ALIYA

97 20 13
                                    

"Aku tak bisa kesana, maafkan aku" Aliya menutup laptopnya dengan gemas setelah membaca pesan dari seseorang.

"Tentu saja" gerutunya.

Seorang perawat masuk ke dalam ruangan membawakan makan pagi.

"Jika terus begini, kau akan lekas pulih, noona" katanya menyiapkan makanan Aliya. Aliya tersenyum ramah

"Terima kasih" katanya pelan

"Keadaan seperti ini pasti agak menyulitkanmu, bukan?" Tanya perawat itu

"Ah, harus kuakui itu. Tapi rasanya aku mulai terbiasa" Aliya menyuap nasi dari sendoknya.

"Carilah pacar" kata perawat itu mengedipkan mata dan berlalu.

"Pacar ..." kata Aliya pelan.

Ketika sedang asik makan, ia hampir tersedak dengan apa yang ia lihat di ambang pintu.

"Kau?"

Seorang pria berdiri disana memandanginya. Aliya sangat bingung. Ia kesini? Untukku? Atau ...

"Aku ... mengganggumu?" Kata pria itu.

Aliya meneguk air minumnya segera.

"Kau, mencariku?" Tanyanya

Pria itu berbalik dan pergi terburu-buru. Ia menjatuhkan gelas kopi yang hanya tersisa sedikit. Kopinya tumpah dan meninggalkan aroma kopi manis yang khas.

Aliya bangkit mengangkat kantung infusnya. Ia mengangkat gelas kopi itu dan menemukan tulisan di gelas kopinya

'Hwaiting Mr. Yunsik'

"Namanya Yunsik? Yun-sik?" Aliya mengambilnya dan menaruhnya di sisi ranjang tidurnya.

***

"Darimana kau, Hyung? Mana gelas kopiku?" Tanya Hyunsik. Changsub mengatur pola pernafasannya dan berusaha menyembunyikan kegugupannya.

"Itu tadi kopimu?" Tanya Changsub bingung

"Ya, kopimu ada disini" Hyunsik menunjuk gelas lain bertuliskan Mr. Camseop.

"Aku salah bawa kopi, dan kopimu jatuh" kata Changsub.

Hari itu Daekyeom menjemput Hyunsik di tempat latihan karena hari ini gilirannya untuk periksa kesehatan. Changsub memaksa ingin ikut dengan dalih makanan di kantin rumah sakit sangat enak. Padahal ia kembali kesana untuk mencari wanita berambut panjang itu, dan ia menemukannya secara kebetulan.

Ia tak sengaja berpapasan dengan seorang perawat yang baru keluar dari sebuah ruang rawat inap dan menemukan wanita itu. Ia gugup dan terkejut karena wanita itu mengenalnya. Lalu ia lari setelah tertangkap basah sedang menatapnya dan menjatuhkan gelas kopi disana.

'Aliya' kata Changsub dalam hati 'setidaknya aku tau namanya' ia tersenyum menyeruput kopi pahitnya.

"Akan kubelikan kopi baru" katanya pada Hyunsik.

***

Sepanjang perjalanan kembali Changsub masih memikirkan wanita itu. Entah kenapa dengan wanita itu. Ia bahkan tak mengenalnya tapi wanita itu membuatnya tak bisa tidur dan sulit berkonsentrasi pada hal lain.

***

"Lee Changsub" Minhyuk menjentikkan jarinya di depan muka Changsub. Changsub terkesiap "kau melamun?. Wah, apa yang mengganggumu? Aku tak pernah melihatmu sampai melamun begitu"

"Aku ..." Changsub sedikit terbata. Masalahnya ia sendiri tak begitu yakin dengan apa yang baru saja ia pikirkan. Changsub teralihkan, ia menatap Minhyuk yang menyemprotkan spray di tubuh atletisnya. Ia juga memperhatikan bagian perut Minhyuk. Lalu menatap perutnya sendiri "aaah, aku iri". Minhyuk mendelik sambil tersenyum tipis di depan cermin.

"Noona mu menyukainya" katanya berbalik dan menutup tubuhnya dengan kaus tanpa lengan.

"Apakah wanita selalu terpikat pada tubuh ideal?" Tanya Changsub.

"Tidak juga. Kau hanya cukup bersikap manis, memperhatikannya dan selalu ada disampingnya, ia akan terpikat padamu" kata Minhyuk menarik selimutnya "tubuh dan mulut manismu hanya service tambahan" katanya menghadap Changsub sambil menopang kepala dengan lengannya.

Changsub memegang bibirnya

"Maksudmu berciuman?" Tanya Changsub "aku belum pernah melakukannya"

"Aaaah Lee Changsub, itu ungkapan. Maksudku kalimat manis seperti 'aku mencintaimu', 'aku merindukanmu', 'kau begitu cantik' dan sebagainya. Tapi sebentar, kau benar-benar masih perawan? Wooow, akan mengejutkan nanti jika kau punya pacar" Minhyuk merapikan bantal tidurnya dan mematikan lampu disamping tempat tidurnya "jaljayo changsubaaah"

Changsub memperhatikan sejenak wajah Minhyuk yang sudah terlelap dan memalingkan wajahnya menatap langit-langit kamar. Wajah wanita itu muncul lagi.

"Kau semakin menggangguku" katanya sepelan mungkin.

WHITE CAMELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang