01 || kesedihan Queenzee

89.7K 8K 1.3K
                                    

I hope you will enjoy with my stroy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


I hope you will enjoy with my stroy

Don't forget to clik stars n coment
Thank you

•••

Queenzee mengerjapkan matanya saat matahari masuk dari celah-celah gorden, matanya menatap sekitar berharap ada seseorang yang menyambutnya dengan sapaan "good morning Ara".
Namun itu hanya angan semata.

Ara melangkahkan kaki menuju kamar mandi dan melaksanakan kegiatan paginya, setelah siap ia turun melewati tangga. Netranya menatap kearah meja makan yang telah di isi orang tua, Abang, dan kakaknya, mereka tampak bahagia tanpa ada dirinya. Ara tersenyum kecut saat abangnya menatap sinis.

"Mi, Pi, bang, kak. Ara berangkat duluan" pamit Ara, ia sempat berhenti sebentar apakah orang tuanya atau Abang dan kakaknya membalas ucapannya namun ia salah, bahkan mereka mendengarnya saja mungkin tidak. Lagi-lagi Ara harus menelannya sendiri.

Ara melangkahkan kakinya melewati gerbang mansion besar itu, ia menyapa satpam yang berjaga hingga sebuah teriakan membuatnya memutar badannya.

Bi Rasih, ketua maid yang begitu menyayangi Ara.

"Non, ini bekalnya" - kata bi Rasih.

Ara tersenyum senang saat mendapat bekal dari bi Rasih, ia menerimanya dengan antusias. Namun, seseorang mengambil bekal itu lalu membantingnya. Senyum ceria Ara hilang tergantikan dengan mata yang berkaca-kaca.

"Abang, kenapa bekal Ara di buang" lirih Ara dengan menatap bekal yang telah berserakan dihalaman mansion itu.

"Pengin aja" - balas Xavier santai

Lalu Xavier pergi dengan menggandeng Queenza dan menjalankan mobil.

"Non, bibi buat yang baru ya" - tawar bi rasih, Ara menggeleng pertanda ia menolak.

Ara melangkahkan kakinya menuju sekolah. Kenapa tidak naik angkot atau kendaraan lainnya? Ara tak memiliki uang. Orang tuanya tak pernah memberi Ara uang. Terakhir ia mendapatkan uang saku saat ia sekolah dasar. Terkadang bi Rasih atau mang Ujang lah yang memberinya uang.

Ia terkadang memikirkan bahwa ia anak siapa? Anak bi Rasih dan mang Ujang atau anak orang tuanya?

Ara melangkahkan kakinya memasuki salah satu sekolah elit di kota Jakarta. Tidak sekolah itu milik kakeknya.
Semua orang menatapnya rendah, seakan akan ada virus yang mematikan.

Ara menghela nafas, lalu memperlihatkan senyum cantiknya. Ia harus ceria dan kuat.

Ucapan tak baik keluar dari mulut siswi di SMA itu, sekuat tenaga Ara menahan tangisnya. Namun runtuh saat abangnya memanggilnya dengan sebutan jalang.

Ara berbalik, menatap abangnya dan kakak kembarnya serta teman- teman Abang dan kakaknya. Ara tersenyum lembut, meski air matanya hampir saja menetes.

"Kenapa bang?" Tanya Ara serak

Tanpa menjawab pertanyaan ara, Xavier menarik lengan sang adik kencang, dan mendorongnya hingga terjatuh menyebabkan dahi dan lutut ada terluka.

"Abang" lirih Ara

"DENGER LO SEMUA, DIA QUEENZEE ARASYA BUKAN ADEK GW! ADEK GW CUMA QUEENZA AFASYA GERALD! PAHAM LO SEMUA!" Teriak Xavier lantang.

Bughh

Pukulan kencang mendarat di wajah tampan Xavier membuat, siswa SMA itu tekejut

"JANGAN BODOH ORANG! DIA ADEK LO SAT! DIA LAHIR DARI RAHIM YANG SAMA DENGAN LO DAN SAUDARA-SAUDARA LO YANG LAIN!" Teriak Alkar.

"ADEK LO DUA BANGSAT! KENAPA LO CUMA PERLAKUIN QUEENZA LAYAKNYA SEORANG PRINCESS?! LO PERNAH MIKIR GIMANA JADI QUEENZEE HAH!? LO KALO PUNYA OTAK DI PAKEK ANJING!" Geram Alkar.

Setelah meluapkan segala emosi Alkar lelaki itu membantu Ara berdiri dan menggendongnya ala bridal style.

Alkar mendudukkan Ara diatas brankar UKS. Ara gadis itu sejak tadi terdiam tapi tidak dengan air mata yang mengalir deras.

Perkataan sang Abang membuatnya terpukul. Salahkan dia lahir? Jika salah kenapa mereka tak membuangnya? Dari pada dia hidup namun tak dianggap.

"Gak usah difikirin" sahut Alkar.

Lelaki itu mengambil kotak p3k yang tersimpan di UKS, lalu mengobati luka Ara dengan telaten.

"Bang, salah Ara dimana? Ara salah ya karena Ara lahir? Ara capek bang" lirih Ara

"Shutt, dengerin Abang, Ara kuat! Ara gak salah! Ara bener! Kamu tau, Abang bersyukur kamu lahir Ra, kamu udah Abang anggap seperti adek Abang sendiri. Abang gak mau adek Abang sedih! Adek Abang harus bahagia!" Perkataan Alkar membuat senyum kembali terbit di bibir pink alami itu, setidaknya masih ada orang yang menyayanginya.

"Ara udah makan?" Tanya Alkar.

"Belum bang" sahut Ara, ia tak berani berbohong. Ia tak mau hidungnya panjang seperti Pinokio.

Dengan cepat Alkar menelpon orang suruhannya untuk membelikan Ara makanan.

"Tunggu ya" ujar Alkar seraya mengelus Surai hitam Ara.

Alkar membawa kepala Ara untuk menyandar didada bidangnya. Sesekali ia mencium pucuk kepala Ara dengan sayang.

Jika kalian bertanya siapa Alkar ia adalah anak dari saudara kakak ipar mami ara.

(Mami ara (rintan) punya kakak (Ranti) suaminya Ranti (Reyhan) punya kakak (Farhan) jadi Alkar adalah anaknya Farhan dan Arsi (mama Alkar) ). Paham gak?

Sepupu jauh

Tok...tok...tok...

Alkar segera beranjak meninggalkan Ara yang menatapnya bingung, namun cekakan ditangannya membuatnya terhenti. Queenzee menatapnya dengan air mata yang menggenang di pelupuk mata gadis itu.

"Abang mau kemana?Abang gak akan ninggalin Ara kan?" Tanya Ara panik.

"Abang mau ambil makanan sayang, Abang gak akan pernah ninggalin adek Abang yang cantik ini" tutur Alkar

•••

Vote and coment:)Hi!See u next chptr!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote and coment:)
Hi!
See u next chptr!

7 Jan 2021
📍 Bumi

Queenzee [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang