12. Makan malam

12.2K 1.3K 39
                                    

Happy Reading♥(✿ฺ´∀'✿ฺ)ノ

®≈»♣

Valva kini sudah berada di rumahnya. Setelah mereka selesai makan tadi Zean langsung mengantarkan Valva pulang karena ia ada urusan di kantor. Ternyata selain menjadi Dosen, Zean juga menjadi CEO di perusahaan ayahnya yang kini telah menjadi miliknya. Widih paket lengkap gak tuh?

"Dari mana aja kamu?"

Valva seketika terkejut saat melihat Maxime yang sudah berada di kamarnya.

"Kamu ngapain di sini?"

"Aku tanya dari mana aja kamu?" Maxime mengulang pertanyaannya.

"Dari kampus," jawab Valva sambil meletakkan tasnya di atas nakas.

"Bohong!" bentak Maxime yang membuat Valva terlonjak kaget.

"Kamu ngapain bentak-bentak sih hah!" teriak Valva kesal.

Maxime menggertakkan rahangnya. "Aku tanya sekali lagi! Dari mana aja kamu?!"

"Kan aku udah bilang dari kampus!"


Valva seketika tersentak saat Maxime tiba-tiba menamparnya.

"Aku bilang jawab jujur ya jawab jujur!" bentak Maxime berteriak kencang.

"Kamu kenapa jadi kasar gini! Kan aku udah jawab aku dari kampus!" teriak Valva tak kalah kencang.

Maxime mencengkram bahu Valva kuat. "Bohong! Regi bilang kalian udah pulang dari jam 11 tadi!. Dan inj udah jam setengah tiga! Apa jangan-jangan kamu selingkuh sama laki-laki yang nganterin kamu tadi hah!!"

"Apa peduli kamu kalo aku pergi sama cowo lain! Kamu sering jalan sama cewe kegatelan itu aja aku gak pernaj marah Anjing!!" teriak Valva sambil menepis tangan Maxime yang mencengkram kuat bahunya.

"Udah aku bilang Valva aku sama Yura itu cuma sahabat!! Dan jangan pernah manggil Yura cewe gatel!" geram Maxime.

"Sahabat kamu bilang hah! Kamu selalu ngelarang aku deket sama Bima, Arsen dan Rafa padahal mereka cuma sahabat aku Maxime!!" Valva mulai meneteskan air matanya.

"Aghhh!" teriak Maxime frustasi sambil menendang lemari baju yang ada di dekatnya.

Tanpa kata Maxime langsung saja  pergi meninggalkan Valva yang menangis bahagia. Eh maaf maksudnya menangis sedih.

"Aghhh sialannn lo Maximeee!!" pekik Valva meluapkan kekesalannya.

"Non! Non gak kenapa-kenapa kan?" tanya Bi Marni yang tiba-tiba datang sambil membawa kotak p3k.

"Saya Gak pa-pa Bi," jawab Valva sambil menarik ingusnya.

"Sini Bibi obatin." Bi Marni menuntun  Valva untuk duduk di sebuah sofa.

"Gak pa&pa Bi. Valva bisa ngobatin sendiri kok," ucap Valva sambil menyandarkan punggungnya ke sofa.

"Emm ya udah kalo gitu. Bibi keluar dulu mau ngelanjutin masak. Ini kotak p3k nya Non," jawab Bi Marni sambil memberikan kotak p3k yang sedari tadi dia pegang.

Between hate and love♣ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang