ENDING

56 8 8
                                    

Aliya tertegun. Wajah yang pernah dicintainya tiba-tiba hadir di depan matanya. Tentu saja Changsub menjadi semakin tampan dan terlihat lebih dewasa dibandingkan terakhir kali mereka bertemu. Aliya mengalihkan pandangannya pada Arya. Arya mengangguk dan tersenyum seolah mengisyaratkan untuk bicara pada Changsub.

Changsub mendekati mereka dengan senyuman mengembang di wajahnya. Tentu saja ia bahagia bisa melihat lagi Aliya yang bahkan tak ia temukan jejaknya di media sosial sekalipun. Mereka berhadapan. Aliya menatap Changsub dengan hangat dan menyentuh wajahnya dengan lembut.

"Changsubku" katanya pelan dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Changsub memegang tangan Aliya dan melepaskan tangan itu dari wajahnya dengan lembut. Ia tak melepaskan tangan Aliya sedikitpun dan melihat jari jemari Aliya yang tersemat sebuah cincin berlian berwarna biru.

"Ada apa disana?" Katanya menatap bagian tubuh Aliya yang tampak lebih besar. Aliya tersenyum manis.

"Bayi" kata Aliya terkekeh. Changsub mengusap lembut perut Aliya yang sedikit membesar.

"Akhirnya aku akan jadi seorang paman?" Katanya.

Entah apa yang sekarang sedang ada di dalam hati Changsub. Harus sedih karena Aliya memang bukan untuknya. Atau senang karena akhirnya ia dapat melihat Aliya lagi.

Arya mendekatinya.

"Kau terlalu lama menikmati masa keemasanmu sampai lupa ada yang harus kau temui di Indonesia, Changsub" katanya menepuk bahu Changsub.

Changsub terkekeh ringan. Ia memutar ingatannya sejak terakhir kali Arya menemuinya.

"4 tahun, kuberi waktu 4 tahun untukmu memantaskan diri, Changsub!" Kata Arya kala itu.

Tapi 3 tahun lalu adalah masa-masa BTOB berjaya dan ia menikmati itu semua. Ia tak bisa kemana-mana dan perlahan mulai melupakan Aliya. Tak berharap bisa menemukannya lagi.

"Jadi kalian sudah lama menikah?" Tanya Changsub yang tampak canggung dengan bungkusan hotdog di tangannya. Aliya menggeleng.

"Pernikahan kami bahkan belum 1 tahun lamanya" kata Aliya. Changsub menatap Arya yang gugup dan membuang pandangannya ke arah lain. "Dia benar-benar membiarkanku jadi perawan tua" katanya memukul pelan perut Arya.

"Oppa!" Suara nyaring Yuri membuyarkan suasana canggung itu.

"Lily?" Aliya tercekat. Ia mengingat perempuan yang menolongnya saat darah rendahnya kambuh. Changsub menggeleng pelan.

"Yuri, kekasih Eunkwang dan ini Minhyuk" katanya memperkenalkan Yuri dan Minhyuk.

"Lebih tampan dari yang sering aku lihat di tv" kata Aliya.

"Dia seorang Melody" Arya menambahkan.

"Setidaknya ayo cari tempat duduk" kata Minhyuk.

Hari itu, Changsub menemukannya. Camelia Putih yang begitu ia cintai ada di hadapannya. Wajahnya tak berubah sama sekali kecuali pembawaannya yang semakin dewasa. Senyuman yang khas. Changsub ingat 7 detik pertama yang sangat berharga hari itu di atap sebuah rumah sakit. Pandangannya sangat lekat seolah tak ingin kehilangan Aliya lagi. Tapi cincin di jarinya, kehamilannya dan juga Arya menyadarkannya bahwa Aliya tetap saja bukan untuknya.

Changsub menegak minuman kalengnya dan tak melepaskan pandangannya dari Aliya yang sedang berbincang dengan Yuri. Arya mendekatinya.

"Kau pasti bahagia" kata Changsub. Arya menyodorkan minuman kalengnya untuk sekedar tos.

"Dia jatuh cinta padaku Changsub" katanya bangga. "Dia memintaku menikahinya" kata Arya lagi. Changsub mendengus sebal dengan senyuman sinis.

"Aku iri. Ternyata dia memang melupakanku"

Ada keheningan disana.

"Dia tak pernah bosan menunggumu, Changsub, dan aku terus memberimu waktu" kata Arya "sudah kubilang hanya 4 tahun, tapi aku memberimu tahun ke 5, tahun ke 6 dan akhirnya ia memintaku menikahinya"

Changsub diam. Ada sedikit penyesalan di hatinya. Seharusnya ia memang berjuang. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Ia tak bisa apa2 selain terus bergerak dan berjalan ke depan saat ini.

"Terima kasih sudah menjaganya untukku" kata Changsub. Arya tersenyum sambil menepuk bahu Changsub.

Hari mulai petang, Arya mengajak Aliya untuk pulang. Aliya bangkit menghampiri Changsub. Ia kembali menyentuh wajah tampan itu.

"Hiduplah dengan baik Changsubie, menikah, punya anak dan cintai istrimu dengan baik. Aku tak sempat minta maaf, tapi kau tau?, aku tak pernah menyesal dengan apa pernah terjadi pada kita" kata Aliya. Changsub memeluknya dengan hangat. Kali ini tanpa perasaan cinta. Ia memeluk Aliya dengan erat dan mencium puncak kepala Aliya. Tak lupa mengelus perut buncit berisi bayi di tubuh Aliya.

"Terima kasih, Camelia" katanya pelan.

Setelah pertemuan dan perpisahan singkat itu mereka berlalu mengambil jalan terpisah. Changsub tak pernah menyesal akan keputusannya dan kehidupannya selama ini. Ia bahagia karena pernah mengenal Camelia yang begitu ia cintai. Kini ia semakin bahagia, karena Camelianya menemukan kebahagiaan yang sama bersama orang lain. Ia tersenyum memandangi punggung Aliya yang semakin jauh dan menghilang. Kali ini ia menyerah, dan tak akan pernah berusaha sekuat tenaga lagi untuk wanita itu.

"Camelia"

The End.

WHITE CAMELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang