AL-HIKAM PASAL 195
Referensi kitab 📚
🍂 Asy-Syaikh Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Atho'illah As-Sakandari 🍂بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
تـَسبِقُ اَنْوارُ الحُكمَاءِ اَقْوَالهُمْ فحَيْثُ صَارَالتَنْويْرُ وَصـلَ التّـَعْبيْرُ
“Nur ulama’ ahli hikmah(makrifat) itu selalu mendahului perkataan mereka, karena itu apabila sudah mendapat penerangan dari nur dalam hatinya, maka sampailah keterangan yang dikatakan mereka itu.”
Syarah
Ulama’ ahli hikmah(ahli makrifat) itu bila memberikan nasihat/keterangan akan bisa diterima oleh hati orasng yang mendengarkan,sebagaimana tanah yang tandus dan mati yang disirami dengan air hujan yang lebat, lalu orang yang mendengar bisa mengambil manfaat dari nasihatnya, itu semua dikarenakan mereka (‘arifiin) selalu berhubungan dengan Allah, dan minta taufiq dan hidayah dari Allah, dan hanya Allah yang mengatur kalimat yang keluar dari perkataannya, dan Allah yang mengatur pendengaran orang yang mendengarkan.
Rasulullah bersabda :
رأ ْسُ الحِكمةِ مَخافَةاللهِ
pokok dari segala hikmah itu ialah takut kepada Allah .
Ulama’ yang tidak takut kepada Allah, adalah ulama’ suu’ (penipu ummat). Siapa yang bertambah ilmunya tapi tidak bertambah hidayah imannya, maka tidak bertambah dekatnya kepada Allah, bahkan bertambah jauh.
Allah berfirman :
إ ِنَّماَ يَخْشىَ اللهَ مِنْ عِباَدهِ العُلماءُ
(Sesungguhnya yang benar-benar takut kepada Allah hanyalah para ulama’).
Penerjemah📝
🌺Asy-Syaikh Al-Habib Shohibul Faroji Azmatkhan🌺🔖
KAMU SEDANG MEMBACA
KITAB Santri AL-HIKAM (Lengkap)
Historia CortaKITAB AL - HIKAM Karya: SYEIKH IBNU ATHAILLAH AS- SAKANDARIY