PERGI DARI SANA

137 15 6
                                    

"Cepatlah oppa!! Aku bisa terlambat!!" Seorang anak remaja merengek di depan pintu kamar mandi. Changsub mandi terburu-buru. Kemudian keluar sampe meneriaki adiknya.

Ia memakan cepat sarapannya sambil menatap ibunya yang sedang mengupas lobak untuk membuat kimchi.

"Kau pulang malam lagi hari ini? Ibu lihat sepatumu rusak" kata Ibunya.

Changsub menghabiskan waktunya menjadi seorang trainee di Cube kala itu. Ibunya berhenti dan menaruh pisau. Ia bergegas masuk ke kamarnya dan mengambilkan sebuah bungkusan besar.

"Ini diskon, kau harus memakainya dengan baik" katanya. Changsub mengambilnya dan melihat isinya. Sepasang sepatu berwarna putih.

"Kenapa membelikanku sepatu? Punyaku masih bisa dipakai" katanya kejam

"Dasar anak tak pandai bersyukur. Masih untung ibumu memperhatikanmu. Sepatumu sudah tak bisa dipakai. Buanglah"

"Kenapa tak sekalian ibu membelikanku kaus kaki?"

"Yaaaiiiissshhhh anak ini!!" Hampir saja ibu melemparnya dengan lobak.

Hati Changsub menghangat. Ia memakai sepatu barunya dengan hati gembira. Lalu pergi tanpa pamit dengan senyuman mengembang di wajahnya.

Keluarganya bukan keluarga kaya, tapi juga tidak hidup miskin. Ia punya seorang adik perempuan. Ayah dan ibunya mendidik mereka dengan cinta dan kasih sayang.

"Uwaaaaaah, bukankah sepatu itu terlalu putih? Sepatu baru?" Tanya eunkwang.

"Keren sekali bukan hyung?" Changsub memamerkannya.

"Aku iri" kata Hyunsik.

"Ya! Kenapa iri padaku? Kau anak orang kaya, minta pada ayahmu, ini sepatu diskon" kata Changsub.

"Aaaah, kau pasti sangat mencintai ibumu, hyung" kata Hyunsik.

Changsub menerawang. Ibunya, wanita itu. Galak sekali. Tapi malaikat terbaiknya sampai kapanpun. Ibunya pernah berkata.

"Hormatilah wanita, dan selalu jadikan ia ratu dalam setiap kesempatan. Berbuatlah manis agar hatinya selalu bahagia. Seperti ayahmu memperlakukanku"

Changsub selalu mengingat itu. Ia pernah berjanji untuk jadi orang sukses untuk ibunya.

"Aku akan jadi pria yang sukses eomma. Walau eomma menyebalkan, aku akan bangga jadi anakmu"

***

"Lee Changsub" kata Changsub pelan "namaku Lee Changsub".

Ayah Aliya menatapnya dengan pandangan dingin.

"Kalau kau ada disini, artinya kau tamuku, dimana orang tuamu? Dari perusahaan mana?" Tanyanya tegas. Wajah Aliya menegang

"Papa..."

"Orang tuaku ..." sekilas Changsub melihat wajah ibunya yang sedang membuat Kimchi rumahan di hadapannya "dia ..."

"Om, dia tamuku" Arya muncul menepuk pundak Changsub "Aliya bilang dia punya pacar di Korea jadi aku mengundangnya kesini. Changsub ini salah satu artis dibawah naungan cube entertaiment. Saham papa ada disana" katanya menjelaskan

"Wah, kau selebriti?" Tanya tuan Wijaya.

"Aku ..." Changsub menatap Aliya "seorang idola"

"Kalau begitu bernyanyilah untuk kami" tuan wijaya menunjuk sebuah piano klasik. Changsub ragu. Tapi tak ada hal lain yang bisa ia banggakan di hadapan mereka saat ini selain bermusik. Ia tak ingin dipermalukan.

Ia menghampiri piano itu dan duduk. Mulai menekan sebuah tuts dan memejamkan mata.

Sebuah lagu indah, dari pemilik suara indah mengalun memenuhi ruangan. Aliya begitu bangga. Sungjae dan Siwon ikut bangga. Arya berdiri dibelakang tubuh Aliya dan memegang kedua bahu gadis itu. Ia membisikkan sesuatu.

"Sekuat apapun aku jatuh cinta padamu, aku tak akan pernah bisa mengalahkannya bukan?" Aliya berbalik dengan mata berkaca-kaca. Ia menatap Arya.

"Mas ..." katanya lirih disela-sela alunan suara Changsub. Arya menatapnya dengan hangat.

"Pergilah dari sini, kita tak bisa melawan takdir. Tapi saat ini, pergilah dari sini" Arya tersenyum pada Aliya.

Alunan lagu changsub berakhir dengan tepuk tangan meriah. Tuan wijaya menatapnya dingin. Aliya berlari memeluknya dengan wajah berseri-seri.

"Pacarku hebat sekali" katanya mendekap lengan Changsub.

Kedua orang tua Arya dan Aliya saling menatap dengan air wajah yang sulit diungkapkan. Changsub menundukkan kepalanya dan menarik tangan Aliya keluar ruangan.

Changsub memanggil sebuah taksi dan mereka berlalu. Bahkan ia meninggalkan Sungjae yang masih disana.

***

WHITE CAMELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang