Queenzee [SUDAH TERBIT]

26. maaf (Hayden)

•••

I hope you will enjoy with my stroy

Don't forget to clik stars n coment
Thank you

•••

This part khusus untuk Hayden dan harus baca sampai bawah

26. Maaf (Hayden)

Hayden lelaki tampan itu kian merasa bersalah karena kelakuan Nico, untuk bertemu dengan adik bungsunya Hayden rasa di sudah tidak punya muka lagi.

Di kecewakan oleh keluarga.

Di hancurkan oleh waktu.

Di sakiti oleh realita.

Di bangkitkan oleh ekspetasi.

Rasanya Hayden ingin kembali memutar waktu, mengulang semua kenangan dan merubahnya tapi tak ada harapan lagi, semuanya sudah berlalu.

Biarkan waktu yang menyelesaikan semuanya.

Dengan ending yang baik atau buruk.

Terkadang setiap dia menyiksa adiknya ada sedikit rasa tidak tega tapi semua fakta tertuju pada Ara, ditambah lagi orang yang dia sayang pergi karena Ara.

Seandainya waktu itu Ara tidak keluar rumah pasti dia tidak akan ditinggal pergi oleh perempuan tersayangnya waktu itu, tapi itu juga salahnya dia menyuruh Ara membeli bakso di sebrang jalan waktu itu usia Ara masih 5 tahun.

Harusnya Hayden sadar anak 5 tahun tidak akan bisa menyeberang jalan apa lagi jika dia jarang keluar rumah.

Dan teruntuk masalah nenek, itu masih menjadi misteri masalahnya Ara dapat dari mana pisau itu sedangkan Ara saja masih berusia 3 tahun. Dulu dia tidak pernah berfikir kesana tapi sekarang dia baru menyadari ada yang janggal dari peristiwa 13 tahun yang lalu itu.

Bahkan setau Hayden Ara tidak tahu dimana letak dapur di umurnya yang masih kecil.

Terlalu rumit untuk dijabarkan secara menyeluruh tapi dia yakin semuanya akan selesai entah kapan besok atau lusa atau hari-hari berikutnya.

Hayden ingin menemui Ara tapi terlalu takut akan penolakan yang akan dia terima. Ara pasti tak akan membencinya Hayden yakin itu. Tapi untuk yang lain mungkin mereka tidak akan setuju dia bertemu dengan Ara.

"Permisi pak,"  ujar Seseorang.

"Masuk," titah Hayden.

"Ini kopi nya pak, kalau begitu saya permisi," perempuan itu Floren

"Berhenti!" Titah Hayden.

Floren menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap sang tuan.

"Kenapa pak?" Tanya Floren sopan.