Changsub menyingkap selimut yang menutupi sebagian tubuh Aliya.
Darah ...
Banyak darah berceceran dari bagian bagian bawah tubuh Aliya. Changsub dan Eunkwang tercengang. Itu darah yang sangat banyak.
"Angkat dia Changsubah, kita bawa dia ke rumah sakit" kata Eunkwang
"Tunggu!!" Lily mencegahnya. Ia melihat Aliya sadarkan diri walau lemah "kalian berdua keluar" kata Lily.
"Ta .. tapi ... dia ..." Eunkwang tergagap karena cemas
"Keluarlah oppa" Lily menatap Eunkwang dengan lembut. Changsub bangkit dan menjauhi Aliya. Mereka menuruti perkataan Lily dan keluar dari kamar Aliya. Lily menutup pintu.
***
Changsub mengetuk pintu kamar Aliya dengan cemas. Eunkwang duduk di sebuah kursi tunggal yang ada di ruangan itu. Ia juga cemas. Apa yang mereka lakukan di dalam.
Tak lama Lily membuka pintu dan mempersilahkan mereka masuk.
Changsub masuk ke dalam ruangan dan melihat Aliya sudah dalam keadaan duduk di tempat tidur. Pakaiannya diganti. Sprei dan selimutnya juga. Lily meletakkan semuanya di toilet kamar mandi.
"Dia tak apa-apa" kata Lily tersenyum.
"Tapi darah tadi?" Eunkwang melongo dengan wajah lucu. Lily menepuk-nepuk bahunya.
"Ayo keluar, biarkan Changsub bicara berdua dengannya"
Eunkwang dan Lily meninggalkan Changsub dan Aliya berdua disana. Aliya tampak lemah dan pucat. Ia menggenggam sebungkus coklat. Changsub menarik sebuah bangku pendek dan duduk di samping tempat tidur Aliya. Mereka diam saja untuk beberapa waktu.
"Aku ..." Changsub akhirnya bicara "kau ..."
"Terima kasih karena sudah membantuku" kata Aliya tersenyum.
"Pelayan di toko Hotdog yang memberiku kabar. Ia bilang kau sakit dan harus dibawa ke rumah sakit karena penyakitmu menakutkan" Changsub menjelaskan.
Aliya terkekeh lemas.
"Aku memang terbiasa dibawa ke rumah sakit kalau sudah begini. Itu karena tak ada yang mengurusku. Jadi aku kesana setiap bulan untuk dirawat" katanya menatap Changsub
"Setiap bulan?" Changsub heran. Aliya mengangguk
"Ya, setiap bulan" katanya sambil berusaha membuka bungkusan coklat dengan tangannya yang lemah. Changsub mengambil coklat itu dan membukanya untuk Aliya. Aliya menggigitnya sedikit "manis..." ia menatap Changsub.
"Aku ingat bulan lalu bertemu denganmu di rumah sakit" kata Changsub
"Pertemuan pertama kita?" Kata Aliya tersenyum simpul. Changsub ikut tersenyum.
"Sebetulnya kau sakit apa?" Kata Changsub penasaran. Aliya tersenyum.
"Kau pasti terkejut. Penyakit itu yang membuatku harus dirawat di rumah sakit setiap bulan. Lily memahaminya. Aku berkenalan dengannya tadi. Biarkan mereka masuk" Changsub membuka pintu dan meminta Eunkwang dan Lily masuk.
"Kau merasa lebih baik?" Tanya Lily. Aliya mengangguk.
"Aku harus ke rumah sakit" kata Aliya.
"Jadi karena tak ada yang mengurusmu setiap kau begini, kau meminta orang lain membawamu ke rumah sakit agar ada yang mengurusmu?" Lily terdengar santai berbincang dengan Aliya sementara Changsub dan Eunkwang bertatapan bingung.
"Setidaknya aku tak kekurangan cairan tubuh" Aliya tersenyum.
"Aku makin tak mengerti" kata Changsub.
"Changsubah, pesankan ia makanan dan minumlah aspirinmu Aliya. Kami akan meninggalkan kalian berdua" kata Lily menarik lengan Eunkwang.
"Terima kasih karena sudah membantuku" Aliya tak bisa menegakkan tubuhnya yang masih lemas. Eunkwang dan Lily berlalu.
Changsub menekan beberapa tombol di layar ponselnya dan memesan makanan siap saji.
"Maafkan aku karena merepotkanmu, changsub. Kau bisa mengantarku ke rumah sakit dan mereka akan mengurusku" kata Aliya.
"Aku tak tau penyakitmu. Tapi sepertinya itu tak berat. Aku akan menemanimu sebentar" Changsub sudah dapat menenangkan diri dari paniknya melihat Aliya bersimbah darah tadi.
***
"Datang bulan?" Minhyuk menatap Lily. Mereka duduk berempat di ruang tamu dorm sepulang dari tempat Aliya. Hyunsik dan adik-adiknya sedang tak ada ditempat.
Lily sengaja menunggu Changsub pulang malam itu.
"Apa sebanyak itu?" Tanya Eunkwang.
"Biasanya akan berbeda pada setiap orang. Yang dialami Aliya persis sepertiku. Perutku akan keram saat datang bulan. Bedanya Aliya disertai demam dan tekanan darah rendah. Itulah kenapa ia selalu minta dibawa ke rumah sakit. Karena tak bisa melakukan semuanya sendirian. Ditambah vertigonya yang selalu kambuh" Lily menjelaskan. Eunkwang memegangi tangan Lily dengan lembut dan menatapnya dengan hangat.
"Kau pasti kesulitan kalau sedang sakit" kata Eunkwang.
"Tapi Lily tak pernah memakimu" kata Minhyuk. Lily terkekeh.
"Oppa, eonni memakimu saat datang bulan?" Tanya Lily. Minhyuk mengerenyitkan dahi dan meneguk minumannya.
"Memaki?" Tanya Changsub
"Perubahan mood. Beberapa perempuan tak dapat mengontrol emosinya saat datang bulan" Lily menjelaskan.
"Tapi kau tak begitu?" Tanya Eunkwang
"Bagaimana aku bisa punya mood yang jelek kalau lelakiku selalu bersikap manis begini" Lily tersenyum manja pada Eunkwang.
"Lalu apa yang harus aku lakukan?" Tanya Changsub
"Kau bahkan bukan kekasihnya, bawa saja dia kerumah sakit" Minhyuk menatapnya.
"Changsubah ..." Lily menatapnya "Eunkwang oppa membelikan aku banyak makanan hangat dan manis saat moodku jelek" kata Lily.
"Belikan dia susu hangat, bubur dan makanan yang ia sukai. Termasuk coklat" kata Eunkwang.
"Kau bisa bernyanyi untuknya" tambah Minhyuk.
"Ber ... nyanyi"
Changsub diam saja. Ia bahkan belum sempat mengatakan pada Aliya kalau dia seorang idola yang pandai bernyanyi. Ia takut Aliya menjadi tak nyaman dan takut jika suatu hari fans atau anti fans mengganggunya.
"Aku akan membawanya ke rumah sakit" Changsub bangkit dan meninggalkan hyungnya beserta Lily.
![](https://img.wattpad.com/cover/262302195-288-k784866.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WHITE CAMELIA
FanficSINOPSIS "CINTA PADA PANDANGAN PERTAMA ITU OMONG KOSONG!" Seru Changsub suatu ketika. Ia sedang duduk menyesap minuman kerasnya ketika seseorang yang hanya dilihatnya selama 7 detik menganggu setiap tidur malamnya. Mereka menyebutnya Camelia. Nama c...