RAHASIA ALIYA 1

79 17 8
                                    

Aliya bekerja sebagai seorang editor di salah satu penerbit ternama di Seoul. Ia anak seorang terpandang di Indonesia. Ayahnya seorang pengusaha properti kelas kakap. Sedangkan ibunya seorang pengacara ternama. Ia sendiri lulusan sebuah sekolah tinggi ternama di Indonesia. Ia anak bungsu dari 2 bersaudara. Kakak laki-lakinya sudah menikah dan menjadi calon penerus kerajaan bisnis ayahnya.

Sejak remaja Aliya hidup bergelimang harta. Ia disegani banyak anak seusianya. Beberapa orang membencinya karena hidup dalam kelimangan harta dari ayah dan ibunya.

Setelah lulus kuliah, bisa saja ia menempati sebuah jabatan penting di perusahaan ayahnya. Tapi ia menolak. Ia ingin hidup mandiri dan menghindari kedua orang tuanya. Ia tak ingin terikat dan bergantung. Ketika diterima bekerja di  korea, Aliya langsung menyambutnya tanpa mendengarkan izin orang tuanya.

Ia belum lama hidup di korea, tak punya banyak teman karena kesibukannya dan karena kecanggungannya terhadap masyarakat asli korea. Ia masih menyesuaikan budayanya. Tak banyak makanan yang ia sukai, tak banyak waktu untuk mengunjungi tempat bermain. Tak bisa sering pulang dan tak pernah menonton acara televisi. Ia menghabiskan waktunya untuk bekerja, walau gajinya tak sebanding dengan penawaran ayahnya. Ia harus membuktikan kalau ia bisa bertahan hidup di negara orang.

***

"Jadi apa pekerjaanmu?" Tanya Aliya pada Changsub di pertemuan mereka yang kesekian kalinya di toko hotdog.

Changsub mulai tau jika hotdog di toko ini adalah salah satu makanan yang cocok dengan lidah Aliya. Ia hanya kesana saat pulang gym dan beberapa kali bertemu aliya untuk berbasa-basi. Kadang mereka tak bertemu karena Changsub ada jadwal lain atau Aliya yang lembur.

"Kau tak mengenalku?" Tanya Changsub

"Kau seorang ternama? Aku hanya tau lee minho dan gong yo di korea. Oppa kesukaanku" kata Aliya melap saus di bibirnya.

"Aku bekerja di industri hiburan" kata Changsub.

"Daebak, aku berteman dengan seorang selebriti?" Mata Aliya melotot

"Tidak, tidak .. aku tak seterkenal itu" Changsub cengengesan.

"Ah, kau harus kerja keras" Aliya menatapnya.

"Aku heran kenapa mereka tak menyediakan nasi" Hyunsik yang sejak tadi menemani Changsub merengut karena hanya makan sebungkus hotdog.

Kali kesekian pertemuan mereka, Changsub memperkenalkan aliya pada Hyunsik yang pulang bersamanya hari itu.

Aliya terkekeh karena Hyunsik mencari nasi di pertemuan pertama mereka. Changsub mengerling sebal.

Changsub memperhatikan Aliya dan tersenyum tipis.

"Kapan-kapan aku akan mengajakmu melihat tempat kerjaku. Mungkin tiga bulan dari sekarang" kata Changsub. Aliya tersenyum tipis dan mengangguk.

Entah kenapa, Aliya merasa sangat canggung pada masyarakat Korea Selatan termasuk Hyunsik. Tapi tak merasa canggung pada Changsub yang juga baru dikenalnya dengan tak sengaja.

Pertemuan mereka untuk pertama kali di atap rumah sakit begitu berkesan bagi Aliya. Aliya sendiri tak dapat melupakan kejadian hari itu dan hari berikutnya ketika Changsub tak sengaja menjatuhkan gelas kopinya di ambang pintu kamar Aliya. Entah mengapa setiap kali melihat wajah Changsub, hatinya menghangat. Ia bisa tersenyum sepanjang waktu hanya dengan melihat Changsub makan hotdog. Suara Changsub menggemaskan dan ia terlihat tampan. Wajar saja, Changsub seorang idola. Hanya saja Aliya tak mengetahuinya. Aliya sendiri suka mendengarkan musik, tapi tak pernah tau siapa itu artis-artis idola. Wajar jika ia asing dengan wajah Changsub.

***

Changsub, Hyunsik dan Aliya berjalan kaki disepanjang trotoar pertokoan dekat toko hotdog. Changsub berkeras untuk mengantar Aliya pulang karena rumahnya tak jauh dari situ. Hyunsik hanya mengikutinya.

Aliya tinggal di lantai tiga sebuah apartemen kecil tak jauh dari situ.

"Tetangga di depan kamarku adalah pelayan wanita yang kita temui di toko hotdog" katanya pada Changsub.

"Pantas saja" Changsub berdiri di depan kamar Aliya "aku akan mengantarmu sampai sini, istirahatlah" kata Changsub hangat. Aliya mendekap tas kerjanya.

"Terima kasih sudah mengantarku pulang, dan senang berkenalan denganmu" kata Aliya pada Hyunsik.

"Masuklah" Changsub menunggunya. Aliya menundukan kepala dan menghilang dibalik pintu. Changsub menatap pintu berwarna abu-abu kusam itu dan tersenyum hangat. Aliya bersandar dibalik pintu dan tersenyum hangat.

"Dia orang yang baik" katanya beranjak.

***

Changsub kembali ke toko hotdog dan mengambil mobilnya disana. Ia mengendarai mobilnya dengan tenang, menyetel radio yang memutar lagu-lagu klasik dan tersenyum sepanjang perjalanan. Ia bahkan hampir lupa kalau Hyunsik bersamanya.

Ditempat terpisah, Aliya membuka laptopnya dan mengecek email masuk. Ia muram. Melepas kacamatanya dan memejamkan mata.

"Selalu begini" katanya menutup kembali laptop itu "aku membencinya!"

WHITE CAMELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang