21. sebuah pertanyaan

52K 4.7K 719
                                    

I hope you will enjoy with my stroy

Don't forget to clik stars n coment
Thank you

•••

Arsi dan Farhan sudah sampai di bandara, mereka sedang menunggu mobil jemputan untuk menuju Grindelwald, Swiss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Arsi dan Farhan sudah sampai di bandara, mereka sedang menunggu mobil jemputan untuk menuju Grindelwald, Swiss. Sedari tadi Arsi tersenyum dengan lebar karena tak sabar untuk bertemu dengan anak dan calon mantunya.

Farhan merangkul posesif pinggang ramping milik sang istri karena lelaki hidung belang menatap lapar Arsi.

"Sialan itu bule!" Desis Farhan pelan.

Arsi mendongak menatap suaminya yang kini menampilkan raut yang mengobarkan amarah. Arsi mengelus pelan rahang kokoh itu membuat Farhan menatapnya.

"Kenapa?" Tanya Arsi.

"Mereka natap kamu!" Kesal Farhan.

Arsi terkekeh pelan, suaminya ini sungguh cemburuan.

"Gak papa, kan aku isteri kamu bukan mereka. Udah itu udah di jemput."

Arsi menarik pelan tangan suaminya, lalu mereka masuk kedalam mobil dan menuju apartemen Alkar dan Ara.

Selama perjalanan Arsi tak berhenti tersenyum, wanita beranak satu itu sangat senang akan bertemu dengan Ara dan Alkar.

•••

"Abang!!" Teriak Ara.

Pasalnya ia tak melihat abangnya itu dari pagi hingga siang ini, Ara hanya sendirian. Agam dan Ravel mereka izin untuk pergi keluar sedangkan Alkar dia tidak tahu karena memang terakhir Ara melihat Abang tampannya itu semalem sebelum tidur.

"Kemana si!" Gadis itu mengehentak-hentakkan kakinya kesal, matanya berkaca-kaca karena tak kunjung menemukan Alkar.

"Awas aja nanti Ara ngambek sama Abang sampe Minggu depan!!" Kesalnya.

Ara beranjak menuju ruang tv dia menonton kembar kepala botak yang satu punya rambut yang satu enggak. Setengah jam kemudian Ara beranjak ke dapur mencari makanan lalu ia mengambil sebungkus mie kari ayam lalu memasaknya.

"Kangen bibi," lirih Ara.

Ara mengambil handphonenya lalu menghubungi seseorang, orang yang selalu ada untuknya

Bi Rasih.

Setelah menunggu sekian lama akhirnya panggilan Ara diangkat.

"Bibi!!" Seru Ara riang.

"Non,"

"Bibi Ara kangen, gimana kabar bibi? Bibi sehat kan? Yang lain juga gimana kabarnya bi? Mama sama papa, kakak, Abang gimana kabarnya?" Tanya Ara beruntun.

"Bai_"

Blubuk...blubuk...

Ucapan bi Rasih terpotong karena Ara meninggalkan hanphone nya begitu saja.

Queenzee [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang