut kalian menarik atau unik dari cerita ini kalian bakal jawab apa?

⚠️ WARNING ⚠️
ADEGAN KEKERASAN!

Happy reading!❤️

•••
Bugh!

Alden memejamkan kedua matanya menahan rasa sakit yang amat sangat mendera kepalanya.

"JAWAB DIMANA MAMA KAMU!" Ranaka, pria paruh baya itu seolah siap untuk membunuh anak semata wayangnya.

"GAK AKAN GUE KASIH TAU!" ucap Alden balas berteriak.

Wajah pria paruh baya itu semakin memerah disertai dengan rahangnya yang mengeras. Tangan kanan pria itu menggenggam rambut tebal milik Alden seolah menjambak dan mengarahkan kepala Alden ke dinding berwarna putih ruang tamu.

Terdapat bercak darah yang menghiasi dinding berwarna putih gading itu. Tidak sampai disitu, pria itu mengambil sebuah besi panjang yang sudah dipanaskan lalu tanpa rasa kasihan memukul punggung Alden dengan beringas.

Alden mencoba menahan ringisannya, kedua tangannya mengepal erat seolah untuk menyalurkan rasa sakit yang diberikan oleh Ranaka. Kulit punggungnya yang tidak tertutupi oleh baju menjadi melepuh dan memar. Bahkan terdapat darah yang mengalir di punggung nya.

Ia ingin melawan, tapi bagaimana bisa ia melawan jika kedua tangannya di tahan oleh dua orang berbadan besar? tenaganya sudah terkuras habis. Ranaka sudah menyiksanya hampir dua jam.

"Ini hukuman buat kamu yang sudah berani melewati batas." desis Ranaka. Tangan pria itu tak berhenti memukul punggung anak kandungnya sendiri. Para bodyguards milik Ranaka hanya bisa diam seperti patung saat melihat penyiksaan tuan muda mereka.

"Lihat saja apa yang akan saya lakukan jika sudah menemukan mama mu."

Alden tertawa sinis dengan kedua netranya yang menatap tajam ayah kandung nya. "Coba aja, kalo bisa." bisik Alden tajam.

Melihat balasan santai dari anaknya membuat emosi milik Ranaka seketika naik melampau batas maksimal. Pria paruh baya itu memukul anaknya tanpa jeda. Persetan dengan anaknya yang bisa saja meninggal di tangannya.

"PUKUL TERUS PUKUL! PUKUL GUE SAMPAI LO PUAS!" Alden tertawa kencang, seolah menertawakan kehidupannya yang sangat menyedihkan.

"ANAK SIALAN!" teriak Ranaka murka.

Alden sudah mulai merasa lemas, tubuhnya meluruh dengan posisi tengkurap. Pemuda itu sudah tidak bisa menahan lagi rasa sakit di tubuhnya. Keadaannya sudah sangat mengenaskan dengan darah yang menghiasi wajahnya, ditambah banyaknya luka di punggung nya.

Setelah puas menyiksa anaknya, Ranaka memerintahkan kedua bodyguards yang menahan kedua tangan Alden agar membawa pemuda itu ke kamarnya.

"Bawa ke kamar nya dan kunci pintunya. Jangan biarkan dia keluar dari mansion ini." tatapan bengis milik Ranaka masih menatap tajam anak semata wayang nya yang sudah tidak sadarkan diri.

•••
"Gimana keadaannya?" tanya Rayland dengan mata tajam nya tertuju kepada wanita paruh baya yang sedang tertidur.

"Sesuai dugaan, nyonya sempat berteriak histeris saat melihat ruangan baru yang ia tempati. Karena mungkin tempat ini sempat mengingatkannya saat ia disiksa oleh tuan Ranaka di masa lalu. Karena warna dinding apartemen ini mirip dengan warna dinding di mansion milik tuan Ranaka." ucap dokter perempuan itu dengan pelan.

RAYAN ✔️ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang