Kediaman keluarga Kusuma Wijaya sangat hangat hari itu. Keluarga Arya sedang berkunjung.
"Jadi bagaimana? Nak, Arya kapan mau melamar Camelia?" Tanya mama, wanita itu sudah semakin tua dengan uban di rambutnya. Arya hanya tersenyum, ini tahun keenamnya menghindari pertanyaan itu.
Bukan tanpa alasan. Ia merasa ia berhutang sesuatu tapi ia sendiri tak yakin akan hutangnya.
Bertahun-tahun ia bersembunyi karena menghormati perasaan Aliya dan Changsub. Arya memilih menyelesaikan pendidikannya terlebih dahulu. Ia tak ingin merusak pertemanannya dengan Aliya hanya karena hubungan bisnis orang tuanya.
Arya menyendiri di balkon rumah Aliya yang begitu luas. Pemandangan di hadapannya hanya hamparan padang golf luas yang beraroma basah karena hujan.
Aliya menghampirinya. Perempuan cantik itu semakin dewasa.
"Mas, kenapa toh?" Katanya mengusap punggung Arya dengan lembut. Arya berbalik dan tersenyum pada wanita yang tak kunjung menepuk cintanya itu. Ia menggeleng.
"Mas, ini sudah tahun keenam mas menghindari pernikahan kita. Aku tak masalah karena aku tak mau pernikahan kita ini terpaksa. Tapi aku heran kenapa mas juga seolah menolak. Mas katanya cinta sama Aliya. Tapi mas tak pernah mengambil kesempatan ini untuk mendapatkan Aliya" kata Aliya heran.
Arya mengusap lembut kepala Aliya. Wanita itu menatapnya.
"Aku menunggu seseorang" kata Arya.
"Siapa?"
"Changsub" kata Arya mantap. Aliya terhenyak. Bahkan rasanya sudah lama Aliya tak mencoba menyebutkan nama itu. Ia bahkan tak pernah mendengarnya dari Arya.
"Changsub" katanya pelan.
"Bukankah Aliya menunggunya? Bukankah dia berjanji akan datang kemari untuk Aliya?" Tanya Arya.
"Mas ..." Aliya memalingkan wajahnya.
"Bukankah selama ini perasaanmu tak pernah terbuka untuk orang lain termasuk aku itu karena masa lalumu yang belum selesai?" Arya memeluk Aliya dari belakang dan menatap jauh ke lapangan basah. Aliya diam. Benar. Selama ini ia menunggunya. Hari demi hari, tahun demi tahun, waktu ke waktu. Changsubnya sudah pantas datang ke Indonesia sesuai harapan seorang Kusuma Wijaya. Tapi sudah enam tahun berlalu.
"Aku ..."
"Aku menemuinya setelah kalian berpisah" kata Arya. Aliya terkejut dan membalikkan badan.
"Mas!"
"Aku mendukungnya, memberinya waktu yang ia butuhkan untuk datang kesini. Memberinya waktu untuk menepati janji. Aku memberinya waktu 4 tahun untuk memantaskan diri seperti sekarang" kata Arya. Aliya menatap lelaki dewasa itu tak mengerti.
"Aku ... tak mengerti. Mas cinta sama aku, tapi kenapa mendukung Changsub?" Tanya Aliya. Arya memegangi bahu Aliya dan menatapnya serius.
"Untukku, yang terpenting adalah Aliya bahagia. Untuk apa Aliya bersamaku tapi kau tak bahagia?" Arya tersenyum.
"Waktunya 4 tahun, tapi ini tahun keenam"
"Ya ..." Arya diam "bahkan aku terus memberinya waktu pada si bodoh itu. Tapi dia lama sekali" Arya melepaskan genggaman nya dan kembali menatap hujan. Air mata Aliya meleleh. Ia benar-benar merasa bersalah pada Arya.
Bagaimana bisa hatinya selama ini tertutup hanya karena menunggu Changsub yang tak akan mungkin pernah datang, sementara ada orang yang begitu tulus dekat dengan dirinya selama ini.
Aliya beranjak mejawil jemari Arya. Arya menatapnya.
"Kenapa menangis? Kau merindukannya?" Arya memeluk Aliya dengan hangat. Aliya menggeleng pelan. "Lalu kenapa tiba-tiba menangis"
"Mas, ayo menikah. Mas sayang aku kan?" Kata Aliya terisak "ayo berhenti menunggu ketidakpastian dan buat aku lupa kalau pernah ada orang bernama Changsub di masa lalu. Mas punya kunci untuk membuka hati aku. Mas bisa pakai sekarang" katanya.
Arya menghela nafas. Entah harus senang atau bagaimana. Ia merasa lega mendengar perkataan Aliya. Selama ini tak ada yang lebih penting selain kebahagiaan Aliya dan pilihan hidupnya. Ia tak pernah bertanya bagaimana perasaan Aliya terhadapnya atau bagaimana tanggapan Aliya soal pernikahan bisnis mereka. Tapi hari ini, semua pernyataan itu meluncur sendiri dari mulut Aliya tanpa Arya harus bertanya. Ia bertahan sejauh ini bukan untuk Changsub. Tapi untuk Aliya, dan juga harga dirinya sendiri.
Sejak hari itu, sikap Aliya berubah. Ia tak pernah murung dan jadi orang yang satu sama lain saling melengkapi Arya. Mereka menikah, dan pernikahan itu karena Cinta seperti yang Arya harapkan. Lee Changsub akhirnya menjadi kenangan indah untuk Camelia. Ia tak akan melupakannya, tapi tak pernah lagi berharap pada cinta di masa silam.
***
Yuri pulang dengan perasaan gembira.
"Bagaimana kencan bertigamu kali ini?" Tanya Eunkwang sambil memakaikannya piyama tidur.
"Changsub oppa mengajakku ke namsan tower. Aaaaah oppa jika aku bisa berjalan lagi, ayo kesana" kata Yuri. Eunkwang mengecup wanitanya dengan hangat "tadi aku bertemu seorang Eonni. Dia memanggilku Lily. Kata Minhyuk oppa, dia mantan pacar Changsub oppa" kata Yuri lagi.
"Mantan pacar?" Eunkwang bingung.
"Namanya A ... Aila?" Yuri lupa
"Aliya, Camelia" Eunkwang mengoreksi.
"Aaaah, Aliya. Dia sedang hamil. Katanya dari Indonesia. Changsub oppa bahkan terlihat belum move on" kata Yuri lagi.
Pintu kamar Eunkwang diketuk, Eunkwang membuka pintu. Sohee muncul dibalik pintu dengan segelas susu coklat hangat.
"Minumlah susu coklat sebelum tidur, Yuri" katanya
"Aaah, terima eonni. Eonni mau membantuku memasangkan cat kuku?, aku ada kencan dengan peniel oppa besok dan mau kukuku tak kalah cantik dari kukunya"
"Kencan? Kau tak butuh ijinku lagi?" Tanya Eunkwang. Yuri tersenyum mengejek. Eunkwang mengangkat tubuh Yuri ke kursi rodanya dan Sohee mendorongnya keluar dari kamar. Menyisakan Eunkwang termenung sendirian di kamarnya.
"Aliya" kata Eunkwang pelan.
Ia ingat 3 tahun lalu Changsub berkeras untuk pergi ke Indonesia. Ia bahkan ingat perkataan changsub.
"Aku harus menemuinya hyung, aku harus menepati janjiku" kata Changsub dihadapan adik dan abang-abangnya.
"Itu sulit Lee Changsub. Jadwal kita padat"
"Kita punya waktu. Sebentar. Hanya sebentar!" Changsub bersikukuh.
"Changsub ..."
"Tidakkah ada diantara kalian yang mengerti betapa sulitnya aku melupakan seorang wanita. Tak pernahkah kalian jatuh cinta dan rela melakukan apapun untuk wanita itu?. Kumohon aku harus menemui Aliya. Aku harus memastikan dan mengatakan padanya bahwa aku tak kemana-mana hyung! Waktuku hampir habis" Wajah Changsub memerah menahan amarah yang entah untuk siapa.
"Baik!" Kata Eunkwang "baiklah!. Aku akan menemanimu pergi ke Indonesia".
Dan akhirnya mereka pergi ditemani seorang manager. Changsub mendapatkan alamat rumah Aliya. Mereka hanya punya waktu 2 hari berada di Indonesia. Sesampainya di Indonesia, Changsub tak membuang waktu. Ia dan Eunkwang mencari alamat rumah Kusuma Wijaya. Sesampainya di rumah besar itu. Seorang penjaga menghampiri mereka. Ia bergegas memanggil kepala pelayan yang fasih berbagai bahasa untuk menemui orang-orang asing itu.
Kepala pelayan menjelaskan bahwa semua tuannya termasuk Aliya sedang berada di Amerika serikat untuk mengikuti prosesi kelulusan Arya. Mereka baru akan kembali pekan depan.
Changsub pulang dengan wajah murung. Ia punya kesempatan satu kali, dan ternyata waktunya tidak tepat.
Eunkwang menjadi saksi bahwa Changsubpun berusaha semaksimal mungkin mempertahankan cintanya pada Aliya. Tapi mungkin bukan jalannya. Sudah tak ada jodohnya. Mereka berlalu, kembali ke korea dan menghabiskan waktu mereka sebagai idola. Sejak itu Changsub dan Camelia akhirnya benar-benar berakhir. Berjalan bergandengan tangan dengan bahagia di jalan masing-masing. Tanpa pernah bertemu di sebuah titik yang mempersatukan mereka lagi.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
WHITE CAMELIA
FanfictionSINOPSIS "CINTA PADA PANDANGAN PERTAMA ITU OMONG KOSONG!" Seru Changsub suatu ketika. Ia sedang duduk menyesap minuman kerasnya ketika seseorang yang hanya dilihatnya selama 7 detik menganggu setiap tidur malamnya. Mereka menyebutnya Camelia. Nama c...