09 || Alkar marah

57.7K 6K 567
                                    

⚠️ bahasa kasar, jangan di tiru⚠️

I hope you will enjoy with my stroy

Don't forget to clik stars n coment
Thank you

•••

Bi Rasih tebelangak kaget melihat Ara yang mengapung diatas air

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bi Rasih tebelangak kaget melihat Ara yang mengapung diatas air. Bi Rasih memanggil mang Ujang dan kang Asep untuk membantu membawa nona mereka ke daratan. Kedua lelaki paruh baya itu menyebur kekolam. Mereka membawa Ara menuju pinggir kolam, Bi Rasih menekan-nekan dada Ara hingga air keluar dari mulut kecil Ara.

"Non" panggil bi Rasih.

Ara membuka mata perlahan, sesak didadanya masih dapat dirasakan. Pasokan oksigen seakan-akan menipis, Ara gadis itu mengambil nafas terengah-engah. "Non" panggil bi Rasih panik.

"Sep telpon den Alkar sekarang!" Perintah bibi.

Kang Asep menelpon Alkar dengan suara gemetar lelaki yang berusia 48 tahun itu memberi tahu keadaan nona kesayangan mereka.

"D-den"

"Apa kang? Saya mau makan."

"N-non Ara"

"Ara? Queenzee? Ara kenapa kang? Ara baik-baik aja kan? Kenapa Ara ada di rumah? Bukannya Ara dirumah Agam?" Tanya Alkar beruntun.

"Den kesini sekarang bawa mobil!"

Setelah selesai menelpon Alkar kang Asep kembali menuju tempat Ara masih terbaring lemas, dengan pelan kang Asep membawa Ara menuju tempat yang lebih kering. Sedangkan mang Ujang dia sedang mencari tabung oksigen yang memang mereka siapkan jika terjadi seperti ini.

Mang Ujang mengarahkan tabung oksigen itu kepada Ara lalu dengan pelan ia memakaikannya. Tanpa terasa air mata mang Ujang menetes. Ara adalah majikan tersayangnya. Ara tak pernah mendapatkan kasih sayang dari umur 3 tahun. Miris kan?

Gadis kecil didepannya ini tumbuh menjadi gadis kuat dan ceria, terkadang ia akan manja jika sedang sakit tapi itu jarang.

Alkar memasuki rumah bernuansa klasik tapi megah itu dengan langkah terburu-buru dibelakangnya ada Farhan dan Arsi.

Alkar terdiam, pandangannya mengabur. Apa lagi ini Tuhan? Adiknya? Gadis kecilnya?

Alkar menggelengkan kepalanya mengusir segala spekulasi yang bersarang di otaknya. Lelaki itu tanpa basa-basi mengangkat tubuh ringan Ara menuju mobil

"Biar papa yang nyetir!" Tegas Farhan

Alkar mengangguk lalu meletakkan kepala Ara di pangkuannya . Gadis itu masih dengan selang oksigen yang menempel di hidungnya. Air mata Alkar jatuh, Tuhan sungguh. Ia begitu menyayangi gadis kecil didepannya ini.

Queenzee [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang