23. Perdebatan setelah kecanggungan♣

11.2K 1.2K 58
                                    

Happy Reading cintahh ♥(✿ฺ´∀'✿ฺ)ノ

®≈»♣

Valva dan Zean kini sedang duduk di sofa ruang tamu dengan keadaan yang sama-sama kikuk. Tidak ada yang berani membuka suara karena kejadian yang baru saja mereka alami.

"Pak."

"Valva."

"Bapak duluan."

"Kamu duluan."

Valva pun menggaruk tengkuknya kikuk sementara Zean berdehem berusaha mengurangi kegugupannya.

"Bapak aja yang duluan."

"Kamu saja duluan," balas Zean mempersilakan Valva berbicara.

"Bapak aja, Bapak kan lebih tua."

"Kamu saja, kamu kan wanita."

"Bapak aja."

"Kamu saja."

"Bapak aja."

"Kamu saja."

Mereka berdua pun kembali terdiam.

"Pak."

"Valva."

Mereka kembali berucap berbarengan.

"Tuh kan. Makanya bapak aja yang duluan," kesal Valva muram.

"Emm, saya harap kamu lupain kejadian tadi."

"Ehh itu anu, kejadian tadi ya Pak? Lagian saya tadi gak liat apa-apa kok, suer." Valva mengangkat jari tengah dan telunjuknya sembari menyengir.

Zean menghembuskan napas lega. "Baguslah."

"Btw, punya bapak tadi lumayan gede," ujar Valva menatap Zean polos.

"REVALVAAA!!"

"MAKSUD SAYA KAMAR BAPAK YANG GEDE PAK!" teriak Valva saat Zean bersiap akan mencekiknya.

®≈»♣

"Iya sebelah sana. Ahh iya di situ. Aduh jangan kenceng-kenceng Valva, ssttt."

"Ck! Bapak bisa diem gak sih. Ini saya juga udah pelan-pelan," gerutu Valva menekan kuat kaki Zean yang terlihat membengkak.

"Aduh! Saya begini juga kan gara-gara kamu."

"Lah kok bapak nyalahin saya! Siapa suruh bapak ngejer saya!" elak Valva tak mau disalahkan.

"Siapa suruh kamu mengambil handphone saya!" jawab Zean sengit.

"Siapa suruh bapak moto-moto saya!" balas Valva tak kalah sengit.

"Siapa juga yang memfoto kamu? Pede sekali!" cibir Zean.

"Terus tadi apa coba?!" teriak Valva penuh dendam.

"Saya tadi iseng mencoba kamera saya," jawab Zean beralasan.

"Mana ada! Bilang aja kalo bapak memang mau ngefoto saya," cibir Valva melirik Zean sinis.

"Ck! Terserah kalo kamu tidak percaya," ujar Zean yang hanya dibalas dengusan keras oleh Valva.

Kejadian ini berawal saat Valva dan Zean sama-sama duduk diam di sofa menunggu hujan yang turun sangat deras itu sedikit reda. Saat Valva sedang asik-asiknya melamun tentang roti sobek Zean yang ia lihat tadi, tiba-tiba saja sebuah flash kamera terpancar terang yang berasal dari kamera ponsel Zean yang ia arahkan pada Valva. Valva pun dengan sigap mengambil ponsel Zean dengan maksud untuk menghapus foto yang telah Zean ambil, dan Zean yang tak terima pun berusaha mengambil kembali ponselnya hingga terjadilah aksi kejar-kejaran antara mereka berdua di ruang tamu. Namun naas, saat Zean sedang mengejar Valva, kaki sebelah kanannya tak sengaja menyandung ujung sofa hingga membuatnya tersungkur dengan tidak estetik.

Between hate and love♣ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang