Van itu itu membawa Changsub dan Aliya ke subuah Vila di dekat perbukitan yang sedikit jauh dari kota.
Mereka perlahan memasuki vila yang sudah disediakan Damar. Sudah ada beberapa benda yang bisa mereka gunakan termasuk makanan. Ada sebuah pesan di meja.
"Aku menyewanya hanya 1 malam, pergi darisana sebelum jam 8 pagi sebelum papa menemukanmu. Pulanglah. Selesaikan apa yang harus kalian selesaikan" D
Pesan yang menyesakkan hati. Tapi Aliya malam ini terlalu lelah menangis. Ia hanya ingin bersama changsub malam ini. Ia melepaskan jas hitam yang changsub pakaikan tadi. Ruangan berpenghangat itu sudah hangat sejak tadi. Damar benar-benar mempersiapkannya untuk mereka.
Ia mengambil selembar kapas dan membersihkan riasannya yang sudah tak karuan karena menangis.
Changsub menyalakan lilin aroma terapi dan musik lembut agar suasana hati aliya membaik. Ia memutar - mutar botol wine yang ia temukan di meja makan. Ia membuka ponselnya dan semua member mencarinya. Ia hanya membalas pesan Eunkwang dan berkata bahwa besok pagi ia pasti sudah di dorm.
Aliya menarik botol wine dari tangan changsub dan membukanya dengan ahli. Ia mengambil sebuah gelas tapi meletakkannya kembali. Ia meminum wine itu dari botolnya.
Changsub terkesiap. Ia seperti sedang tidak melihat Aliya. Tapi wanita itu adalah Aliya. Changsub menatapnya dengan hangat. Wajah Aliya begitu polos tanpa riasan, tapi ia masih mengenakkan gaun pesta yang dikenakannya tadi. Memamerkan punggung terbukanya dengan baik. Rambutnya masih tergelung naik, semakin membuatnya terlihat seksi. Aliya menenggak lagi minumannya.
Changsub menghampirinya dan mengambil paksa botol wine itu dari tangan Aliya. Ia meletakannya di meja dan memegangi tangan Aliya.
"Kau seharusnya juga minum" kata Aliya menatap lembut mata Changsub dalam remang pendar cahaya lilin beraroma harum disekitar mereka. Ia menjawil dagu Aliya dan mengecup bibir gadis itu dengan lembut.
"Hanya ini yang bisa membuatku mabuk malam ini" kata Changsub sambil kembali memagut bibir Aliya semakin dalam. Aliya mengalungkan lengannya di leher Changsub dan membalas ciuman itu dengan mesra.
Lengan Changsub berpindah ke pinggang dan punggung Aliya dan perlahan menurunkan risleting yang tergantung diantara punggung indah itu. Kemudian ia berhanti dan menatap Aliya.
"Bukankah, kita hanya dua orang dewasa yang saling mencintai?" Katanya meminta ijin pada Aliya untuk menjamahnya. Aliya mengusap lembut wajah Changsub dan tersenyum sambil berair mata. Ia mengangguk.
Changsub menghapus air mata Aliya. Memagutnya lagi dan membiarkan rasa cintanya pada Camelia melebur disana. Ia ingin Aliya malam ini. Aliya miliknya. Ia tak punya banyak waktu. Walau ia tau akhirnya akan seperti apa. Malam ini ia hanya ingin Aliya. Aliyanya.
Changsub mendorong pelan tubuh Aliya membawanya ke bathtub kamar mandi. Pakaian mereka basah. Air bathtub terasa hangat. Changsub melucuti pakaiannya satu persatu. Menyesap dan menciumi leher dan tubuh Aliya penuh nafsu. Wajahnya memerah dan nafasnya memburu. Malam ini adalah malamnya. Malam dia dan Camelia.
Changsub mengangkat tubuh Aliya dan membiarkan tubuh wanita telanjang itu duduk di atas kakinya. Mereka tenggelam bersama dinginnya malam dan hangatnya air. Tak banyak yang mereka katakan selain kalimat-kalimat penuh cinta.
Malam itu malam mereka. Malamnya changsub dan camelia.
***
Changsub dan Aliya memilih untuk tidak tidur sampai pagi. Changsub memeluk hangat tubuh Aliya di pangkuannya.
"Kau menyesalinya?" Kata changsub membelai rambut Aliya. Aliya menggeleng pelan dan tersenyum. Ia mengeratkan pelukannya pada Changsub.
"Changsub, kita mungkin tak akan bertemu lagi setelah ini" kata Aliya pelan. Changsub diam. Hatinya perih. Ia sangat ingin berjuang. Tapi tidak sekarang. Tidak saat ini.
"Kau mau menungguku?" Tanya Changsub
"Aku bisa mempercayaimu?" Dada Changsub basah, air mata Aliya meleleh lagi "maafkan aku, aku mencintai Changsub" Aliya terisak.
Changsub diam memeluk wanita itu dengan erat seolah tak ingin berpisah untuk selamanya. Ia tau ia hanya seorang idola tak terkenal di usia 20 tahunan. Ia jatuh cinta dan itu normal. Tapi tak pernah ia bisa bayangkan sebelumnya kalau kisah cintanya akan semenyakitkan ini.
Air mata Changsub luruh tanpa bisa ia menahannya. Kepalanya memutar kenangan beberapa waktu lalu saat pertama kali ia bertemu Aliya di atap rumah sakit, ia ingat sakit darah rendah Aliya dan setiap coklat serta susu manis yang ia kirimkan. Mereka akan bertemu sepulang kerja. Changsub akan menjemputnya di sebrang gedung kantor dan berjalan bersama. Membeli hotdog kesukaan mereka.
Changsub tak pernah berani menyentuh Aliya secara fisik, ia belum pernah melakukannya dengan siapapun. Ia sangat menghormati kekasihnya itu.
Changsub diam saja mendengarkan suara isak tangis wanitanya yang tak kunjung usai. Ia merasakan perih yang sama. Bahkan tak perlu mengenal lebih jauh siapa ayah dari Aliya. Kisah manis itu tiba-tiba akan berakhir. Aliya bisa saja melawan Kusuma Wijaya, tapi Changsub tidak. Menengadahkan wajahnya di hadapan ayah dari Aliya saja ia tak mampu, apalagi melawannya.
***
Jam berdentang 6 kali. Mereka berbenah dan meninggalkan pakaian basah mereka disana. Biar nanti ia jelaskan pada Noona dan Lily, yang terpenting adalah keluar dari vila itu. Aliya meminta supir membawa mereka ke sebuah pantai. Changsub memberitahu Sungjae lokasi tujuan mereka kalau-kalau terjadi sesuatu.
Aliya dan Changsub berjalan bergandengan tangan menyusuri pantai. Riak air terasa dingin menembus kulit kaki mereka. Mata Aliya sembab. Ia memandangi Changsub dan membelai wajah lelakinya dengan lembut. Aliya tak mampu mengatakan apa-apa lagi. Changsub meraih tangan waninta dan mencium kedua tangan Aliya dengan lembut.
"Camelia, kau tau aku mencintaimu kan?" Changsub tersenyum manis. Aliya mengangguk "tunggulah aku" kata Changsub lagi.
Kalimat yang terdengar menyakitkan dibandingkan membuat bahagia. Karena changsub sendiri tak yakin setelah mereka berakhir hari ini, ia akan melangkah kemana.
"Tunggulah aku" katanya lagi.
Mereka berciuman dan berpelukan ditemani hangatnya sinar matahari yang baru terbit.
Dari kejauhan beberapa mobil menghampiri mereka. Isinya beberapa pengawal, Damar dan juga Arya.
Arya dan Changsub bertatapan. Arya membuang muka. Hatinya juga perih saat ini. Air mata Aliya menggenang lagi. Ini akhirnya. Ia tak banyak berkata-kata. Hanya menangis dan memeluk tubuh Changsub untuk terakhir kalinya.
"Aku akan menunggumu" kata Aliya.
"Aku mencintaimu, Camelia ..."
Setelah cukup, mereka saling melepaskan diri. Aliya berjalan menemui orang-orang papanya sambil sesekali menatap ke arah Changsub. Ia naik ke mobil yang dikemudikan Damar. Lalu pergi menghilang di kejauhan.
Keheningan panjang tercipta disana, yang terdengar hanya riak kecil ombak yang bertabrakan, aroma asin, buih air laut yang berkilauan diterpa sinar matahari. Changsub diam. Hatinya terluka.
Sungjae menghampirinya. Ia bahkan masih mengenakan setelan jas pestanya tadi malam. Ia tak pulang dan memilih mencari Changsub kesana kemari. Mereka bertatapan. Sungjae menepuk pundak Changsub. Air mata Changsub meleleh di hadapan Sungjae. Sekuat apapun ia berusaha menahan, akhirnya tak kuat lagi. Pedih itu terlalu dalam di hatinya.
Sungjae membiarkan Changsub dengen kesedihannya. Perpisahan pasti sangat menyakitkan baginya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
WHITE CAMELIA
FanfictionSINOPSIS "CINTA PADA PANDANGAN PERTAMA ITU OMONG KOSONG!" Seru Changsub suatu ketika. Ia sedang duduk menyesap minuman kerasnya ketika seseorang yang hanya dilihatnya selama 7 detik menganggu setiap tidur malamnya. Mereka menyebutnya Camelia. Nama c...